Mohon tunggu...
Karina Araminta
Karina Araminta Mohon Tunggu... Mahasiswa

Hobi

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Observasi Patologi Sosial pada Remaja: Studi Kasus Edukasi Seks Berisiko di PKBI Jawa Tengah

9 Oktober 2025   18:25 Diperbarui: 9 Oktober 2025   18:25 14
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Gambar: Dokumentasi Pribadi

Semarang – Kelompok mahasiswa dari mata kuliah Patologi Sosial, Program Studi Psikologi, Universitas Negeri Semarang (UNNES), yang terdiri atas Sandra Aulia, Karina Araminta Hudawi, Junita Azizatun Nafi’ah, Tarine Nurul Setyani, dan Miftahul Jannah, melakukan observasi lapangan mengenai patologi sosial di kalangan remaja, khususnya terkait seks berisiko, di Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia (PKBI) Jawa Tengah. Observasi ini dilakukan di bawah bimbingan dosen pengampu, Miftahun Najah, S.Psi., M.A. dan Drs. Sugiyarta SL, M.Si. 

Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia (PKBI) adalah Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) yang didirikan pada tahun 1957 dan mempelopori gerakan keluarga berencana di Indonesia dengan tujuan meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui pemenuhan hak-hak seksual dan kesehatan reproduksi. PKBI memiliki berbagai program, termasuk layanan kesehatan reproduksi, advokasi, serta edukasi bagi masyarakat luas. Salah satu program unggulannya adalah PILAR (Pusat Informasi dan Layanan Remaja), yang menargetkan remaja berusia 10 hingga 24 tahun, dengan fokus pada isu-isu kesehatan seksual dan reproduksi. Program ini menyediakan informasi komprehensif, layanan ramah remaja, serta pendampingan untuk membantu remaja memahami risiko perilaku seksual dan mengambil keputusan yang sehat. Selain itu, PKBI secara aktif menerima individu yang menghadapi masalah seksual, seperti korban kekerasan seksual atau remaja yang terdampak pergaulan bebas, dan memberikan pendampingan hingga individu tersebut mampu mandiri. Di samping itu, PKBI juga menyelenggarakan edukasi seksual bagi remaja, terutama siswa SMP dan SMA di Jawa Tengah, untuk meningkatkan kesadaran mereka terhadap kesehatan reproduksi serta mendorong perilaku yang bertanggung jawab.

Dalam kegiatan ini, perhatian diberikan pada program PILAR PKBI (Pusat Informasi dan Layanan Remaja), salah satu inisiatif PKBI yang menyediakan penyuluhan dan edukasi bagi remaja. Program ini bertujuan agar remaja lebih mengetahui risiko perilaku seksual, mampu membuat keputusan yang bijak, dan memahami pentingnya kesehatan reproduksi.

Pelaksanaan kegiatan difokuskan pada wawancara mendalam dengan pihak PKBI untuk mengetahui kegiatan apa saja yang biasanya dilakukan, lingkup pelaksanaannya, serta bentuk pendampingan yang diberikan kepada remaja. Hasil wawancara menunjukkan bahwa PKBI secara rutin menyelenggarakan penyuluhan, edukasi, dan pendampingan terkait seks berisiko. Bentuk pendampingan ini mencakup diskusi kelompok, materi psikoedukasi, serta konseling atau bimbingan individual yang bertujuan membantu remaja memahami konsekuensi perilaku seksual dan strategi pencegahan yang aman.

PKBI menekankan bahwa seks itu merupakan hal yang wajar bagi remaja, namun yang berbahaya adalah ketika seks dilakukan tanpa disertai edukasi yang memadai, sehingga berpotensi menjadi seks berisiko. Salah satu pengurus PILAR PKBI menjelaskan, “Seks itu harus bebas. Yang berbahaya adalah seks ketika tidak diikuti dengan edukasi, jadinya seks berisiko.”

Hasil wawancara mendalam dengan pihak PKBI juga menyebutkan bahwa perilaku seks berisiko pada remaja terjadi karena banyak faktor yang saling berkaitan, termasuk lingkungan keluarga, kondisi ekonomi, pengaruh teman sebaya, tingkat pengetahuan individu, serta kurangnya akses informasi dan edukasi mengenai kesehatan reproduksi. Dari semua faktor tersebut, lingkungan keluarga tetap menjadi faktor utama yang mempengaruhi perilaku remaja. 

“Pendidikan reproduksi seksual itu penting untuk ditanamkan sejak kecil. Kami ingin mewujudkan keluarga Indonesia yang inklusif dan bertanggung jawab,” ungkap salah satu pengurus PILAR PKBI. 

Sebagai bagian dari output kegiatan, kelompok observasi juga menyusun poster psikoedukasi yang berisi informasi mengenai seks berisiko, cara mengatasi, dan tips edukasi seputar kesehatan reproduksi remaja. Poster ini diharapkan menjadi media informasi yang mudah dipahami dan meningkatkan kesadaran remaja di lingkungan sekolah maupun komunitas.

Kegiatan ini menegaskan pentingnya peran lembaga seperti PKBI dalam memberikan pendidikan seksual yang tepat dan aman bagi remaja, sehingga remaja dapat membuat keputusan yang lebih sehat dan terhindar dari risiko sosial maupun kesehatan yang merugikan.

Sejalan dengan hal tersebut, pengurus PKBI dalam penghujung wawancara menekankan kembali terkait peranan remaja di masa kini, “Salah satu misi dari PILAR adalah mewujudkan peranan remaja yang berdaya (meaningful youth participation). Artinya, remaja dapat berperan secara nyata, tidak hanya sebagai aksesoris atau pemenuhan kebutuhan semata.” 

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun