Mohon tunggu...
teteh_chatay_pasific
teteh_chatay_pasific Mohon Tunggu... kerja di Chatay Pasific aja...

------

Selanjutnya

Tutup

Cerbung

Dadang terlempar ke perancis 1805

10 September 2025   22:45 Diperbarui: 10 September 2025   22:45 8
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tentu, mari kita lanjutkan petualangan mereka.


Misi Bokor Emas: Dadang Bertemu Napoleon


Biji berbentuk alat kecil yang diberikan oleh Risa tiba-tiba bergetar, dan sebuah pesan baru muncul di bokor: "Perang Austerlitz, 1805 M."
Mereka berenam, Dadang, Hardi, Lie Hong, Yuliana, Henny, dan Song Li, terlempar ke masa lalu, tepat di tengah-tengah pertempuran besar di Austerlitz, Prancis. Di sana, mereka melihat ribuan prajurit bertempur dengan sengit. Mereka melihat seorang jenderal yang terkenal, Napoleon Bonaparte, berdiri di atas bukit, mengamati pertempuran.
Namun, ia terlihat gelisah. Napoleon sedang menghadapi masalah besar: pasukannya kehabisan amunisi dan terancam kalah.
"Tolong aku! Pasukanku kehabisan amunisi!" ujar Napoleon dengan suara lantang. "Jika kami kalah, seluruh Prancis akan runtuh!"
Dadang, dengan keberaniannya, maju ke hadapan Napoleon. "Yang Mulia, kami bisa membantu!"
Napoleon menatap Dadang dengan bingung. Ia tidak tahu siapa anak kecil ini. Namun, ia melihat ketulusan di mata Dadang.
"Kami bisa membuat amunisi," kata Dadang. "Kami punya pengetahuan tentang cara membuat bubuk mesiu yang lebih kuat."
Napoleon terkejut. Ia tidak percaya. Namun, ia tidak punya pilihan lain. Ia pun memberikan kesempatan kepada Dadang dan teman-temannya.
Dengan bantuan Hardi, Lie Hong, Yuliana, Henny, dan Song Li, Dadang mulai membuat bubuk mesiu. Mereka menggunakan bahan-bahan yang ada di sekitar mereka, seperti arang, belerang, dan sendawa. Dalam waktu singkat, mereka berhasil membuat amunisi yang lebih kuat.
Dengan amunisi yang baru, pasukan Napoleon berhasil memukul mundur pasukan musuh. Pertempuran dimenangkan. Napoleon sangat berterima kasih kepada Dadang dan teman-temannya. Ia memberikan mereka sebuah pedang emas yang terukir namanya.
Pedang itu bergetar dan membawa mereka kembali ke masa kini. Mereka tiba di kamar Dadang, dengan pedang emas di tangan. Pedang itu memancarkan cahaya yang berbeda, seperti petunjuk untuk petualangan yang lain.
Apakah kamu ingin tahu ke mana petualangan mereka akan berlanjut?

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun