Mohon tunggu...
Asmuddin
Asmuddin Mohon Tunggu... Administrasi - PENIKMAT SENJA, SEPI DI ANTARA KERIUHAN, TINGGAL DIPINGGIRAN KOTA

Hanya coretan tentang keresahan yang (mungkin) tak punya arti

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Kaco R' dan Putri Bungsunya

21 Maret 2023   23:04 Diperbarui: 21 Maret 2023   23:10 140
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Kaco R' duduk di atas dipan reyot di kolong rumahnya, memperhatikan tingkah anaknya bungsunya yang sudah duduk di kelas 4 sekolah dasar negeri tidak jauh dari rumahnya. Ia memilih untuk tidak duduk di tengah, tapi  agak ke sudut kiri dekat tiang penyanggah, memastikan titik tiang terkuat yang masih bisa menyanggah tubuhnya.  Seperti biasa, segelas kopi tersisa setengah, sebatang rokok masih terselip di antara jari manis dan jari telunjuknya.

Cicci (sebutan/panggilan untuk anak perempuan di suku Mandar), begitu Ia memanggil anak ke duanya, sedang asyik  memilah-milah botol plastik. Belakangan ini Kaco R' memperhatikan anaknya sibuk mengumpulkan botol plastik dari bekas minuman yang banyak berserakan di sekitar rumah maupun di lingkungan sekolah. 

Teringat  peristiwa dua hari lalu, Ia hampir saja menukar botol-botol plastik itu dengan mainan boneka ke tukang loak keliling,  dipikirnya anaknya sengaja mengumpulkannya karena sadar orang tuanya tidak akan mampu membelikan boneka perempuan kesukaannya. 

Da Pua* ..... jangan Ayah, bocah perempuan yang masih berusia kisaran 10 tahunan  itu tergopoh-gopoh, berlari ke arah ayahnya,  "ini bukan untuk ditimbang Ayah" dengan nafas yang masih naik turun, si bungsu menurunkan botol-botol plastik yang sudah sempat naik ke gerobak tukang loak, diraihnya boneka perempuan dari tangan Ayahnya, di kembalikan ke gerobak. utuh lengkap dengan plastiknya. Tak sedikitpun bocah perempuan itu menunjukan ketertarikannya.

Ini untuk kegiatan Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila Pua*

Sekolah ku menerapkan Kurikulum Merdeka Om

Dua kalimat itu masih mendengung di telinga Kaco R' meluncur dari mulut anaknya  yang masih bocah.

istilah apa pula itu ... bisiknya dalam hati, kalau Pendidikan Moral Pancasila, Ia pernah baca judul bukunya, itu mata pelajaran di SMP dan SMA tempo dulu, kalau tidak salah, sekarang sudah di ganti dengan Pendidikan Kewarga negaraan. Kaco R' sama bingungnya dengan om tukang loak yang berlalu dengan gerobak dorongnya.

Kaco R' memperhatikan perubahan yang terjadi pada anak bungsunya, Ia tak lagi susah payah membangunkannya di subuh hari dan menyiapkan peralatan sekolahnya, hanya sarapan pagi ala kadarnya yang masih harus Ia siapkan.

Dalam beberapa bulan terakhir ini, ada banyak perubahan positif yang Ia lihat dalam diri putrinya. Dibanding kakaknya yang berjarak usia cukup jauh, di umurnya yang masih kisaran 10 tahunan, si bungsu terlihat lebih mandiri, lebih kritis, dengan tetap menjaga adab kesopanan dalam bertutur dan berprilaku. Menyaksikan putrinya, Kaco R' teringat mendiang istrinya, Ia melihat sosok istrinya dalam diri putri bungsunya, tiba-tiba Ia merasakan sedih, tak terasa sudut matanya basah, cepat-cepat dihapus dengan jari tangannya, diambilnya se gayung air, dibasuhkan ke mukanya, Ia tak ingin putrinya melihatnya bersedih.

Di lain waktu Kaco R' menghadapi protes putrinya terkait prilakunya yang masih gemar membuang sampah sembarangan. Dengan bahasa yang bercampur aduk, putrinya menjelaskan tentang prilaku negatif membuang sampah sembarangan, bahaya sampah plastik, karena itu di sekolahnya saat ini diperkenalkan budaya positif membuang sampah pada tempatnya serta memilah dan mengolah sampah. Ini menjadi bahagian dari pelaksanaan "Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila" Di rumah nya saat ini, Kaco R' memiliki tempat pembuangan sampah yang dibuat oleh putrinya, bahannya dari ember bekas ukuran 40 liter yang dibuang oleh tetangganya, di tengahnya melingkar tulisan "Tempat  Sampah".

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun