Mohon tunggu...
Muhammad Adib Mawardi
Muhammad Adib Mawardi Mohon Tunggu... Lainnya - Sinau Urip. Nguripi Sinau.

Profesiku adalah apa yang dapat kukerjakan saat ini. 😊

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Alasan Seseorang Dapat Mendengar Perkataan Orang yang Bodoh

25 September 2020   22:46 Diperbarui: 25 September 2020   22:56 337
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: Ben White (Unsplash) 

Suatu kali kita pasti pernah berhadapan dengan orang kurang berpengetahuan (untuk tidak disebut bodoh) yang begitu aktif berbicara. Saat bersama dengan kita, ia berbicara ngalor-ngidul tanpa disadari bahwa apa yang diucapkannya ini adalah kosong alias tidak berguna. 

Sebagai gambaran percakapan tidak berguna itu adalah ia gemar menceritakan keburukan-keburukan orang lain tanpa menyadari bahwa ia pun sebenarnya lebih buruk kondisinya dari orang-orang yang berada di dalam ceritanya. Ibaratnya, virus di negeri seberang tampak, kudis di depan mata tak kelihatan.

Meski demikian, tidak semua orang nyatanya terlihat selalu risih manakala bergaul dengan orang-orang yang gemar berbicara hal-hal tak berguna tadi, sebab beberapa faktor yang melatarbelakanginya. 

Diantara faktor yang menjadi alasan kenapa seseorang dapat terlihat betah saat ia mendengar perkataan orang yang kurang pengetahuan tadi adalah:

Sama-sama bodoh


Pada umumnya, seseorang akan cenderung merasa betah manakala bergaul dengan seseorang yang selevel tingkat kecerdasannya dengan mereka. 

Mengapa demikian? Sebab ia menyadari bahwa ia merasa senasib dengannya. Senasib bahwa dirinya sama-sama kurang pengetahuan. 

Selain itu, saat bersama dengan orang yang sama tingkat kepandaiannya itu bisa jadi seseorang akan cenderung tidak minder pada saat bercakap-cakap. 

Hal ini bisa lain kondisinya jika ia tengah bercakap dengan orang yang memiliki kepandaian di atasnya, khususnya jika orang itu memiliki sikap kritis. 

Ketika bersama dengan orang yang lebih pandai dan kritis ini, bisa jadi, setiap perkataannya pun takkan ada yang lepas dari koreksi. Jika keadaannya sudah demikian, bagaimana mungkin seseorang itu akan merasa nyaman untuk berkata-kata?

Maka pilihan paling ideal bagi golongan kurang pengetahuan ini adalah bergaul dengan seseorang yang tidak akan mengkritisi kesalahan mereka, yakni dengan orang yang sama tingkat pengetahuannya. 

Terbelenggu oleh kekuasaannya

Hal lain yang bisa saja menjadikan seseorang dapat terlihat betah saat mendengar perkataan orang yang bodoh adalah sebab terbelenggu oleh kekuasaannya. Bisa saja ini karena faktor hubungan kerja maupun yang lain.

Sebab, adanya ikatan kerja atau faktor kekuasaan atas diri inilah maka mau tidak mau seseorang harus menampilkan gelagat yang menyenangkan pada saat bersanding dengan orang yang menguasainya. 

Sebab, jika mereka menampilkan gestur maupun sikap yang apa adanya, bisa jadi hal tersebut akan menyinggung perasaan mereka yang dampaknya adalah berkait dengan nasibnya di masa mendatang. 

Dengan demikian, karena faktor ingin mengamankan diri inilah maka cara termudah yang dapat dilakukan oleh seseorang adalah dengan pandai berpura-pura nyaman saat mendengar perkataan orang yang menguasainya.

Terpaksa oleh keadaan

Pada keadaan tertentu kita mungkin akan berada pada sebuah situasi dimana kita tak akan mungkin untuk mengelakkan diri dari pergumulan dengan orang yang kurang berpengetahuan. Misalnya saja, kita duduk bersebelahan dengannya pada saat menghadiri kondangan, dan sebagainya. 

Jika demikian yang terjadi, maka kita tidak perlu menghindari orang tersebut demi tetap menjaga keharmonisan hubungan dengannya. 

Kita tidak perlu, misalnya, mencari tempat yang agak jauh darinya demi menghindari perbincangan dengannya supaya terlepas dari percakapan yang tidak berbobot. Tidak perlu hal itu kita lakukan. 

Jika kita terpaksa harus duduk bersebelahan dan berbincang dengannya, maka hal yang sebaiknya perlu kita lakukan adalah menghindari perdebatan atau berbantah-bantahan dengannya pada saat ia menyampaikan perihal yang tidak sepemikiran dengan kita. 

Khususnya, manakala yang kita hadapi itu adalah tipe orang yang suka ngotot dan tidak mau kalah dalam setiap perbincangan. Cukup kita dengarkan saja ucapannya yang terus mengalir itu sambil berusaha menghindari topik percakapan yang sia-sia dengannya. 

Barulah, jika ia telah mulai merasa letih berbicara atau kehabisan bahan pembicaraan, dan sepertinya ada isyarat bagi kita untuk berbagi cerita dengannya, maka itulah kesempatan bagi kita untuk ganti berbicara dengannya. 

Mengharap sebuah kata bijak akan keluar dari mulutnya

Menurut saya, kita tidak perlu mengisolasi diri dari pergaulan dengan orang-orang yang "berbicara kosong" tadi. Sebab di balik kekosongan ungkapan mereka itu pasti ada setitik hikmah yang dapat kita petik untuk memperbaiki keadaan diri kita. Diantara hikmah itu misalnya barangkali dari perkataannya itu ada sepercik kebenaran yang akan ia ungkap dan lain sebagainya. 

Selain itu, kita juga bisa menggunakan prasangka baik kita saat bersamanya. Umpamanya, jangan-jangan ia mengungkapkan hal yang tampaknya tidak benar itu dengan tujuan untuk berlatih memperbaiki diri sambil berusaha mengakrabkan diri dengan kita.

Jika memang demikian adanya, meski cara yang ia tempuh itu mungkin saja sangat bertolakbelakang dengan cara pandang kita, maka hal itu tidak boleh disepelekan begitu saja. 

Hal inilah yang mungkin akan dapat kita harapkan dari orang yang kita anggap berbicara kosong ini. Yakni sebuah harapan akan adanya kesempatan bagi mereka dan diri kita untuk memperbaiki kualitas diri dari waktu ke waktu. 

Berusaha menularkan kebijakan dan pengetahuan atas dirinya

Cara terbaik untuk mengisi gelas adalah pada saat posisinya tengadah dalam keadaan yang kosong. 

Kondisi itulah yang dapat kita kiaskan pada saat berbincang dengan orang yang kurang berpengetahuan tadi. Yakni kita akan lebih mudah dalam menyampaikan pesan kepada mereka manakala mereka telah kehabisan bahan dan tenaga untuk berbicara. 

Tidak perlu kita berbantah-bantahan atau beradu argumentasi dengan mereka yang risikonya adalah akan memantik api permusuhan. Sebab dengan cara yang halus dan anggun ini pun kemungkinan tidak akan kalah efektifnya. 

Saya kira demikianlah gambaran ulasan tentang alasan seseorang dapat terlihat tenang saat berbincang dengan orang yang bodoh dan hal bijak apa yang kiranya dapat dilakukan manakala sedang bersamanya. [mam]

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun