Mohon tunggu...
Kang Win
Kang Win Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penikmat kebersamaan dan keragaman

Ingin berkontribusi dalam merawat kebersamaan dan keragaman IG : @ujang.ciparay

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

2 Ramadhan dan 2 Lebaran dalam 1 Tahun yang Sama

22 April 2021   09:51 Diperbarui: 22 April 2021   10:06 23415
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagi pembaca yang lahir di medio 90-an ke seni, bisa dipastikan belum pernah mengalamii 2 kali puasa Ramadhan di tahun yang sama. Apakah pernah ada 2 kali bulan Ramadhan di tahun yang sama? Jawabannya: Pernah terjadi. Bahkan 2 kali lebaran di tahun yang sama juga pernah terjadi. Ini tentu bukan dalam satu tahun Hijriyah, tapi dalam satu tahun Masehi.

Mengapa bisa terjadi ? Seperti diketahui ada perbedaan dasar perhitungan dalam penetapan waktu antara Kalender Tahun Masehi dan Kalender Tahun Hijriyah.

Kalender Masehi didasarkan pada peredaran matahari mengelilingi bumi sehingga waktu satu hari dalam Kalender Masehi dimulai saat tengah malam (jam 00.00). Sedangkan Kalender Hijriyah didasarkan pada peredaran bulan mengelilingi bumi, sehingga waktu satu hari dimulai saat terbenamnya marahari.

Karena perbedaan dasar perhitungan inilah maka terjadi perbedaan jumlah hari dalam setahun dari kedua kalender tersebut, yakni kalender Hijriyah lebih pendek antara 10 - 11 hari dibangdingkan tahun Masehi. Perbedaan jumlah hari itu antara lain menyebabkan tanggal 1 Ramadhan dan Hari Iedul Fitri menjadi maju antara 10 - 11 hari setiap tahunnya.

Saya pertama kali mengalami dua bulan Ramadhan di tahun yang sama pada tahun 1998. Pada tahun itu tanggal 1 Januari bertepatan dengan tanggal 2 Ramadhan 1418 H dan Lebaran ( Hari Raya Iedul Fitri) jatuh pada tanggal 31 Januari 1998 atau 2 hari setelah perayaan Imlek oleh Saudara kita dari etnis Tionghoa.

Tahun 1998 adalah salah satu tahun tersulit dalam perjalanan Indonesia Modern. Setelah dihajar Krismon sejak 1997 perekonomian Indonesia benar-benar limbung. Tanggal 15 Januari 1998 Presiden Soeharto menandatangani Letter of Intent (LoI) dengan IMF.

Sebuah photo yang betedar luas sempat mengguncang masyarakat. Sebuah photo yang memperlihatkan bagaimana Presiden Soeharto tampak menunduk menandatangani LoI itu. Sementara di sampingnya Michael Camdesus, Direktur IMF menyaksikannya dengan berdiri sambil bersedekap tangan.

Peristiwa yang bertepatan dengan 16 Ramadhan 1418 H itu dianggap sangat melecehkan harga diri Bangsa Indonesia dan menandai takluknya rezim orde baru terhadap gejolak perekonomian. Sejak itu bisa dikatakan Presiden Indonesia sudah bukan Soeharto lagi tapi Michael Camdesus dan IMF.

Turbulensi politik yang mencapai puncaknya pada peristiwa Kerusuhan Mei (12 - 15 Mei 1998) menjadi akhir kekuasaan Rezim Orde Baru. Tanggal 21 Mei 1998 Soeharto meletakkan jabatannya sebagai Presiden Indonesia.

Bulan Ramadhan yang kedua di tahun 1998 terjadi di bulan Desember. Awal Ramadhan 1419 H jatuh antara tanggal 21 dan 22 Desember 1998. Ini berarti Ramadhan 1419 H melewati Perayaan Natal oleh Umat Kristiani.

Saya masih ingat di hari Natal itu (25 Desember 1998), ucapan Merry Christmast banyak sekali terucap dari mulut saya di Bandara Perth Australia. Pagi itu saya dijadwalkan terbang pulang ke Indonesia dengan menumpang Garuda Indonesia.

Seminggu di Perth menyebabkan saya melewatkan acara munggahan bersama keluarga. Namun saya masih bisa menikmati momen munggahan di negeri orang. Sore hari menjelang puasa hari pertama saya diundang makan-makan bersama beberapa mahasiswa Indonesia di apartemen seorang kawan.

Dan saya pun jadi punya catatan pengalaman 4 hari puasa di negeri orang. Sebenarnya sebelumnya pernah juga berpuasa di luar negeri yakni di Timor Leste pada tahun 1996. Tapi saat itu masih bernama Timor Timur, Provinsi ke 27 dari Indonesia.

Pengalaman puasa di Perth pada Ramadhan 1419 H menjadi pengalaman unik dalam perjalanan hidup saya. Sebetulnya secara fiqih saya berhak menunda puasa, dan menggatinya di hari lain di luar bulan Ramadhan. Namun saya memutuskan untuk tetap menjalankan puasa.

Selain menjadi pengalaman  puasa satu-satunya di luar negeri, puasa saat itu menjadi puasa dengan durasi terpanjang yang pernah saya alami. Kalau saya tidak salah ingat buka puasa saat itu hampir jam 10 malam dan sekitar jam 3 pagi sudah harus selesai makan sahur. Jadi saya puasa hampir 19 jam.

Ini terjadi karena bulan Ramadhan saat itu jatuh di tengah-tengah musim panas. Jadi 4 kali buka puasa di sana saya makam di food court di salah satu pusat perbelanjaan di sana, sekaligus take away sejumlah makanan untuk makan sahur yang hanya berselisih sekitar 5 jam dari waktu berbuka.

Kesibukan urusan pekerjaan, puasa dan musim panas yang menyengat, menyebabkan kedatangan saya di Perth yang hanya sekali itu, tidak bisa dimanfaatkan untuk mengunjungi objek-objek wisata di sana.

Satu-satunya yang sempat dikunjungi adalah sebuah danau yang penuh dengan angsa putih. Saya lupa nama tempat itu. Itu juga menjadi pengalaman ngabuburit satu-satunya di negeri orang.

Dua bulan Ramadhan dalam tahun yang sama juga terjadi di tahun 1999 dan tahun 2000.

Bulan Ramadhan pertama di tahun 1999 terjadi untuk tahun 1419 H yang awal Ramadhannya jatuh di bulan Desember 1998. Tahun Baru 1 Januari 1999 bertepatan dengan tanggal 12 Ramadhan 1419 H. Sedangkan Lebaran jatuh pada tanggal 19 Januari.

Adapun Ramadhan kedua di tahun 1999 itu terjadi bulan Desember, dimana tanggal 31 Desember bertepatan dengan tanggal 23 Ramadhan 1420 H. Ini menjadi bulan Ramadhan pertama di era kepemimpinan Presiden KH Abdurrahman Wahid. Sedang presiden sebelumnya yaitu BJ Habibie hanya mengalami satu kali Ramadhan, yakni tahun 1419 H. Beliau mengakhiri jabatan presidennya sekitar 2 bulan sebelum Ramadhan 1420 H.

Yang istimewa terjadi di tahun 2000. Pada tahun tersebut selain ada 2 kali bulan Ramadhan juga ada 2 kali lebaran.

Tahun baru 1 Januari 2000 bertepatan dengan tanggal 24 Ramadhan 1420 H dan lebaran jatuh pada tanggal 8 Januari 2000. Sedangkan bulan Ramadhan kedua di tahun itu terjadi mulai akhir Nopember dan lebaran jatuh di tanggal 28 Desember 2000.

Ada peristiwa penting beberapa hari setelah Iedul Fitri 1420 H yang perlu dicatat, tepatnya tanggal 17 Januari 2020 atau 10 hari setelah lebaran. Pada tanggal itu Presiden Abdurrahman Wahid mengeluarkan Keppres No.6/2000 tentang pencabutan Inpres No.14/1967 sekaligus menjadikan masyarakat Tionghoa diberi kebebasan untuk menganut agama, kepercayaan, dan adat istiadatnya termasuk merayakan upacara-upacara Agama seperti Imlek, Cap Go Meh dan sebagainya secara terbuka.

Inpres No.14/1967 sendiri dikeluarkan oleh Presiden Soeharto pada tanggal 6 Desembet 1967 tentang pembatasan Agama, Kepercayaan dan Adat Istiadat Cina.

Dalam instruksi tersebut ditetapkan bahwa seluruh Upacara Agama, Kepercayaan dan Adat Istiadat Tionghoa hanya boleh dirayakan di lingkungan keluarga dan dalam ruangan tertutup.

Perayaan Imlek sebagai hari nasional baru dilakukan pada era Presiden Megawati Soekarnoputri melalui Keppres Nomor 19 Tahun 2002.

Selain unik, adanya 2 kali lebaran di tabun yang sama, terasa cukup merepotkan khususnya bagi perusahaan-perusahaan yang memiliki karyawan yang cukup besar jumlahnya. Saya termasuk yang merasakannya. Saat itu saya diberi amanah memimpin salah satu anak perusahaan dengan jumlah karyawan sekitar 150 orang.

Jumlah itu adalah karyawan yang tersisa akibat pengurangan karyawan akibat Krisis Moneter yang melanda Indonesia sejak tahun 1997.

Pada saat kondisi perusahaan belum pulih akibat deraan krisis moneter itu, kami bertemu dengan 2 kali lebaran dalam satu tahun yang sama.

Artinya kami harus membayar dobel THR dan gaji ke 13. Terasa sangat berat bagi perusahaan kami, namun kami tak bisa menghindarinya karena sudah menjadi ketentuan dalam Peraturan Perusahaan.

Menurut perhitungan, peristiwa dua lebaran di tahun yang sama akan terulang lagi di tahun 2030 mendatang. Semoga kita semua diberi umur panjang dan masih sempat menyaksikannya. .........>|

Kangwin, April, 2021

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun