Mohon tunggu...
Karnita
Karnita Mohon Tunggu... Guru

"Aku memang seorang pejalan kaki yang lambat, tapi aku tidak pernah berhenti." — Abraham Lincoln.

Selanjutnya

Tutup

Halo Lokal

Alarm bagi Kerusakan Lingkungan di Lembang: Banjir Deras dan Ancaman Nyata bagi Warga

25 Mei 2025   08:13 Diperbarui: 25 Mei 2025   08:23 721
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Motor terseret banjir di Lembang (Foto: dok. Istimewa)

Alarm bagi Kerusakan Lingkungan di Lembang: Banjir Deras dan Ancaman Nyata bagi Warga

"Air yang dulu menjadi sumber kehidupan kini menjadi ancaman yang menghantui."

Oleh Karnita

Pendahuluan 

Hujan deras yang mengguyur kawasan Lembang, Kabupaten Bandung Barat, pada Jumat (23/5/2025, Kompas.com) membawa dampak serius. Sejumlah ruas jalan utama terendam banjir, bahkan sebuah sepeda motor terseret arus deras sepanjang sekitar 30 meter di Jalan Maribaya, Desa Kayuambon. Insiden ini bukan hanya peristiwa tunggal, melainkan alarm nyata yang mengingatkan kita pada kerusakan lingkungan yang semakin parah dan berpotensi mengancam keselamatan warga.

Fenomena banjir di Lembang seolah mengulangi cerita lama, namun kali ini dengan intensitas yang lebih mengkhawatirkan. Bukan hanya soal hujan deras, tetapi juga perubahan alam yang tak terkontrol akibat eksploitasi sumber daya alam dan pengelolaan kawasan yang kurang tepat. Masyarakat pun terjebak dalam situasi sulit; mereka yang nekat melintasi banjir kerap kali harus menghadapi risiko tinggi, bahkan sampai terbawa arus deras.

Lalu, apa sebenarnya yang terjadi di Lembang? Mengapa banjir ini kerap terjadi, dan apa yang harus dilakukan sebagai upaya mitigasi agar tragedi ini tidak terus berulang?

1. Banjir di Jalan Maribaya: Gambaran Kerusakan Lingkungan yang Nyata

Banjir yang terjadi di Jalan Maribaya, Desa Kayuambon, menggambarkan problematika lingkungan yang sudah parah. Ketinggian air mencapai sekitar 50 sentimeter, cukup untuk menimbulkan bahaya signifikan bagi pengendara, seperti yang dialami seorang pengendara motor yang terseret sejauh 30 meter oleh arus deras. Kejadian ini bukan kasus pertama, melainkan sudah berulang kali terjadi setiap musim hujan deras.

Aliran air deras yang menumpuk pada kontur jalan yang menurun menjadi penyebab utama banjir ini. Kondisi ini memperlihatkan bagaimana tata kelola ruang dan pengelolaan air di kawasan Lembang masih belum memadai, bahkan berpotensi memperparah risiko bencana.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Halo Lokal Selengkapnya
Lihat Halo Lokal Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun