Di antara karamnya sang surya pada awal senja dan koar burung camar yang terdengar samar-samar, langkahnya melaju perlahan menyambut ombak datang dengan tenang. Dinginnya menyergap seolah dapat membekukan perasaan dalam hati. Perempuan itu jadi menaruh curiga; jangan-jangan ibunya sengaja mengirimnya kemari bukan untuk menyegarkan suasana hati, tetapi untuk mendukungnya menenggelamkan diri. Sebab Luwuk punya ratusan pantai yang indah dan sepi, tinggal pilih saja pemandangan terindah untuk melatari momen yang terakhir.
Laut menyambut tubuh perempuan itu dengan sensasi menyakitkan, menghunjaminya dengan dingin yang menusuk bagaikan seribu pisau. Di bawah air semua indranya mati rasa. Seakan tiap inchi dirinya telah terurai oleh gulungan ombak yang ganas menghentak. Perempuan itu tidak lagi bisa merasakan pasir yang mengulum kaki telanjangnya. Langkahnya melayang-layang kehilangan pijakan. Napasnya pendek-pendek dipangkas udara beku. Jantungnya berdebar terlalu cepat sampai terasa ingin keluar melompat.
Kau tahu, kalau begini cara kematian menjemputmu, rasa-rasanya kau justru malah akan rindu.
Sebab di balik semua sakit yang menerjangnya sampai ke ujung nyawa, perempuan itu justru merasa seperti bertemu kawan lama. Jangan-jangan, selama ini ada yang salah dengan isi kepalanya. Bukan perkara masalah duniawi yang membuatnya hengkang dari permukaan bumi. Ia bukannya ingin mati, tetapi justru ingin merasa hidup. Siapa kira dengan cara menyentuh kematianlah ia bisa merasa kembali utuh? Kenangannya mungkin telah hilang selamanya dan tak akan pernah kembali, tetapi rasa familier yang menghinggapi hatinya ini akan selalu ada di sini.
Adiktif.
Tubuhnya pun dibiarkan menyerah pada arus yang menyeretnya semakin dalam. Menggiringnya ke pelukan laut lepas. Menariknya turun ke dasar. Tidak menyadari bahwa beberapa pasang mata sudah melabuhkan atensi padanya dari kejauhan. Bahwa sesungguhnya perempuan ini telah melanggar batas privasi seseorang. Di bawah permukaan air, kelopak matanya yang terasa berat melawan suhu dipaksa membuka. Lalu samar-samar ia bisa melihat bayangan-bayang mereka yang sudah lama meninggalkan dirinya memanggilnya pulang.
Tetapi pulang ke mana? Pada siapa?