Mohon tunggu...
Doel Kangpardi
Doel Kangpardi Mohon Tunggu... karyawan swasta -

kecil, item, kriting, berseragam tapi tidak bersepatu, pikun tapi pengen inget banyak hal , tapi baek hati

Selanjutnya

Tutup

Puisi

masih sajak tentangmu

22 Mei 2015   22:19 Diperbarui: 17 Juni 2015   06:42 42
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1432309043421648205


oleh: Doel Kangpardi

(1)tangis(mu) pecah di lampu merah

dan,
malam dan taram menari, tangis iringi
tersembul kerut-dahi
"ke mana ibu membeli susu?"

berulang air mata basahi punggung bapakmu
dan lelaki kecil bersiul mengundang riang
merayu dendang pada petang

dan,
kali kesekian napas tertahan

kakimerapi,23042015

(2)saat hujan rintik selepas petang di bawah lampu merah

padamu yang mengakrabi taram
ingin kutitipkan si kecil yang menangis di pundak sang bapak
biarkan reda pada sunyimu
apa hakku?
atau
padamu yang mengakrabi lelap gelap
ingin kunina bobokkan si kecil yang menangis di pundak sang bapak
biarkan tenang dalam timangmu
siapa aku?
tetap saja
sikecil yang menangis di pundak sang bapak
mengerangkan serapah
merintihkan kesah
pada sela sela sengguk
pada rongga rongga lambung berkerucuk
pada tenggorok tanpa setetes susu terteguk
tanya sikecil yang menangis di pundak sang bapak
mana ibu, pak?

kakimerapi, 29042015

(3)dendang gemintang

padamu, sentiasa memelukku bersama rembulan
ingin kutitipkan tetes tetes air mata dalam genggam tanpa daya
hingga tak lagi terdengar isak penjumput receh di tepi kota
ah
apa hakku meminta
bila darah tak sewarna
hanya tatap redup terpunya

padamu, penebar dingin bersama lelap
ingin kutanya ke mana sang ibu sembunyikan telinga dari teriak anak anak rindukan susu tersesap
relakan mereka terpeluk remang hingga gelap
sekedar mimpikan seteguk sirup pun lampu lampu gerlap
hsyah
siapa aku t’lah banyak cakap
bahkan tatap redupku tak menggenap

padamu, penawar lelah dengan rebah
yah
hanya padamu kusimpan kesah
resah

kakimerapi, 06052015

(4)saat petang balita bergerimisan di seberang perempatan

heh, malam
bila kau tanam sebatang bercabang dua berlian di pinggir jalan
bukankah gelapmu tak mampu halangi debu 'kan mengkusam kilau
ah
jangan jangan kau sekongkoli siang 'tuk lupai pagi
hingga sebatang bercabang dua berlian tak jumpa mentari
lambat laun layu memati

kakimerapi, 07052015

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun