Mohon tunggu...
MUSHOFA
MUSHOFA Mohon Tunggu... Guru - KHODIM PP. DAARUL ISHLAH AS-SYAFI'IYAH TANAH BUMBU KALSEL

Hobby Baca Buku-Buku Islami Klasik

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Ibadah Transaksional

17 Desember 2022   14:00 Diperbarui: 17 Desember 2022   14:20 338
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Singkat cerita, Sabtu 17 Desember 2022 saya dijemput panitia sekitar pukul 10.00 Wita menggunakan mobil Avanza berwarna merah. Saat itu saya memang sudah siap sejak pukul 09.30 Wita sehingga kita langsung berangkat ke tempat acara. Setibanya di tempat acara saya dikawal beberapa sahabat banser, mereka mengawal sampai saya dipersilahkan masuk di masjid dan duduk di tempat yang sudah disediakan. Tidak lama saya duduk, pembawa acarapun membuka acaranya dengan membaca basmalah, dilanjut pembacaan ayat suci Al-Qur'an dan sambutan-sambutan. Setelah selesai sambutan  baru giliran saya memberikan "mauidhatul hasanah".

Saya dari rumah senga akan mengaji kitab "Tanqih al-Qoul" syarh dari kitab "Lubab al-Hadits". Kitab Tanqih al-Qoul ini ditulis oleh ulama' Nusantara yang tinggal di Makkah dan menjadi guru disana dan wafat juga di makmkan disana, yang saat itu dijuluki Sayyid ulama' hijaz beliau adalah Syeikh Imam Nawawi al-Bantani. Sedangkan kitab "Lubab al-Hadits" sendiri disusun oleh Imam Jalaluddin As-Suyuthi. Yaitu satu kitab kecil yang berisi empat puluh bab dan setiap bab berisi sepuluh hadis Nabi. Saya dari rumah sudah punya rencana akan mengkaji bab ke-31 tentang "fadilah tarbiyah al-aulad" yaitu keutamaan mendidik anak.

Di awal membuka kajian saya bertanya kepada jamaah yang 95% adalah ibu-ibu, "Seandainya Allah Swt. tidak menciptakan surga, apakah anda semua akan tetap berangkat mengaji? Semua diam, saya mengulangi pertanyaan, "Seandainya Allah Swt. tidak menciptakan surga, apakah anda semua akan tetap shalat? Semuanya diam, saya tanya ulang, "Seandainya Allah Swt. tidak menciptakan neraka, apakah anda meninggalkan maksiat? Semua diam, dan hanya senyam-senyum. Mungkin mereka kaget, kenapa tiba-tiba saya tanya begitu, mungkin selama ini mereka jarang mendengar penceramah bertanya seperti itu. Dan diamnya mereka mungkin juga karena ibadah selama yang dilakukan karena termotivasi masuk surga dan takut neraka.

Saya bertanya seperti itu, sebenarnya saya ingin mengajak para jamaah agar mengembalikan posisi ibadah kita kepada Allah Swt. Ibadah ini bukan sebuah transaksional belaka. Tetapi ibadah adalah bentuk penghambaan kita kepada Yang Kuasa, sekaligus bentuk rasa syukur kita kepada-Nya. Ibadah yang didasari transaksional akan mengotori kemurnian ibadah itu sendiri. Apalagi transaksinya ditukar dengan dunia. Seperti, shalat duha agar kaya, membaca surah al-Waqi'ah agar dagangan laris, membaca surah Yasin agar hajat dunianya di kabulkan, rajin berjamaah agar rizqinya lancar. Ini adalah transaksi-transaksi duniawi. Kemurnian penghambaan kepada Allah Swt. dikotori oleh niatan-niatan seperti ini. Padahal Allah sendiri berfirman dalam Q.S. Al-Bayyinah/ 98: 5

Artinya:

"Mereka tidak diperintah, kecuali untuk menyembah Allah dengan mengikhlaskan ketaatan kepada-Nya lagi hanif (istikamah), melaksanakan salat, dan menunaikan zakat. Itulah agama yang lurus (benar)."

Pertanyaan saya ini sebenarnya terinspirasi dengan syair lagunya om Chrisye:

Apakah kita semua
Benar-benar tulus
Menyembah padaNya
Atau mungkin kita hanya
Takut pada neraka
Dan inginkan surga

Jika surga dan neraka tak pernah ada
Masihkan kau bersujud kepadaNya
Jika surga dan neraka tak pernah ada
Masihkah kau menyebut namaNya

Bisakah kita semua
Benar-benar sujud sepenuh hati
Karna sungguh memang Dia
Memang pantas disembah
Memang pantas dipuja

Jika surga dan neraka tak pernah ada
Masihkan kau bersujud kepadaNya
Jika surga dan neraka tak pernah ada
Masihkah kau menyebut namaNya

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun