Mohon tunggu...
Mia
Mia Mohon Tunggu... Bankir - My Self, Only Mine

Karyawan swasta

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

3 x 1

28 Juli 2019   16:21 Diperbarui: 28 Juli 2019   16:38 39
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Eh, jangan macam-macam yach. Suruh Saro keluar, jangan seperti anak perempuan bersembunyi di dalam!" Katanya sambil bertolak pinggang dan menatapku sinis. Oh, rupanya Si Gondrong ini pemimpinnya.

"Saro? Siapa tuch? Itu nama orang atau nama makanan? Nama seaneh itu tidak pernah beredar di himpunan kami!" Kataku sambil ikut-ikutan bertolak pinggang.

"Eh, perempuan jangan ikut campur yach!" Katanya mengancamku sambil mengacungkan telunjuknya. "Kami hanya mau mengecek, apa dia ada bersembunyi di ruangan ini atau tidak!" Lanjutnya

"Apa tidak salah! Ini kan himpunanku, daerahku. Saya mau ikut campur, mau jungkir balik, mau ngusir orang-orang jelek seperti kalian, itu urusan saya!" Kataku dengan nada menantang.

"Banyak bacot neh cewek!" Katanya sambil menoleh ke teman dibelakangnya.

 "Sudah Ver, cuekin saja. Langsung saja geledah ruangannya!" Kata teman dibelakangnya.

Tanpa menunggu lebih lama lagi tiba-tiba si gondrong ini langsung memaksa masuk sambil mendorong badanku ke belakang yang membuat kepalaku terantuk di daun pintu.

"BUKKK!" tiba-tiba tinjuku mendarat dengan sempurna dimukanya. Sesaat setelah itu dia balas menampar pipiku. Lumayan sakit juga sich. Untuk kedua kalinya kuhadiahkan tinjuku dimukanya yang membuat darah segar keluar dari hidungnya.

Aku agak kaget sich, tapi... ach biarkan saja, siapa suruh cari gara-gara. Dia berusaha membalas kembali tapi dicegah oleh teman-temannya.

"Sudahlah Ver, kamu mau berkelahi sama perempuan?" Kata mereka.

"Dia tuch bukan perempuan tapi nenek sihir. Seenaknya saja main pukul!" Katanya dengan nada emosi sambil memegang hidungnya yang berdarah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun