Jembatan Hati
Senja merangkul Jingga di atas kota,
Saat kita berjumpa di jembatan ini, Kayo.
Lampu-lampu kota mulai menyala,
Membentuk untaian bintang di permukaan sungai.
Angin sore berbisik,
membawa aroma bunga sakura,
dan kerlingan dari matamu yang tenang.
Di negeri jauh, tempat fuji menjulang,
mungkin bunga-bunga itu telah gugur.
Namun di sini,
di jembatan yang sepi,
kehadiranmu adalah mekarnya yang takkan layu.
Senyummu ramah,
seperti melodi yang menenangkan,
mengusir lelah dari hari yang panjang.
Andai hatimu bisa ku sign up,
seperti aplikasi di ponselku.
Mungkin aku bisa mengisi formulir,
menuliskan namaku di sana,
dan menunggu notifikasi,
bahwa aku telah diterima.
Namun ini bukan dunia maya,
ini adalah senja,
di jembatan,
bersamamu.
Cinta adalah jembatan itu sendiri,
menghubungkan dua hati yang berbeda.
Dan aku,
berdiri di ujung jembatan ini,
tak ingin menyeberang sendirian.
Jadi, Kayo,
biarkan aku menjadi penyeberang,
yang takkan pernah kembali,
karena bersamamu,
aku sudah di rumah.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI