Mohon tunggu...
Karis Cindiana
Karis Cindiana Mohon Tunggu... Mahasiswa MK Jurnalistik PBSI FKIP UNS

Mahasiswa Universitas Sebelas Maret

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Istirahat Digital, Kunci Sehat yang Sering Terlupakan

13 Oktober 2025   23:52 Diperbarui: 13 Oktober 2025   23:52 11
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Lyfe. Sumber ilustrasi: FREEPIK/8photo

Ketika berbicara tentang hidup sehat, kebanyakan orang akan langsung teringat pada olahraga, makanan bergizi, atau tidur yang cukup. Namun di tengah kehidupan yang serba terhubung, ada satu hal penting yang sering diabaikan, yaitu istirahat dari layar. Berhenti sejenak dari ponsel, komputer, dan notifikasi yang terus berdatangan ternyata juga bagian dari menjaga kesehatan tubuh dan pikiran. 

Coba renungkan sejenak, berapa jam dalam sehari kita benar-benar lepas dari layar. Sejak membuka mata di pagi hari, sebagian besar dari kita langsung mengecek pesan, bekerja atau belajar di depan komputer, lalu menghabiskan waktu luang dengan menonton video atau bermain media sosial. Apakah kita benar-benar beristirahat, atau hanya berpindah dari satu layar ke layar lain? Aktivitas ini memang tampak biasa, tetapi tanpa disadari membuat otak kita terus bekerja tanpa henti. Cahaya biru dari layar juga dapat mengganggu hormon tidur dan membuat tubuh sulit beristirahat meskipun sudah berbaring. 

Banyak orang menganggap rebahan sambil menatap ponsel sudah termasuk istirahat, padahal yang terjadi justru sebaliknya. Pikiran tidak benar-benar berhenti bekerja karena masih harus memproses gambar, suara, dan informasi yang masuk. Akibatnya, kita merasa lelah, mudah cemas, dan kehilangan fokus. Kondisi ini dikenal sebagai kelelahan digital, dan dapat dialami siapa saja tanpa memandang usia. 

Remaja mungkin kelelahan karena terlalu lama menatap media sosial, orang dewasa sibuk dengan pesan pekerjaan, sementara orang tua sering kebingungan menghadapi banjir informasi di layar. Semua kelompok usia memiliki risiko yang sama jika tidak mulai belajar untuk berjarak dari dunia digital. Bukankah ironis jika teknologi yang awalnya dibuat untuk memudahkan justru perlahan menggerus keseimbangan hidup kita? 

Istirahat digital bukan berarti menolak kemajuan teknologi. Ini adalah cara sederhana untuk menyeimbangkan hidup di antara dunia nyata dan dunia maya. Beberapa langkah kecil bisa membantu memulainya. Misalnya dengan menonaktifkan notifikasi yang tidak penting, menutup layar satu jam sebelum tidur, atau menghindari ponsel saat makan bersama keluarga. Sesekali berjalan di luar rumah tanpa membawa gawai juga bisa menjadi bentuk istirahat yang menenangkan. 

Kebiasaan kecil seperti ini dapat memberikan perubahan besar. Banyak orang mengaku merasa lebih tenang setelah mengurangi waktu menatap layar. Mereka mulai menikmati kembali hal-hal sederhana seperti membaca buku, berjalan sore, atau berbicara langsung tanpa gangguan notifikasi. Tubuh menjadi lebih rileks, mata lebih segar, dan pikiran terasa ringan. 

Di zaman yang serba cepat ini, sehat tidak lagi hanya berarti tubuh yang kuat, tetapi juga pikiran yang tenang. Menjaga kesehatan digital sama pentingnya dengan menjaga pola makan dan tidur. Memberi ruang bagi diri sendiri untuk berhenti sejenak dari layar membantu kita mengenali kembali keseimbangan antara kesibukan dan ketenangan. 

Maka dari itu, jika ingin hidup lebih sehat, cobalah mulai dari hal sederhana. Letakkan ponsel saat makan, matikan layar sebelum tidur, dan beri waktu bagi pikiran untuk beristirahat. Sehat tidak selalu berarti bergerak lebih banyak, kadang artinya adalah tahu kapan harus berhenti sejenak agar hidup terasa lebih damai dan seimbang. 

Penulis: Karis Cindiana 

Mahasiswa MK Jurnalistik PBSI FKIP Universitas Sebelas Maret

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun