Mohon tunggu...
Muhammad Adib Mawardi
Muhammad Adib Mawardi Mohon Tunggu... Lainnya - Sinau Urip. Nguripi Sinau.

Profesiku adalah apa yang dapat kukerjakan saat ini. 😊

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Bagian VII: Mimpi Fenomenal Sang Raja

16 November 2020   09:49 Diperbarui: 17 November 2020   10:44 151
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi gambar Al-Qur'an (Unsplash, edited) 

Pada suatu waktu, Sang Raja terbangun dari tidurnya. Ia terbangun dengan segenap mimpi-mimpi aneh yang masih melekat dalam ingatan. Saat itu ia yang sedang mendapati permaisuri yang berada di sampingnya, seketika berusaha mengambil perhatiannya. 

Begitu sang permaisuri yang telah ia sapa itu mendekat, ia pun segera menyampaikan cerita mengenai mimpi yang baru saja ia alami. 

Sang Baginda bercerita bahwa di dalam mimpinya ia telah melihat 7 ekor sapi gemuk yang sedang dimakan oleh 7 ekor sapi kurus. Selain itu, ia pun mendapati 7 pohon gandum yang tampak begitu subur bersanding dengan 7 pohon gandum lain yang tampak mengering. 

Sang permaisuri menyimak cerita sang raja dengan penuh perhatian. Ia berusaha menyembunyikan rasa ketidaktahuannya, sehingga yang terpancar di wajahnya adalah paras ayu yang mampu menenangkan hati Sang Raja. 

Beberapa saat kemudian, karena Sang Raja belum mendapat jawaban mengenai maksud dari mimpinya itu, maka ia pun berencana untuk mengundang seluruh penasihat dan petinggi kerajaan untuk mencari kabar lebih lanjut apa sebenarnya arti dari mimpi yang begitu aneh tersebut. 

Begitu mereka semua telah diundang dan hadir di kerajaan, sang raja pun lekas menceritakan kembali isi dari mimpi itu, pesis seperti yang telah ia lakukan pada permaisurinya. 

Seusai bercerita, sang raja menanyai mereka, barangkali diantara mereka ada yang mafhum akan maksud dari mimpi tersebut. Namun, begitu disayangkan, sebab rupanya lagi-lagi tak ada satupun diantara tamu undangan itu yang sanggup untuk memahami arti dari mimpi Sang Raja. Bahkan sebagiannya menyatakan bahwa itu hanyalah sebuah mimpi kosong yang tak berarti. 

Beberapa hari kemudian setelah pertemuan itu, terdengarlah sebuah kabar bahwa diantara tamu undangan yang hadir itu mengaku bahwa ia memiliki seorang sejawat yang mampu menafsirkan berbagai mimpi. 

Pemuda itu menyatakan pada tuannya bahwa dulu sewaktu ia masih berada di penjara, ia pernah tinggal bersama dengan seseorang yang terbukti mampu menafsirkan berbagai mimpi. Saat itu pemuda itu merasa sadar sesadar-sadarnya bahwa selama ini ia telah lalai terhadap amanat sahabatnya itu, yakni untuk mengabarkan kemampuannya pada sang tuan.

Akhirnya pemuda itu bertekad untuk meminta izin pada tuannya agar ia dapat dipertemukan kembali dengan sahabatnya itu yang saat itu masih berada di dalam penjara. Disanalah barangkali ia akan memperoleh jawaban mengenai arti mimpi dari Sang Raja. 

Sang tuan pun memenuhi permintaan pelayannya itu sehingga ia pun dapat menemui kawan lamanya di penjara. Setelah keduanya saling puas melepas kerinduan, sang pemuda itu lekas menceritakan maksud kedatangannya, yakni untuk meminta pertolongan pada Yusuf untuk menjelaskan arti mimpi dari Sang Raja pada kawannya itu. 

Usai mendengar keseluruhan cerita dari kawannya, Yusuf pun berusaha menafsirkan mimpi itu. Kepadanya ia menjelaskan, maksud mimpi tersebut adalah bahwa kondisi Kerajaan Mesir pada beberapa masa mendatang akan mengalami 7 musim panen raya dan 7 musim paceklik secara bergantian. 

Oleh karenanya, pada waktu itu Yusuf pun menyarankan tiga hal yang harus mereka siapkan untuk menghadapi permasalahan itu. Pertama, agar mereka mampu memaksimalkan hasil pertanian di masa kelak dengan sebaik-baiknya. Kedua, agar mereka mengatur penggunaan hasil pertanian itu sehemat mungkin dengan mengutamakannya secara khusus untuk kebutuhan konsumsi.

Sedangkan untuk saran ketiga darinya adalah, agar mereka menggunakan sebagian kecil dari hasil pertanian itu untuk kebutuhan benih--kebutuhan masa tanam kelak. Dengan demikian, kerajaan berkemungkinan tidak akan mengalami kekurangan bahan pangan pada musim paceklik kelak.

Yusuf juga menambahkan penjelasannya, barulah setelah mengalami 7 kali pergantian musim itu secara silih berganti, kerajaan akan memperoleh kembali hujan yang teramat deras sehingga kian suburlah tanahnya dan melimpahlah hasil pertaniannya, dimana orang-orang akan kembali dapat memeras anggur dari hasil panen yang melimpah itu.

Setelah mendapat penjelasan yang sangat rinci dari kawannya itu, sang pemuda itu pun berpamitan pada Yusuf untuk menyampaikan hasil takwil yang telah dijelaskannya. Selain itu, ia juga berjanji akan memperjuangkan kebebasan untuk sahabatnya tadi. 

***

Kawan, berdasarkan potongan kisah dari Nabi Yusuf tersebut kiranya kita dapat mengambil beberapa kesimpulan. Pertama, seseorang yang memiliki keahlian di bidang tertentu tetap saja ia adalah sosok yang kemungkinan akan selalu dicari-cari oleh pihak lain meski ia sedang berada di tempat yang jauh dan bahkan terpencil sekalipun. 

Hal ini dikarenakan adanya nilai manfaat yang dapat diperoleh orang lain dengan menemuinya itu, sehingga mereka pun berkenan untuk mengorbankan waktu dan tenaga demi menemuinya. 

Dengan demikian, pada saatnya nanti, orang yang memiliki keahlian itu bukanlah sosok yang akan mencari tapi sebagai sosok yang dicari oleh pihak lain, sebab adanya kelebihan potensi manfaat yang mampu ia berikan pada orang lainnya. 

Kedua, hikmah yang dapat kita petik dari kisah--khususnya pesan--Nabi Yusuf di atas adalah mengenai pentingnya kemampuan untuk menyiasati perubahan zaman dengan mengamati tanda-tanda yang ada. 

Dengan berbekal kemampuan yang demikian, maka seseorang memiliki kemungkinan akan mampu bersikap bijak manakala ia telah memperoleh keberuntungan yang berlimpah di masa kini dan tetap berbesar hati manakala ia sedang menjalani ujian kekurangberuntungan. 

Dengan demikian, seseorang yang memiliki sikap tersebut manakala ia telah memperoleh rezeki yang melimpah maka tidak mungkin ia akan mudah menghamburkannya begitu saja, sebab ia senantiasa menyadari bahwa rezeki yang ia peroleh saat ini belum tentu selamanya akan mengalir dengan lancar di masa kelak, sehingga ia pun harus senantiasa mawas diri saat menggunakannya. Ia akan mampu bersikap cermat saat berkelimpahan dan dapat bersikap berhemat saat berkekurangan. 

Penulis kira demikianlah apa yang dapat kita simpulkan melalui kisah Nabi Yusuf kali ini. Bagaimanakah kisah selanjutnya mengenai nasib Nabi Yusuf setelah pertemuannya dengan kawan lamanya itu? Insyaallah akan penulis ceritakan pada tulisan yang berikutnya. (*)

Referensi:

QS Yusuf: 43-49; Tafsir web. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun