Mohon tunggu...
Imam Maliki
Imam Maliki Mohon Tunggu... Wiraswasta - Manusia yang ingin berbuat lebih, melebihi rasa malas

Entrepreneur

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih

Level Mbak Yenny di Pertarungan 2019, Bukan di Jawa Timur

4 Januari 2018   14:19 Diperbarui: 4 Januari 2018   14:37 409
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerita Pemilih. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Zannuba Ariffah Chafsoh Rahman Wahid atau yang akrab di panggil mbak yenny beberapa hari ini membuat hati Calon gubernur jawa timur beserta partai dan orang yang mendukungnya berdegub kencang. Betapa tidak, prabowo subianto yang sejak awal mewacanakan poros alternatif selain poros yang sudah ada yaitu porosnya cagub gus ipul dan khofifah indar parawansa. Wacana Poros baru dari Prabowo mengarah pada figur mbak yenny.

                Memang, di jawa timur nyaris tidak ada yang bisa mengusik superioritas dari gus ipul dan khofifah. Apalagi di tambah wakil masing-masing yang mentereng yaitu Abdullah Azwar Anas dan Emil Dardak. Jika menilik beberapa orang yang memunculkan diri dengan baliho-baliho di pinggir jalan seperti Hasan Aminuddin, La Nyalla Matalitti, Suyoto, Rendra Kresna dan Moreno Suprapto sepertinya akan sulit menemukan jago unggul poros alternatif.

                Sebagian besar masyarakat jawa timur khususnya warga nahdliyin menyayangkan jika mbak yenny bersedia menerima lamaran Prabowo subianto. Tapi untungnya beliau menolak. Alasannya pun masuk akal yaitu para sesepuh nahdliyin tidak menghendaki ia maju. Ibundanya pun juga tidak mengijinkan.

                Pilgub untuk mbak yenny menurut hemat penulis terlalu kecil, tapi berisiko besar. Seumpama mbak yenny menerima pinangan partai gerindra (Prabowo), maka warga nahdliyin akan terpecah belah. Karena sudah ada figur gus ipul dan khofifah yang sudah meramaikan kontestasi. Karisma dan keperpihakan warga nahdliyin pasti akan condong ke mbak yenny, karena ia anak biologis dari Gus Dur, seorang figur yang tidak tergantikan di hati warga nahdliyin.

                Posisi mbak yenny di mata warga nahdliyin bahkan lebih besar daripada sang paman yaitu KH. Solahudin wahid (gus solah). Mbak yenny selalu mendampingi Gus dur ketika menjadi presiden dan ketika masih menjabat ketua PBNU. Sedangkan Gus solah kurang begitu tampil di publik, kecuali setelah beliau menerima pinangan Wiranto untuk menjadi Cawapres pada Pilpres 2004.

                Munculnya mbak yenny yang di lamar prabowo untuk maju di pilgub jawa timur seakan membangunkan pengamat, bahwa ada tokoh yang layak di perhitungkan pada gelaran pilpres 2019. Untuk maju menjadi capres masih belum waktunya. Tapi maju sebagai cawapres 2019 menjadi pilihan realistis. Entah mana yang lebih cepat memanfaatkannya, capres prabowo atau capres jokowi.

                Belajar dari sejarah presiden di dunia. Kans untuk menang dalam pemilihan presiden akan lebih besar jika calon yang maju adalah tokoh yang mempunyai ikatan darah dari presiden sebelumnya. Megawati sebagai contohnya. Apalagi mbak yenny mempunyai latar belakang pendidikan yang mentereng  yaitu magister publik dari univesitas Harvard USA. Wallua'lam

                Sumber referensi: http://nasional.kompas.com/read/2018/01/03/20552601/alasan-yenny-wahid-tolak-tawaran-prabowo-maju-di-pilkada-jawa-timur

               

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun