Mohon tunggu...
Kang Jenggot
Kang Jenggot Mohon Tunggu... Administrasi - Karyawan swasta

Hanya orang sangat biasa saja. Karyawan biasa, tinggal di Depok, Jawa Barat

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Kisah Menteri Tjahjo, dengan Pesawat Kecil Pun Jadi

31 Agustus 2015   00:55 Diperbarui: 31 Agustus 2015   07:59 254
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Menteri Dalam Negeri, Tjahjo Kumolo, mungkin salah satu menteri yang benar-benar menyerap slogan dari kabinet kerja Jokowi-Jusuf Kalla: kerja, kerja dan kerja. Bahkan Menteri Tjahjo tak peduli meski harus menggunakan moda transportasi 'ala kadarnya' saat mengunjungi sebuah daerah.

Seperti yang dilakukannya saat terjadi kerusuhan di Tolikara. Menteri Tjahjo, sebagai Mendagri, menteri yang bertanggungjawab terhadap permasalahan di daerah, langsung bergerak cepat terbang ke Tolikara. Dia tak peduli menuju ke sana mesti menggunakan pesawat kecil. Dan ia juga tak peduli, bahwa medan di Papua cukup berat. Cuaca bisa sewaktu-waktu mengganggu penerbangan. Tragedi pesawat Trigana Air, adalah salah satu contohnya, dimana kondisi udara di tanah Cendrawasih 'kurang bersahabat' dengan pesawat terbang.

Tapi itu bukan penghalang. Demi tanggung jawab sebagai menteri, ia harus datang ke Tolikara. Menurut Carlos, wartawan Suara Pembaruan yang ikut menyertai kunjungan Menteri Tjahjo ke Tolikara, mantan Sekjen PDIP itu tak tampak cemas. Ia terlihat tenang saja menikmati perjalanan. Padahal, Carlos sendiri mengaku rada kebat-kebit terbang dengan pesawat kecil di wilayah udara Papua.

Saya sendiri punya pengalaman sama dengan Carlos, pernah ikut serta terbang dengan Mendagri ke sebuah daerah. Saat itu, Menteri Tjahjo hendak menghadiri perayaan hari jadi ke-12, Kabupaten Humbang Hasundutan, sebuah kabupaten yang ada di Sumatera Utara. Dari Jakarta, naik pesawat Boeing. Setelah itu menuju Humbang Hasundutan, saya bersama Mendagri naik pesawat kecil dengan kapasitas 12 orang. Terus terang, naik pesawat kecil ke Humbang Hasundutan adalah yang pertama kalinya bagi saya.

Dan, rasa khawatir pun mampir. Namun karena mesti naik pesawat kecil apa boleh buat saya mesti ikut. Bila tidak, bagaimana mendapat berita. Saya lihat, wajah Mendagri santai saja. Di dalam pesawat, ia duduk di kursi paling belakang bersama Wakil Gubernur Sumatera Utara, Teungku Erry Nuradi. Dan, ia nampak asyik saja mengobrol. Sampai kemudian terdengar Menteri Tjahjo bicara ditujukan kepada salah satu staf Puspen yang menyertainya.

"Acho mana, Acho mana, ayo sebelum terbang berdoa dulu menurut keyakinannya masing-masing"katanya.

Acho yang dimaksud Mendagri adalah Pak Acho Maddarluemmeng, Kabid Humas Pusat Penerangan Kementerian Dalam Negeri. Pak Acho, lelaki asal Sulawesi langsung berseru. " Siap Pak,"

Saya melirik wajah Pak Acho. Tampak raut sedikit tegang tergambar di wajahnya. Teman saya, Vidi, wartawan Sinar Harapan juga terlihat diam saja. Mesin pesawat pun dinyalakan. Dua bule yang jadi pilot dan co pilotnya langsung menjalankan pesawat di landasan. Sampai kemudian perlahan tapi pasti pesawat pun meninggalkan landasan untuk terbang ke Humbang Hasundutan. Dalam pesawat saya sebisa mungkin melafalkan doa apa saja. Dalam hati saya berseru, semoga Tuhan melindungi perjalanan saya dan selamat sampai tujuan.

Pesawat pun mengangkasa, membelah langit. Entah berapa lama pesawat terbang, ketika Vidi yang duduk dekat saya berbisik," Pilotnya kenapa tengak tengok," tanyanya.

Ya, sang pilot seorang lelaki bule, memang terlihat tengak-tengok. Di depan pesawat terlihat gerumbulan awan. Pesawat pun beberapa kali bermanuver menghindari awan. Memutar, sampai kemudian perlahan turun ke bawah. Baru terlihat landasan bandara tempat pesawat akan mendarat. Saya tengok ke belakang, Mendagri terlihat santai saja. Dan pesawat pun mendarat dengan mulusnya.

Saat sudah turun dari pesawat, Vidi, langsung nyeletuk. " Mas ternyata pilot tadi tengak tengok nyari landasan ha.ha.ha," katanya sambil tertawa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun