Mohon tunggu...
Cuham Beib
Cuham Beib Mohon Tunggu... Wiraswasta - Menjadikan Sepeda Sebagai Moda Transportasi sehari-hari kemana saja,

Penulis amatiran, ringan , dan sederhana. Penikmat sepeda harian. Icon Bersepeda itu Baik.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Pengalaman Menjadi Relawan Peduli HIV-AIDS

1 Desember 2021   19:53 Diperbarui: 2 Desember 2021   15:16 1095
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
FGD Hiv Aids dan Narkoba di Basecamp F-Comm (dok. F-Comm)

Saat saya menjabat ketua RT sekitar tahun 2003, salah seorang dari mereka (inisial D) terserang sakit herpes kulit akut. Awalnya kami menyangka sakit biasa saja, namun setelah diperiksa ke dokter, hasil pemeriksaan darahnya dinyatakan positif terjangkit HIV AIDS.

Saya pernah mendengar dan membaca artikel bahwa di Bandung ada sebuah lembaga yang konsen dalam pendampingan dan pemberdayaan para penderita HIV AIDS, yaitu Rumah Cemara (RC). Saya pun mencari-cari informasi melalui internet, setelah mendapat salah satu nara hubungnya, saya mengontaknya.

Singkat cerita, saya berbicara dengan salas satu kakak D , bahwa saya akan membawa D ke RC. Kemudian pendekatan ke D, untungnya D juga tidak susah, sewaktu sudah agak pulih mau di ajak kesana untuk konsultasi. Awal-awal dia merasa bosan, apalagi setiap seminggu sekali harus ke RC, sementara dia tidak punya ongkos karena belum bekerja serta anak yatim dari keluarga kurang mampu. Saya pun tetap menyemangatinya dengan memberi ongkos setiap jadwal ke sana.

Akhirnya dia semangat dan selalu hadir, beberapa minggu selanjutnya ke sana dengan ongkos sendiri, terkadang menggunakan motor teman atau saudaranya, bahkan tidur di sana. Setelah sekian lama dia malah jadi semakin telaten , aktif dan berdaya, meski dalam pengobatan secara berkala yang tidak boleh berhenti, bahkan sering mengalami drop, apalagi jika lupa makan obat atau kehabisan.

Saya dan dia, kemudian aktif menyelenggarakan kegiatan kampanye atau sosialasi HIV AIDS yang dilakukan oleh Rumah Cemara kepada masyarakat di daerah kami. Hingga akhirnya sampai sekararng dia sukses menjadi pembicara ke mana-mana, Menikah dan punya anak kembar laki-laki. Ajaibnya, istri dan anaknya sehat tidak tertular HIV AIDS.

Seorang lagi,  berinsial R tahun 2004 dinyatakan positif HIV AIDS  setelah dua bulan mengalami berbagai penyakit, mulai dari sakit mata, diare, mimisan, herpes, dan TBC. Awalnya dia tidak mau diperiksa darah , setelah didesak, untuk lebih meyakinkan dia pun akhirnya bersedia, dan ternyata hasilnya memang positif bahkan sudah di stadium 4. Dia pun mengakui pada tahun 2001  ia berempat memakai narkoba dengan alat suntik.  Tak lama kemudian dia pun menghembuskan napas yang terakhir. 

Sejak saat itu saya dan teman-teman aktif dan peduli mengkampanyekan di daerah tentang persoalan HIV AIDS dan NARKOBA dengan membentuk lembaga lokal bernama Fitrah Community  ( F-Comm) bekerja sama dengan berbagai stake holder, terutama yang konsen dan peduli terhadap persoalan tersebut.

Malam renungan Hari Aids Sedunia (dokpri)
Malam renungan Hari Aids Sedunia (dokpri)

Ironisnya, teman berinisial A suka ikut di dalam aktivitas Fitrah Community, saya tidak bercerita ke yang lain bahwa A merupakan salah saty dari 4 sekawan tersebut.Bahkan dia sendiri tidak menyadari dan terkesan cuek.

Pada tahun 2010 dia meninggal dunia setelah beberpa bulan melawan berbagai penyakit yang dideritanya, Sampai meninggalnya dia dan keluarganya menolak dan keberatan semua itu akibat HIV, saat kami menyarankan agar diperiksa darah. Kami pun tak bisa berbuat apa-apa, hanya terdiam dan tidak bercerita ke yang lain hingga sekarang.

Sementera yang terakhir berinisial Dn, sampai sekarang sehat tidak terdengar kabar bahwa ia terjangkit HIV, entahlah. Sejak mendengar kabar D terjangkit HIV, ia menjauh dari pergaulan, jadi rajin berolahraga, dan aktif dengan dunianya sendiri, kuliah dan kerja, sampai kemudian berkeluarga.  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun