Mohon tunggu...
Karla Wulaniyati
Karla Wulaniyati Mohon Tunggu... Lainnya - Senang Membaca dan (Kadang-kadang) Menulis di karlawulaniyati.com

Let the beauty of what you love be what you do (Rumi)

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

"Ghosting", Menghilang Layaknya Hantu

9 April 2019   18:18 Diperbarui: 10 April 2019   15:07 367
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sekarang ini banyak istilah yang disematkan dalam menjalani keseharian seperti pada interaksi sosial, perilaku, dan sebagainya. 

Setelah istilah shaming dan fake, saya menemukan istilah ghosting. Awalnya saya yang penakut beranggapan bahwa istilah ghosting disematkan pada hal yang berhubungan dengan hantu, mistik, dan pasti menyeramkan. Ternyata ghosting di sini maknanya saja yang mirip dengan hantu karena tiba-tiba hilang. 

Makna dari ghosting adalah memutuskan hubungan dengan menghentikan semua komunikasi dan kontak dengan mantan mitra tanpa peringatan atau justifikasi yang jelas, serta mengabaikan upaya mantan mitra untuk menjangkau atau berkomunikasi. (en.m.wikipedia.org) 

Karena saya baru tahu istilah ghosting seperti biasa saya mencari tahu di beberapa artikel yang membahas tentang ghosting. Kebanyakan pembahasan artikel tentang ghosting menyoroti yang berhubungan dengan hubungan sesama manusia baik persahabatan atau percintaan. 

Pada artikel ini saya tidak akan menuliskan penyebab, ciri-ciri, dan cara mengatasi ghosting tetapi tentang situasi atau keadaan di mana sering terjadi ghosting. Artikel ini bukan berdasarkan studi literatur, penelitian ilmiah hanya berdasarkan pengamatan saya jadi jika ada yang tidak setuju saya tidak akan membantahnya. 

Ada tiga situasi ghosting yang biasa terjadi di sekeliling dalam keseharian kita di antaranya:

1. Ghosting dalam persahabatan dan percintaan

pixabay.com
pixabay.com
Ghosting yang saya baca dalam artikel kebanyakan terkait dalam hubungan sesama manusia. Tidak hanya hubungan percintaan tetapi bisa juga hubungan pertemanan atau persahabatan.

Ghosting dalam makna hubungan  adalah keadaan di mana seseorang menghilang secara tiba-tiba dan tanpa penjelasan setelah sebelumnya menjalin hubungan secara intens (percintaan), sangat dekat (pertemanan atau persahabatan). 

Pasti ada alasan baik untuk pelaku maupun korban ghosting, tetapi apapun alasannya terutama untuk korban ghosting menyebabkan hal tidak menyenangkan, mendatangkan sedih, tidak jarang perlu waktu yang tidak sebentar untuk bisa melaluinya.

2. Ghosting dalam pekerjaan

www.shutterstock.com
www.shutterstock.com
Ghosting dalam pekerjaan juga tidak sedikit terjadi. Berbagai alasan hingga seseorang melakukan ghosting di tempat kerja. Contohnya  tempat kerja yang tidak enak, tidak nyaman, atau malah terdapat alat dan bahan yang berbahaya. membahayakan. 

Ada juga karena perlakuan terhadap diri yang tidak patut, seperti ucapan yang kasar, shaming karena senioritas atau merasa lebih mampu dan sebagainya. 

Pekerja yang merasa tidak kerasan akan melakukan menghilang tiba-tiba layaknya hantu tanpa ijin apalagi mengajukan surat pemgunduran diri. Begitu merasa sudah tidak nyaman maka langsung saja menghilang layaknya hantu.

Tentu perusahaan yang mengalami pekerjanya melakukan ghosting akan mendapatkan masalah kesulitan seperti tidak adanya pekerja dibagian yang ditinggalkan karena tentu bukan hal yang mudah mencari pekerja pemgganti dengan cepat. Pekerjaan pun akan terbengkalai.

3. Ghosting dalam menulis

pixabay.com
pixabay.com
Terakhir yang saya soroti atas tindakan ghosting adalah dalam hal menulis.

Sudah beberapa waktu saya tidak menayangkan artikel di Kompasiana. Saat membaca tentang ghosting saya jadi merasa sebagai pelaku ghosting dalam menulis di Kompasiana. 

Saya memang tidak berhenti menulis karena sekarang ini sedang mencoba belajar menulis di platform lain. Tadinya dengan semangat tinggi merasa yakin akan bisa menampilkan artikel setiap hari di kedua platform. Tetapi kenyataannya untuk bisa menayangkan artikel di satu platform saja bukan hal yang mudah buat saya yang membuat saya sering menghilang di Kompasiana. 

Sedihnya saya merasa sebagai pelaku ghosting menghilang layaknya hantu dalam hal menulis di Kompasiana. Walaupun tidak ada orang lain yang dirugikan dengan melakukan ghosting menulis tetapi saya merasa pasti ada kerugiannya. 

Setelah saya telaah ternyata kerugiannya itu berlaku bagi pelaku ghosting dalam menulis. Jika untuk dua poin di atas yang dirugikan adalah korban, tetapi kalau dalam menulis pelaku yang akan dirugikan karena pelaku bisa juga sekaligus korban dari ghosting.

Kerugian yang saya dapatkan setidaknya gara-gara melakukan ghosting pencapaian penulisan saya di Kompasiana bulan Maret kemarin menurun. Baik dalam artikel yang saya tayangkan, maupun artikel yang masuk Pilihan dan Headline berkurang dari bulan-bulan sebelumnya. Belum lagi kemampuan menulis saya jadi tidak terasah baik dengan tidak menayangkan artikel di Kompasiana.

Buat saya ghosting merugikan terutama untuk korban. Walau jika ghosting terjadi sebenarnya peristiwa satu arah karena tidak akan kembali lagi tetapi akan lebih baik jika ada masalah dibicarakan agar menemukan jalan pemecahan terbaik tidak tiba-tiba menghilang layaknya hantu.

Karla Wulaniyati Untuk Kompasiana
Karawang, Selasa 9 April 2019

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun