Mohon tunggu...
Karnita
Karnita Mohon Tunggu... Guru

"Aku memang seorang pejalan kaki yang lambat, tapi aku tidak pernah berhenti." — Abraham Lincoln.

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop

Serangan dan Seruan: Antara Rudal, Rumah Sakit, dan Retorika Moral

26 Juni 2025   20:01 Diperbarui: 26 Juni 2025   20:01 101
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Benjamin Netanyahu Murka Iran Serang RS Soroka, Tapi Tak Bercermin Kebiadaban Israel di Gaza. /Reuters/Ammar Awad

Kita tidak sedang membela satu negara dan mencela lainnya. Kita sedang mengupayakan agar rumah sakit, sebagai simbol terakhir dari harapan di medan perang, tidak dijadikan alat politik atau tameng propaganda. Serangan di Soroka adalah tragedi. Tapi luka itu terasa hipokrit jika pelaku pemboman rumah sakit lain menuduh pihak lain tanpa mengakui dosanya sendiri.

2. Retorika dan Realitas: Siapa yang Menjaga Kemanusiaan?

Netanyahu menyebut Israel sebagai demokrasi yang bertindak dengan hukum. Tapi pernyataan ini bertolak belakang dengan fakta-fakta lapangan. Serangan ke RS Al-Ahli pada 17 Oktober 2023, atau pengepungan kejam di RS Al-Shifa pada April 2024, menunjukkan bahwa hukum yang dimaksud lebih sering dimanipulasi untuk membenarkan kekerasan.

Iran, lewat Menteri Luar Negeri Abbas Araghchi, mengklaim bahwa target sebenarnya adalah markas militer yang berdekatan dengan RS Soroka. Ini pun tidak serta merta membebaskan tanggung jawab atas dampak sipil. Namun, perbedaan penting tetap harus dicatat: Iran tidak menyembunyikan fakta bahwa ada target militer, sementara Israel selama ini berkali-kali menyangkal, membantah, dan baru mengaku setelah tekanan internasional.

Pertanyaannya bukan hanya siapa yang memulai atau membalas. Tapi siapa yang bisa mempertanggungjawabkan tindakannya tanpa memutarbalikkan narasi. Ketika demokrasi menggunakan logika militeristik untuk membenarkan pembunuhan sipil, dunia kehilangan acuan moral. Dan ketika retorika moral dipakai secara selektif, publik kehilangan kepercayaan.

3. Sorotan Dunia dan Krisis Legitimasi Moral

Benjamin Netanyahu Murka Iran Serang RS Soroka, Tapi Tak Bercermin Kebiadaban Israel di Gaza. /Reuters/Ammar Awad
Benjamin Netanyahu Murka Iran Serang RS Soroka, Tapi Tak Bercermin Kebiadaban Israel di Gaza. /Reuters/Ammar Awad

Pernyataan Netanyahu mendapat kecaman keras dari masyarakat internasional, termasuk dari badan-badan seperti PBB dan WHO yang telah lama mencatat pelanggaran berat terhadap rumah sakit Gaza. Seruan dari tokoh seperti Andrew Cayley dari Pengadilan Kriminal Internasional mempertegas bahwa Israel telah memanipulasi narasi keamanan untuk menjustifikasi kejahatan perang.

Kecaman ini tidak bisa dianggap remeh. Ketika opini publik global mulai mencurigai motif di balik pernyataan Netanyahu, legitimasi moral Israel penjajah mulai retak. Dunia tidak bisa lagi dibujuk dengan klaim sepihak, apalagi jika bukti visual dan laporan independen menunjukkan hal sebaliknya.

Inilah krisis yang tengah berlangsung: bukan sekadar konflik geopolitik, tetapi runtuhnya kredibilitas etis dari pihak yang selama ini mengklaim posisi sebagai korban, namun diam-diam memainkan peran agresor. Dunia kini menuntut keadilan yang tidak parsial, dan kepekaan yang tidak selektif.

4. Gaza: Dari Rumah Sakit ke Reruntuhan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun