Mohon tunggu...
Cuham Beib
Cuham Beib Mohon Tunggu... Wiraswasta - Menjadikan Sepeda Sebagai Moda Transportasi sehari-hari kemana saja,

Penulis amatiran, ringan , dan sederhana. Penikmat sepeda harian. Icon Bersepeda itu Baik.

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

[Bolang Donasi] Bersepeda dan Literasi

30 April 2022   17:16 Diperbarui: 30 April 2022   17:19 666
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bersepeda dan Literasi (dokpri)

SEPERTI kita ketahui bersama, bahwa tanggal 23 April merupakan Hari Buku Sedunia, dan bulan depan tepatnya tanggal 17 Mei adalah Hari Buku Nasional yang dicanangkan sebagai motivasi budaya literasi buat masyarakat Indonesia.

Salah satu badan khusus Perserikatan Bangsa -- Bangsa (PBB) yaitu  United Nation Educational, Scientific and Culture  Organitazion (UNESCO) atau Organisasi Pendidikan, Ilmu Pengetahuan, dan Kebudayaan, menyebutkan bahwa minat baca masyarakat negeri kita sangat rendah.

Menurut UNESCO, kondisi minat bacanya memprihatinkan yaitu sebesar 0,001% artinya dari 1000 orang Indonesia hanya 1 orang yang rajin membaca dan hingga saat ini masih berada di urutan kedua dari bawah soal literasi dunia.

Hal tersebut diperkuat berdasarkan survei yang dilakukan Program for International Student Assessment (PISA) yang di rilis Organization for Economic Co-operation and Development (OECD) pada 2019, Indonesia menempati peringkat ke 62 dari 70 negara, atau merupakan 10 negara terbawah yang memiliki tingkat literasi rendah.

Lucunya, budaya paling "cerewet" di media sosial, negeri ini berada di urutan ke 5, seiring menjadi di urutan ke 5 pula sebagai negara terbanyak kepemilikan gadget yang sayangnya tidak dimanfaatkan untuk gemar membaca, tapi lebih banyak untuk melihat konten visual, komentar, bikin kabar hoax, dan caption psotingan.

Untuk itulah perlu adanya perhatian, kepedulian, atau gerakan yang masif untuk memotivasi meingkatkan gairah minar baca di masyarakt kita agar budaya literasinya tidak jauh ketinggalan dari negara-negara lainnya..

Bersepeda Berbagi Buku dan Tadarus Buku

Mengingat kondisi rendahnya minat baca di masyarakat kita banyak kelompok yang kemudian peduli dengan membuat salah satu gerakan atau kegiatan dalam rangka memberi motivasi dan mengajak masyarakat kita untuk berbudaya gemar membaca atau literasi.

Salah satu komunitas yang melakukannya adalah gerakan Earth Hour Bandung yang tergabung dalam Jaringan Komunikasi Bandung Bijak Energi dengan menggelar kegiatan bersepeda sambil berbagi buku bertajuk Go 4 Book ( Gowes Untuk Buku).

Para peserta yang terdiri dari para relawan lingkungan dan pesepeda termasuk saya ini bersepeda keliling kota sambil membawa papan-papan kampanye ajakan bersepeda dan budaya literasi yang disematkan dibelakang punggung.

Selain itu kami membawa buku-buku hasil pengumpulan dari para donatur untuk didonasikan ke dalam program Angkot Pintar (AnTar) yaitu penyediaan perpustakan mini dalam angkutan umum dalam kota yang merupak program kerjasama antara Dinas Perhubungan Kota Bandung dengan Yayasan Rindu Menanti (YRM), sebuah kelompok yang bergerak dalam kampanye budaya literasi.  

Sementara itu, Asian African Reading Club (AARC) komunitas yang mengusung nilai-nilai semangat Bandung melalui bahan bacaan bertema Asia-Afrika yang didirikan pada 25 Agustus 2009 dalam moment Festival Buku Asia Afrika ini  memiliki salah satu program terbaiknya yaitu Tadarusan Buku,

Kegiatan tersebut adalah berkumpulnya secara rutin perperiodik para anggota, simpatisan, dan umum AARC sambil membaca buku dengan sistem seperti tadarusan kitab suci Al-qur'an. Mereka secara bergantian membaca peralinea sebuah buku yang saat itu menjadi topik pembahasannya.

Tidak 1 buku mereka baca dalam waktu itu,  tapi biasanya per bab atau per sub judul, dilanjutkan periode berikutnya hingga tamat.

Saya pernah mengikutinya, saat itu kegiatannya disinergiskan dengan kegiatan Ulin (Main) Ke Sekolah-Sekolah Jaman Dulu di Bandung bersama komunitas Lawang Buku, peserta yang lain jalan kaki menyusurinya, sementara saya dan seorang peserta lagi (perempuan) mengikuti dengan menggunakan sepeda.

Perjalanan yang di awali dari kampus Institut Teknologi Bandung (ITB) dan berakhir di Gedung Museum Asia Afrika (KAA) tersebut dilanjut dengan tadarus buku tentang sejarah Asia Afrika di salah satu ruangan Gedung KAA atau yang kita kenal dengan sebutan Gedung Merdeka.

Semoga ke depan masyarakat kita semakin gemar berilterasi, salah satunya dengan sering-sering membaca tulisan-tulisan di Kompasiana yang merupakan kumpulan artikel fiksi dan non fiksi karya para Blogger Kompasianer dari berbagai kalangan dan profesi. Salam Literasi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun