Mohon tunggu...
Kanopi FEBUI
Kanopi FEBUI Mohon Tunggu... Jurnalis - Himpunan Mahasiswa Ilmu Ekonomi FEB UI

Kanopi FEBUI adalah organisasi yang mengkhususkan diri pada kajian, diskusi, serta penelitian, dan mengambil topik pada permasalahan ekonomi dan sosial di Indonesia secara makro. Selain itu, Kanopi FEBUI juga memiliki fungsi sebagai himpunan mahasiswa untuk mahasiswa program studi S1 Ilmu Ekonomi dimana seluruh mahasiswa ilmu ekonomi merupakan anggota Kanopi FEBUI.

Selanjutnya

Tutup

Money Artikel Utama

Kapitalisasi Data: Haruskah Korporasi Raksasa Membalas Budi?

11 Desember 2020   17:48 Diperbarui: 12 Desember 2020   17:49 992
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Apa artinya? Semakin banyak orang akan kehilangan pekerjaan. Menurut laporan yang dirilis McKinsey & Company (2017), diperkirakan ada sekitar 400---800 juta orang yang kehilangan pekerjaan akibat otomatisasi di tahun 2030. 

Dari otomatisasi, lapangan-lapangan kerja baru memang akan bertumbuh. Namun, otomatisasi menciptakan dunia yang benar-benar baru. Akibatnya, sekitar 75---375 juta pekerja diestimasikan harus berpindah kategori pekerjaan dan mempelajari skill yang baru untuk menyesuaikan diri. 

Pada transisi tersebut, pendapatan dasar berperan penting sebagai jaring pengaman agar masyarakat dapat fokus mencari pekerjaan dan mengembangkan keterampilan.

Terlebih lagi, pendapatan dasar mendatangkan keuntungan bagi negara. Menurut studi dari Roosevelt Institute (2017), pemberlakuan pendapatan dasar dengan menumbuhkan utang federal (tanpa meningkatkan pajak) akan menumbuhkan ekonomi.

Efek ini diestimasikan memudar dalam kurun waktu delapan tahun, tetapi PDB akan lebih tinggi dari tahun-tahun sebelumnya secara permanen. Efek ini timbul dari peningkatan permintaan, terutama dari masyarakat kelas menengah ke bawah, yang didorong oleh pemberian pendapatan dasar.

Penulis berargumen bahwa kebijakan ini memungkinkan untuk diterapkan di negara berkembang seperti Indonesia. Studi di beberapa negara berkembang menampik bahwa kebijakan ini berpotensi memicu kemalasan dan keserampahan dalam konsumsi.  

Banerjee et al. (2016) tidak menemukan perubahan setelah pemberian bantuan tunai, baik dari kecenderungan untuk bekerja maupun dari jumlah jam kerja. Penelitian Evans dan Popova (2014) tidak menemukan dampak signifikan pada pengeluaran masyarakat untuk alkohol dan tembakau. 

Bastagli et al. (2016) berhasil membuktikan peningkatan pengeluaran pada antara lain pendidikan, layanan kesehatan, dan gizi. Tidak hanya itu, penelitian ini menunjukkan peningkatan kepemilikan ternak dan investasi pada input agrikultur, mengimplikasi bahwa bantuan tunai justru mendukung kemandirian ekonomi.

Berdamai dengan Korporasi

Selama ini, masyarakat telah memperkaya berbagai korporasi tanpa mendapatkan imbalan. Korporasi-korporasi tersebut seharusnya menyadari tanggung jawab moral yang mereka miliki untuk membalas budi.

Dengan memberikan imbalan yang pantas, seperti melalui pembagian dividen sebagai pendapatan dasar, konsumen tidak merasa dimanfaatkan. Justru, hubungan mutualisme antara korporasi dan konsumen akan tercipta. Instead of eating the rich, let us have a feast in peace, together. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun