Mohon tunggu...
Asmuddin
Asmuddin Mohon Tunggu... Administrasi - PENIKMAT SENJA, SEPI DI ANTARA KERIUHAN, TINGGAL DIPINGGIRAN KOTA

Hanya coretan tentang keresahan yang (mungkin) tak punya arti

Selanjutnya

Tutup

Hobby Artikel Utama

Berkebun di Dalam Rumah, Mengapa Tidak?

3 Februari 2019   18:36 Diperbarui: 5 Februari 2019   14:31 812
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ketika mendengar kata "berkebun" maka  yang terbayang dalam benak kebanyakan orang adalah hamparan lahan  yang luas, peralatan pertanian yang banyak, tanaman-tanaman berbagai jenis yang menjulang tinggi, serta sosok petani dengan topi khas dengan tubuh penuh lumpur. 

Gambaran  di atas tentunya tidak salah, tapi tidak sepenuhnya menggambarkan keseluruhan aktivitas berkebun dalam konteks kekinian. 

Di negara-negara maju seperti Jepang, aktivitas berkebun tidak selalu harus dilakukan pada lahan-lahan yang luas, menemukan orang bercocok tanam di atas apartemen adalah hal yang lumrah, lantai atas  dan dinding rumah telah menjadi lahan berkebun yang asyik, bahkan Jepang telah sangat maju dalam mengembangkan teknologi untuk berkebun dilahan-lahan terbatas dengan sistem hidroponiknya.

Fenoma metode berkebun pada lahan terbatas dengan sistem hidroponik juga sudah lama menjadi profesi di tanah air, tidak hanya sebagai aktivitas penyaluran hobi  tapi menjadi telah menjadi aktivitas bisnis yang menjanjikan.

Dengan ditemukannya beberapa metode bercocok tanam seperti sistem hidroponik, vertical garden, menanam dalam pot/tanaman dalam pot (tabula pot) memungkinkan kita untuk melakukan aktivitas berkebun di lahan yang sempit dengan memanfaatkan pekarangan rumah, teras, pagar, lantai atas rumah, dinding rumah, bahkan dalam ruang rumah sekalipun. Pilihannya tergantung selera dan seberapa luas lahan yang tersedia.

Untuk saya pribadi, sebagai pemula saya memilih berkebun dengan menggunakan sistem hidroponik dan menggunakan pot.

tanaman sawi hijau yang berumur sekitar 1 minggu setelah tanam (setelah memindahan dari media persemaian) dokumentasi pribadi
tanaman sawi hijau yang berumur sekitar 1 minggu setelah tanam (setelah memindahan dari media persemaian) dokumentasi pribadi
Gambar di atas adalah tanaman sawi hijau yang berumur sekitar 1 minggu setelah tanam (setelah memindahan dari media persemaian). Denggan menggunakan pot ukuran tertentu yang diikatkan ke pagar, kita dapat menanm beberapa sayuran seperti sawi hijau maupun selada dengan hasil lumayan untuk memenuhi kebutuhan sendiri. 

Meskipun ini masih dalam taraf coba-coba, dipekarangan rumah saya juga pernah mencoba menanam bawang merah dengan sistem vertical garden dengan menggunakan pipa, tapi hasilnya lumayan ... gagal.

Bagi yang punya teras rumah dan ingin berkebun di rumah, dapat memanfaatkannya untuk menamam berbagai macam sayuran dengan sistem hidroponik (dengan catatan bagi bapak-bapak, harus minta ijin dulu sama istrinya agar tidak terjadi benturan kepentingan untuk menjemur pakaian). 

Di teras rumah yang 1 x 1 meter saja, sudah dapat ditanami sekitar 50 atau lebih tanaman sayuran jenis sahi hijau maupun selada. Untuk kebutuhan tempat menanamnya, kita dapat menggunakan botol air mineral ukuran 1 liter atau jerigen bekas minyak goreng, oli, dan lain-lain. 

Di jerigen bekas minyak goreng/oli ukuran 5 liter, dapat dibuat 6 lubang tempat net pot, jika ada 5 jerigen maka kita sudah memiliki lubang tanam sebanyak 30 lubang yang dapat ditempatkan secara berjejer di teras rumah. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun