Mohon tunggu...
Karla Wulaniyati
Karla Wulaniyati Mohon Tunggu... Lainnya - Senang Membaca dan (Kadang-kadang) Menulis di karlawulaniyati.com

Let the beauty of what you love be what you do (Rumi)

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Kategori Toxic Relationship Ini yang Paling Mengerikan

21 November 2020   19:34 Diperbarui: 21 November 2020   19:36 206
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Saya mendengar istilah toxic people beberapa waktu lalu. Buat saya istilah ini menarik karena selama ini yang saya tahu toxic/racun berlaku buat sesuatu yang ada secara fisik seperti racun dalam zat berbahaya, racun dalam makanan, racun di hewan, dan sebagainya.

Ternyata racun tidak hanya ada secara fisik tetapi juga ada secara nonfisik dalam hal ini menempel pada manusia dan hubungan antar manusia. Ini yang diistilahkan dengan toxic people dan toxic relationship.

Pembahasan toxic people sangat banyak diberbagai artikel dan sangat mudah dicari dengan mesin pencarian, saya tuliskan beberapa ciri toxic people yang diambil dari berbagai artikel.

Di antara ciri  toxic people adalah:

1. Tukang kritik
2. Perusak diri sendiri
3. Tidak bertanggungjawab
4. Mementingkan diri sendiri
5. Manipulatif
6. Narsistim
7. Negatif thingking
8. Penghasut
9. Meremehkan dan merendahkan
10. Sulit meminta maaf
11. Tidak memiliki empati dan simpati, serta ciri lainnya.

Tidak selesai sampai disitu, racun yang ditebar oleh toxic people ternyata bisa menjadi salah satu penyebab terjadinya toxic relationship.

Toxic relationship juga memiliki ciri, diantara cirinya :

 1. Selalu dikontrol oleh pasangan

 2. Sulit menjadi diri sendiri

 3. Tidak mendapat dukungan

 4. Selalu curiga dan dikekang

 5. Sering dibohongi

 6. Menerima kekerasan fisik

 7. Banyak kekurangan

 8. Direndahkan

 9. Sering disalahkan

10. Selalu dicemburui

11. Komunikasi yang buruk, dan ciri yang lainnya.

Toxic relationship bisa terjadi pada hubungan antar teman, pasangan, rekan kerja, keluarga, dan lainnya.

Buat saya ada kategori toxic relationship yang berbahaya dan mengerikan yaitu toxic parent(s). Orang tua disini bisa jadi hanya salah satu atau bahkan keduanya.

Sejatinya orang tua adalah pembangun dan pendidik anak yang pertama bahkan yang utama, bisa dibayangkan pembangunan dan pendidikan anak terutama jiwa, emosional dan mental bahkan juga fisik anak yang dilakukan toxic parent(s).

Pembangunan dan pendidikan anak yang seharusnya menjadi pondasi awal yang baik dan kokoh malah buruk, keropos dan rentan roboh.

Orang tua yang seharusnya menjadi tempat yang paling aman bagi anak ternyata menjadi tempat paling berbahaya dan mengerikan terutama bagi kesehatan mental dan jiwa anak.

Yang lebih mengerikan kalau ada orang tua yang menjadi toxic parent(s) tidak menyadari bahwa apa yang dilakukan dengan menyebarkan racun pada anak adalah hal yang buruk bagi anak.

Diantara ciri-ciri toxic parent(s) :

 1. Egois dan kurang empati pada anak.

 2. Reaktif secara emosional

 3. Suka mengontrol

 4. Kurang menghargai

 5. Menyalahkan dan mengkritik anak secara berlebihan

 6. Menuntut berlebihan

 7. Mengungkit apa yang telah dilakukan untuk anak

 8. Melakukan penyiksaan fisik atau verbal

 9. Merasa bersaing dengan anak

10. Mengutamakan kepentingan diri (orang tua) dibanding kepentingan dan perasaan anak

11. Mempermalukan anak, dan ciri lainnya.

Tanpa disadari anak akan terluka secara mental dan emosiaonal sehingga berdampak buruk bagi kesehatan mental dan jiwa bahkan fisik anak.

Perlakuan toxic parent(s) akan membentuk anak nantinya. Bukan tidak mungkin membentuk rantai yang akan diturunkan terus menerus.

Rantai yang dibentuk adalah toxic parent(s) akan menjadi salah satu penyebab lahirnya toxic people yang akan melekat pada anak. Disaat anak dewasa kemudian memiliki anak bukan tidak mungkin juga akan menjadi toxic parent(s).

Menyedihkan bukan kalau generasi penerus menjadi buruk dan jelek kualitas jiwa dan mentalnya karena memiliki toxic parents.

Bahkan toxic parent(s) seperti merenggut hal baik-- terutama mental dan jiwa-- yang seharusnya dimiliki seorang anak karena bisa jadi racun yang ditebarkan orang tua sudah mengakar serta tumbuh bersama diri dang anak dan yang lebih menyedihkan anak tidak tahu bahwa banyak hal baik yang bisa dilakukan dan dimilikinya karena yang anak tahu dia hidup dengan tebaran racun yang diberikan orangtuanya.

Toxic parent(s) dilatarbelakangi dari banyak hal. Tetapi bagi saya apapun alasannya tidak selayaknya orangtua menjadi penyebab keburukan bahkan kehancuran anaknya.

Memang kehancuran yang terjadi tidak terlihat secara fisik karena menyerang mental dan jiwa, tetapi justru mental dan jiwa yang baik adalah salah satu penyebab kebahagiaan, ketenangan dan modal dalam menjalani hidup yang baik dan bahagia.

Dapat dipastikan menempel dimanapun toxic/racun akan sangat merusak. Racun yang ada secara fisik merusak jasmani, racun nonfisik merusak mental dan jiwa.

Sudah selayaknya sebagai orang tua bukan racun yang diberikan, ditebar, dan ditanamkan pada anak tetapi haruslah hal terbaik yang  diberikan pada anak, karena bagaimanapun anak memiliki hak mendapatkan yang terbaik yang bisa diberikan orang tua, selain juga anak adalah harta berharga bagi orang tua di dunia juga di akhirat.

Karla Wulaniyati untuk Kompasiana

Bandung, 21 November 2020

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun