Tiga Badan Usaha Milik Negara (BUMN) akan mengeluarkan obligasi berupa surat utang global berdenominasi Rupiah yang diberi nama "Komodo Bonds" dalam waktu dekat. Komodo Bonds pada dasarnya adalah surat utang yang diterbitkan untuk dibeli di luar negeri namun dalam satuan mata uang Rupiah, bukan USD sebagaimana umumnya. Ini diperuntukan untuk para investor asing yang ingin membeli obligasi dalam Rupiah namun tetap ingin melakukan transaksi di negaranya. Â Tiga BUMN penerbit Komodo Bonds adalah PT. Jasa Marga Tbk (JSMR), PT Wijaya Karya Tbk (WIKA), dan PT PLN (Persero).
Komodo Bonds adalah surat utang pertama yang diterbitkan dengan mata uang Rupiah oleh pemerintah Indonesia. Nama Komodo Bonds sendiri berasal dari hewan khas Indonesia di Nusa Tenggara Timur sehingga memiliki ciri khas Indonesia yang kental. Penamaan surat utang tersebut mencontoh beberapa surat utang berdenominasi lokal milik beberapa negara yang sudah sukses menerbitkan obligasi dengan mata uang lokalnya seperti Dim Sum Bonds milik Tiongkok dan Masala Bonds milik India yang memiliki ke-khasannya masing-masing. Komodo Bonds ini pun diharapkan mampu mempercepat proses pendanaan pembangunan infrastruktur yang kebutuhannya mencapai Rp 1.100 Triliun per tahun dengan proyeksi pendanaan dari luar negeri sebesar Rp. 200 Triliun.
Komodo Bonds diharapkan akan menarik minat investor luar negeri untuk berinvestasi di Indonesia. Kondisi perekonomian dan iklim investasi yang sedang stabil pun diharapkan menjadi momentum yang tepat untuk mengeluarkan surat utang lokal tersebut. Selain faktor ekonomi, sebenarnya obligasi dengan mata uang Rupiah telah lama diminati oleh para investor asing, terlihat dari tingginya permintaan mereka terhadap Surat Utang Negara (SUN) Indonesia, sehingga dapat disimpulkan bahwa Komodo Bonds ini akan menjadi suatu aset yang mampu menarik investor asing.
Pada bulan Mei 2017, Indonesia mendapatkan peringkat investment gradedari lembaga pemeringkat kelayakan invetasi Standards & Poor, disusul oleh Fitch pada bulan Juli 2017. Beban utang pemerintah yang rendah dan juga proyeksi Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) yang realistis sehingga mampu menjaga defisit dibawah 2,5% serta prospek pertumbuhan ekonomi Indonesia yang relatif baik menjadi faktor pendorong yang membuat Indonesia menjadi negara layak investasi. Pemeringkatan tersebut mejadi salah satu faktor yang mendorong investor asing untuk berinvestasi di Indonesia melalui berbagai pilihan skema dan produk investasi, termasuk Komodo Bonds, karena adanya jaminan akan yieldyang tinggi dan risiko yang relatif rendah.
Selain itu, kondisi Rupiah yang semakin membaik dan stabil juga menjadi salah satu alasan untuk berinvestasi dengan Komodo Bonds. Rupiah diketahui memiliki volatilitas yang rendah pada tahun 2017 setelah sebelumnya sempat terjadi fluktuasi dikarenakan adanya perubahan suku bunga bank sentral Amerika Serikat yaitu The Fed. Meskipun terjadi beberapa penurunan harga komoditas andalan Indonesia seperti kelapa sawit dan batu bara, Bank Indonesia optimis bahwa Rupiah akan tetap stabil karena fundamental perokonomian yang baik.
Oleh Fadli Jihad DS | Ilmu Ekonomi 2016 | Staff Divisi Kajian Kanopi 2017
REFERENSI