Mohon tunggu...
Imam Maliki
Imam Maliki Mohon Tunggu... Wiraswasta - Manusia yang ingin berbuat lebih, melebihi rasa malas

Entrepreneur

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Menjelang Malam di Hutan Manokwari

23 November 2018   23:35 Diperbarui: 23 November 2018   23:56 294
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

**

Sejurus kemudian sudah terhubung dengan Haji Watubun. Juragan besi tua dan mobil-mobil tua asli papua yang beristrikan wanita Madura.

Priiittt.... Bunyi peluit serentak menjingkatkan kami.

Saya bergegas menuju suara sempritan itu. Bagaimanapun keselamatan Mr. Fred adalah tanggungjawabku sebagai pemandu wisata.

Beberapa ranting pohon menampar pipi kanan kiri. Perihnya tidak terasa dibanding kuatir keselamatan Mr. Fred.

Gelap gulita, tapi saya bisa merasakan di sekitar tanah yang aku pijak pastilah banyak batu batu besar. Berbahaya jika aku terus berlari. Priiitttt.... Suara sempritan itu semakin dekat, sepertinya di balik batu.

Mr. Fred terdiam di atas batu itu, gembira ketika aku menyembul menghampirinya.

" Rif, lihatlah kelelawar buah yang bergelantungan di atas dahan randu". Tidak terlalu jauh segerombolan Kuskus lagi memperhatikan kami. "Sepertinya mereka habis rapat" aku menyahut sekenanya. Kelelawar pemakan buah bahasa latinnya Pteropodidae.

Bagi  Mr. Fred menemukan dua satwa itu dalam pandangan hal yang sangat mengagumkan.

Pukul 20.00 dari kejauhan sinar lampu mobil menyibak hutan.

Perlahan mendekat

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun