Power Pesepeda Emak-Emak

MASA pandemi covid-19 memang telah menimbulkan kesulitan-kesulitan yang cukup luas, akan tetapi keberadaanya memicu adanya kebiasaan-kebiasaan baru yang membuat sebagian besar umat manusia merubah pola hidup menjadi lebih baik, khususnya terkait menjaga kebersihan dan kesehatan.

Salah satu kebiasaan baru tersebut adalah meningkatkan imun dalam tubuh dengan rajin olah gerak terutama bersepeda. Saat masa new normal sempat terjadi euforia bersepeda pada masyarakat berbagai usia di hampir seluruh pelosok jagat raya, termasuk di negeri kita, Indonesia.

Selain pegiat sepeda yang sudah biasa, pertumbuhannya makin bertambah dengan hadirnya pesepeda-pesepeda baru, tak hanya pesepeda kaum pria, pesepeda perempuan pun bermunculan bak jamur di musim hujan, terutama kalangan ibu-ibu atau mamah-mamah muda.

Kondisi tersebut juga telah menumbuh suburkan komunitas-komunitas pesepeda perempuan yang beberapa tahun kebelakang hanya ada satu atau dua saja. Karena dulu banyak para pegiat pesepeda perempuan lebih memilih bergabung dengan komunitas-komunitas pesepeda yang didominasi pria.

Euforia memang tidak berlangsung lama, hanya beberapa bulan saja, banyak yang kemudian meninggalkan kebiasaan baru tersebut, tapi tak sedikit yang tetap bertahan malah semakin rajin menjadi pegiat sepeda hingga sekarang. 

Jauh sebelum masa pandemi, pesepeda perempuan dari tahun ke tahun selalu meningkat, bahkan soal kemampuan dan jam terbang beberapa tak kalah hebatnya dari pesepeda pria.  Bahkan diantara mereka adalah perempuan yang sudah menjelang usia lanjut.

Seperti halnya pesepeda pria, banyak pesepeda perempuan yang senang jalur-jalur atau trek-trek berat, tanjakan, turunan tajam, makadam, dan sebagainya. Selain itu, banyak pula yang suka bersepeda jarak jauh, baik di wilayah nusantara hingga mancanegara. 

Meski mereka lebih banyak yang melakukan bersepeda beramai-ramai, ada juga yang nyaman mengayuh sendirian atau berdua dengan suaminya yang sama-sama suka bersepeda.

Hebatnya, sebagian besar mereka adalah emak-emak. Seolah tak mau kalah, dengan kemampuan fisiknya mereka bisa melibas gunung, membabad tanjakan, mengarungi hutan, dan menyusur jalan aspal yang panjang dan berliku.