Mohon tunggu...
Karnita
Karnita Mohon Tunggu... Guru

"Aku memang seorang pejalan kaki yang lambat, tapi aku tidak pernah berhenti." — Abraham Lincoln.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Mengurai Ketimpangan PTS dan PTN: Saatnya Keadilan Pendidikan Dibangun Bersama

4 Juli 2025   13:16 Diperbarui: 4 Juli 2025   13:16 71
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ABPPTSI  berkunjung ke Pikiran Rakyat bertemu  langsung oleh Pemimpin Redaksi Koran Pikiran Rakyat  /Armin Abdul Jabbar/PR

Mengurai Ketimpangan PTS dan PTN: Saatnya Keadilan Pendidikan Dibangun Bersama

"Yang kami minta bukan belas kasih, tapi keadilan agar bisa tumbuh bersama."ABPPTSI

Oleh Karnita

Pendahuluan

Suasana di ruang redaksi Pikiran Rakyat pada 2 Juli 2025 siang terasa penuh urgensi. Ketua ABPPTSI Jawa Barat, Dr. H. R. Ricky Agusiady, datang membawa satu pesan tegas: perguruan tinggi swasta (PTS) masih belum diperlakukan secara adil oleh pemerintah. Dengan lebih dari 4.000 PTS tersebar di Indonesia dan sekitar 400 di Jawa Barat, pengelola PTS menanggung beban berat di tengah tekanan kebijakan yang lebih memihak pada perguruan tinggi negeri (PTN).

Berita berjudul “Perguruan Tinggi Swasta Masih Merasakan Perlakuan tak Adil dari Pemerintah” yang dimuat oleh Pikiran Rakyat (2 Juli 2025) memotret realitas: PTS kehilangan ruang tumbuh akibat dominasi penerimaan mahasiswa oleh PTN, rasio dosen memburuk karena migrasi ke PTN, serta akses terhadap anggaran dan akreditasi yang timpang. Saat PTN memiliki banyak jalur masuk hingga jalur mandiri yang mahal, PTS justru kehilangan basis utama operasionalnya: jumlah mahasiswa.

Isu ini bukan sekadar keluhan. Ini soal keadilan dalam pendidikan tinggi. PTS memegang peran strategis sebagai jembatan akses pendidikan ke pelosok negeri, terutama bagi kelompok sosial-ekonomi menengah ke bawah. Maka, ketidakadilan yang dialami PTS adalah luka bagi sistem pendidikan nasional secara keseluruhan.

1. Rebutan Mahasiswa: Ketimpangan yang Kian Menganga

Persaingan PTS dan PTN dalam merebut mahasiswa bukan lagi sehat, tetapi timpang. Jalur SNBP, SNBT, dan bahkan jalur mandiri yang disediakan PTN menyerap hampir seluruh potensi mahasiswa. Meski jalur mandiri seringkali lebih mahal dari biaya PTS, masyarakat tetap memprioritaskan PTN karena citra unggulannya.

Akibatnya, banyak PTS kehilangan daya saing dalam penerimaan mahasiswa baru (PMB). Sistem ini membuat PTS tak hanya bersaing antar-sesama, tapi juga melawan negara yang menyubsidi lawannya secara langsung. Ini ibarat bertarung tanpa pelindung melawan lawan bersenjata lengkap.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun