Mohon tunggu...
Kanopi FEBUI
Kanopi FEBUI Mohon Tunggu... Jurnalis - Himpunan Mahasiswa Ilmu Ekonomi FEB UI

Kanopi FEBUI adalah organisasi yang mengkhususkan diri pada kajian, diskusi, serta penelitian, dan mengambil topik pada permasalahan ekonomi dan sosial di Indonesia secara makro. Selain itu, Kanopi FEBUI juga memiliki fungsi sebagai himpunan mahasiswa untuk mahasiswa program studi S1 Ilmu Ekonomi dimana seluruh mahasiswa ilmu ekonomi merupakan anggota Kanopi FEBUI.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Kemanusiaan di Tengah Budi dan Dendam pada Perspektif "Attack on Titan"

7 Mei 2021   19:04 Diperbarui: 12 Mei 2021   03:02 2176
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Falco Grice (kanan) adalah sosok yang terlihat lemah, padahal sebetulnya adalah pemuda pemberani serta cukup kuat. (Tangkapan layar dari tayangan

Interaksi antara kedua pihak dalam sebuah relasi internasional sering kali mencakup berbagai konteks, baik itu dalam konteks ekonomi (perdagangan internasional dan kerjasama investasi) maupun negosiasi sengketa (sengketa kepemilikan tanah dan kompensasi finansial). 

Namun, kesalahan terbesar yang dilakukan oleh kebanyakan pihak adalah menilai sebuah hubungan hanya berdasarkan nilai dari keuntungan yang masing-masing mereka dapatkan. Pemikiran ini bukan hanya suatu kesalahan, melainkan juga menyesatkan proses pengambilan keputusan.

Umat manusia pada hakikatnya berpikir bahwa hidup adalah suatu persaingan yang dijalankan tanpa henti dan akan selalu membandingkan dirinya dengan pihak lain. Demikian pula sifat ini digambarkan dengan komunitas yang dibuat oleh manusia, yaitu negara. 

Pemikiran bahwa negara yang bersaing di pentas terbuka dapat puas dengan keuntungan bersama adalah kenaifan dini. Peradaban demi peradaban telah membuktikan bahwa sumber daya yang terbatas memaksa setiap pihak untuk menjadi yang terbaik di hadapan panggung sejarah.

Keuntungan yang mereka dapatkan bukanlah menjadi perhatian utama dalam pengambilan keputusan oleh suatu negara, melainkan keuntungan relatif dari interaksi yang mereka jalankan. Dengan kata lain, bagi manusia "siapa yang lebih diuntungkan" akan jauh lebih penting daripada "apa yang akan saya dapatkan". 

Hal ini menyebabkan analisis game theory dasar, yang  hanya didasarkan kepada apa yang akan didapatkan masing-masing pihak, menjadi salah. Kritik ini kemudian disampaikan oleh Joseph Grieco, seorang pakar hubungan internasional (Grieco, 1988).

Menurut Grieco, keuntungan kedua negara (negara 1 dan 2) digambarkan dengan fungsi utilitas dengan kepuasan masing-masing negara dilambangkan oleh u1 dan u2, sementara keuntungan yang mereka dapatkan adalah v1 dan v2. 

Maka, sesungguhnya u1 tidak akan sama dengan v1, dan u2 tidak akan sama dengan v2, alias keuntungan yang didapatkan dan kepuasan yang dirasakan oleh masing-masing negara tidaklah sama. (u1 v1), (u2 v2)

Oleh karena itu, Grieco menggambarkan hubungan antara keuntungan dan kepuasan antar negara dengan formula lain yaitu:

Formula Grieco
Formula Grieco
Di mana k1 dan k2 adalah sensitivitas yang dirasakan suatu negara apabila negara lawan mendapatkan keuntungan lebih. Secara ideal, keuntungan dan kepuasan yang dirasakan masing-masing negara akan sama apabila selisih keuntungan negara satu dengan yang lain adalah 0 atau v1=v2. 

Namun, tidak dapat dipungkiri bahwa dalam suatu negosiasi, pasti terdapat pihak yang mendapatkan keuntungan lebih besar meski selisihnya relatif kecil. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun