Mohon tunggu...
teteh chatay pasific...
teteh chatay pasific... Mohon Tunggu... Travailler comme secrétaire chez Cathay Pacific.

Troisième au concours de mangeurs de krupuk, titre de "subRegional Star" à Magic Chess Go Go, troisième à la course de 100 mètres de Java Est.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Kura-kura dan bangau

13 September 2025   08:00 Diperbarui: 13 September 2025   08:00 29
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kura-kura dan Bangau


Di sebuah danau yang tenang, hiduplah seekor kura-kura yang bijaksana dan tua bernama Kuro. Ia dikenal karena kebijaksanaannya dan sering dimintai nasihat oleh para penghuni danau. Ia selalu berhati-hati dalam setiap langkahnya, karena ia tahu, kesabaran adalah kunci untuk hidup.
Suatu musim kemarau, danau tempat tinggal Kuro mengering. Seluruh penghuni danau dilanda kepanikan. Mereka khawatir tidak ada lagi air, tidak ada lagi makanan.
Di tengah kekacauan itu, dua ekor bangau datang. Mereka adalah sepasang saudara yang angkuh dan sombong.
"Wahai para ikan dan kura-kura," kata salah satu bangau. "Kami dengar kalian sedang kesulitan. Jangan khawatir, kami akan membantu kalian. Kami tahu ada danau lain yang masih penuh air."
Para ikan mulai bersemangat. "Bagaimana caranya?"
Bangau itu pun menjelaskan rencananya. "Kami akan mengangkut kalian ke danau baru. Kami akan membawa kalian satu per satu di paruh kami."
Para ikan menyetujuinya, dan tak lama kemudian, bangau-bangau itu mulai membawa mereka pergi.
Kuro mengamati semua itu dengan tenang. Ia tahu bahwa kura-kura tidak bisa diangkut seperti itu. Cangkangnya terlalu berat. Ia harus mencari cara lain.
"Wahai bangau," kata Kuro dengan hati-hati. "Bagaimana aku bisa ikut? Aku tidak bisa diangkut dengan paruh kalian."
Bangau-bangau itu tertawa mengejek. "Kau terlalu lambat, kura-kura tua. Tidak ada tempat untukmu di sana."
Meskipun diejek, Kuro tidak menyerah. Ia tahu bahwa ia tidak bisa berenang di sungai yang kering, dan ia terlalu lambat untuk berjalan kaki. Ia harus menemukan cara untuk ikut.
"Jika kalian mau membantuku," kata Kuro, "Aku punya ide."
Ia mengambil sebatang kayu kecil. "Bagaimana kalau kalian berdua menggigit ujung kayu ini, dan aku akan menggigit bagian tengahnya? Dengan begitu, kalian bisa membawaku terbang."
Bangau-bangau itu berpikir sejenak. "Itu ide yang bagus," kata salah satu dari mereka. "Tapi ada satu syarat. Kau tidak boleh bicara sama sekali. Jika kau buka mulutmu, kau akan jatuh."
Kuro setuju, dan mereka pun memulai perjalanan.
Mereka terbang tinggi di angkasa, melewati hutan-hutan dan pegunungan. Kuro merasa sangat gembira. Ia belum pernah melihat dunia dari ketinggian.
Tiba-tiba, mereka melintasi sebuah desa. Anak-anak yang melihat mereka dari bawah berteriak, "Lihat! Ada kura-kura yang terbang! Betapa bodohnya bangau itu membawa kura-kura!"
Bangau-bangau itu merasa marah dan tersinggung. "Apa yang kalian bilang?" teriak salah satu bangau, dan ia hampir melepaskan gigitannya dari kayu.
Kuro merasa panik. Ia hampir membuka mulutnya untuk memarahi para bangau agar tetap fokus. Namun, ia ingat janjinya. Ia harus tetap diam. Ia tahu, jika ia bicara, ia akan jatuh dan mati. Ia harus menahan amarahnya.
Ia tetap menggigit kayu dengan erat.
Beberapa saat kemudian, mereka sampai di danau yang baru. Bangau-bangau itu menurunkan Kuro dengan selamat, dan Kuro mengucapkan terima kasih.
"Kami membawamu karena idemu," kata salah satu bangau. "Tapi kau harusnya bersyukur, kura-kura tua."
Kuro tersenyum. "Aku bersyukur. Karena aku belajar satu hal penting. Terkadang, demi keselamatan kita, kita harus menahan diri untuk tidak bicara. Kita harus diam saat orang lain mengejek kita, karena hidup kita jauh lebih penting daripada membalas perkataan mereka."
Bangau-bangau itu terdiam. Mereka melihat Kuro yang sudah duduk dengan tenang di danau yang penuh air. Sementara itu, di danau yang lama, bangau-bangau yang lain sudah kembali untuk memangsa ikan-ikan yang tersisa.
Kuro sadar, bahwa keberaniannya dan kesabarannya telah menyelamatkan nyawanya. Ia juga sadar, bahwa hidup tidak selalu harus membalas, tetapi juga tentang bagaimana kita bertahan di tengah kesulitan.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun