Mohon tunggu...
Karnita
Karnita Mohon Tunggu... Guru

"Aku memang seorang pejalan kaki yang lambat, tapi aku tidak pernah berhenti." — Abraham Lincoln.

Selanjutnya

Tutup

Nature Artikel Utama

Satu Rumah, Satu Biopori: antara Kewajiban dan Kesadaran Ekologis

27 April 2025   07:05 Diperbarui: 29 April 2025   17:15 308
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi: Lubang biopori dapat dibuat dengan mudah di halaman rumah. (Sumber: SHUTTERSTOC/ANI FATHUDIN via kompas.com)

"Jangan menunggu bencana datang baru sadar pentingnya air."

Pendahuluan

Rabu, 23 April 2025, media Republika memuat kabar penting dari Tasikmalaya: Pemkot setempat tengah menyusun regulasi yang mewajibkan setiap rumah membuat satu lubang biopori. 

Inisiatif ini digulirkan oleh Dinas Lingkungan Hidup (DLH) sebagai langkah antisipatif terhadap makin berkurangnya cadangan air tanah dan meningkatnya masalah limbah organik rumah tangga. 

Kepala DLH, Deni Diyana, menyatakan bahwa kebijakan ini akan dituangkan dalam surat edaran Wali Kota dan menjadi bagian dari program "Satu Rumah Satu Biopori".

Langkah ini muncul di tengah kekhawatiran terhadap laju alih fungsi lahan di perkotaan, terutama di kawasan pemukiman padat yang minim ruang hijau dan resapan. 

Deni mengungkapkan bahwa setelah hanya lima bulan musim kemarau, banyak sumur warga di Tasikmalaya mulai mengering. Fakta ini menunjukkan bahwa ancaman kekeringan bukan lagi sekadar wacana, melainkan kenyataan yang perlu ditanggapi serius.

Sebagai warga yang mencintai kotanya dan merindukan keberlanjutan, saya menyambut baik arah kebijakan ini. 

Namun sebagaimana lazimnya kebijakan lingkungan di Indonesia, pertanyaannya selalu sama: apakah kebijakan ini akan tinggal sebagai tulisan di atas kertas? Ataukah benar-benar mengakar hingga menjadi kebiasaan warga sehari-hari?

Membenahi Mentalitas 'Asal Bangun Jadi'

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun