Mohon tunggu...
Karmel Simatupang
Karmel Simatupang Mohon Tunggu... Ilmuwan - The Batakland

Pecinta Keutuhan Ciptaan

Selanjutnya

Tutup

Nature

Toba Bersih dari Keramba

13 Maret 2020   10:13 Diperbarui: 13 Maret 2020   10:18 57
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Nature. Sumber ilustrasi: Unsplash

Sudah berkali-kali kita dengar bahwa pemerintah akan membersihkan keramba jaring apung (KJA) dari Danau Toba. Namun, janji tersebut hingga kini belum juga terpenuhi.

Para pencinta Danau Toba dan diasporanya di seluruh dunia sudah begitu lama menyuarakan agar danau ini dibebaskan dari KJA sebab tidak hanya berkontribusi mencemari, tetapi juga merusak estetika, orisinalitas, dan budaya leluhur bangsa Batak yang sangat menghargai danau ini sebagai sumber air bersih, mual na tio.

Beberapa penelitian membuktikan bahwa pencemaran Danau Toba sudah sangat berbahaya. Terakhir, laporan studi tim Bank Dunia, yang diberitakan berbagai media, menyimpulkan bahwa kerusakan Danau Toba sudah sangat parah sebab airnya kotor.

Masih segar di ingatan, pada 2018, ikan di KJA mati secara massal dan mendadak. Ratusan ton ikan mengambang ke permukaan, menimbulkan bau menyengat. Kematian ikan itu diduga karena kandungan oksigen terlarut air berkurang dan kenaikan limbah pakan ke permukaan (Kompas, 24/8/2018). Ini kejadian berulang-ulang. Tentu kita tak ingin kejadian serupa kembali lagi.

Kebijakan pemerintah menetapkan kawasan Danau Toba (KDT) sebagai destinasi utama proyek perintis pengembangan pariwisata nasional sangat tepat. Bahkan, KDT diproyeksikan sebagai destinasi unggulan berkelas internasional.

Alasannya, KDT memiliki daya tarik kuat dan memikat yang berbasis potensi alam. Pembentukannya pernah menggetarkan bumi melalui peristiwa dahsyat meletusnya Gunung Toba purba 74.000 tahun lampau.

Pemerintah telah menetapkan KDT sebagai kawasan Geopark (Taman Bumi) Kaldera Toba nasional dan sedang menunggu ditetapkan menjadi bagian Geopark Global UNESCO, September 2019. Prasyarat utamanya adalah konservasi situs geologi, budaya, dan hayati di dalamnya, termasuk perairan Danau Toba itu sendiri.

Membiarkan danau ini dengan tingkat pencemaran tinggi seperti sekarang sama seperti menghadiahi jutaan anak cucu dengan masa depan lingkungan mematikan. Kita tak mau mimpi buruk ini terjadi.

Karmel Simatupang
Penggiat Geopark Kaldera Toba,
Medan, Sumatera Utara

Sumber: Kompas, 6 Februari 2019 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun