Namun, di tengah retorika keamanan, diplomasi sering dipinggirkan. Pencaplokan tetap berjalan, sementara nyawa sandera menjadi taruhan yang mahal.
4. Evakuasi dan Dilema Kemanusiaan
Israel memberi tenggat hingga 7 Oktober 2025 untuk evakuasi warga sipil. Sekitar 800 ribu orang harus meninggalkan Kota Gaza. Banyak di antaranya telah menjadi pengungsi beberapa kali.
Evakuasi massal ini menimbulkan pertanyaan etis. Apakah ini bentuk perlindungan atau pengusiran paksa? Dalam konteks hukum humaniter internasional, evakuasi harus dilakukan demi keselamatan, bukan untuk tujuan politik.
Organisasi kemanusiaan memperingatkan risiko krisis pangan, kekurangan obat, dan lumpuhnya layanan kesehatan. Sistem kesehatan Gaza sudah berada di ambang kolaps.
Bantuan yang dijanjikan sering kali tak sebanding dengan kebutuhan di lapangan. Distribusi pun terhambat blokade dan kondisi keamanan.
5. Refleksi: Gaza di Mata Dunia
Konflik Gaza bukan hanya masalah regional. Ia adalah ujian bagi sistem hukum internasional dan solidaritas kemanusiaan global. Respons dunia menjadi cermin nilai-nilai yang benar-benar kita junjung.
Pencaplokan yang dilakukan dengan dalih keamanan mengundang kritik dari berbagai negara. Namun, suara-suara ini sering tenggelam di tengah kepentingan geopolitik.
Media berperan penting dalam menjaga perhatian publik. Tanpa liputan yang konsisten, tragedi di Gaza bisa dilupakan, terkubur oleh berita-berita baru.