Sudikah engkau sedikit berlaku sopan kepadanya, umpamanya menanyakan apa kabar, atau mengucapkan perkataan dengan lemah lembut tanpa paksaan. Bukan lelaki tua itu yang meminta, tapi karena engkau belum tahu siapa dia. Dia bukan lelaki tua biasa.
Dahulu ia adalah ksatria, membesarkan anak-anaknya dengan mempertaruhkan selembar nyawa, tak pernah mencampurkan yang halal dengan yang haram, tak pernah menyuapkan sejumput makanan kelambung anak muda, kecuali telah terang cara mendapatkanya.
Lihat luka di sekujur tubuh, desing peluru musuh pernah singgah mencipta pilu. Kekejaman penjajah, ribuan pertempuran demi nusantara. Tanpa mengharap tanda jasa, tanpa memikirkan suatu saat nanti akan mendapat apa. Sungguh jauh pencapaian itu bila di bandingkan engkau yang merasa pongah, hanya beeani di media sosial, mengkomentari sesuatu tanpa adab tanpa perasaan.
Apakah Engkau merasa malu? Menganggap hina lelaki perkasa pendobrak kebengisan zaman, melakukan sesuatu tanpa pamrih tak butuh penghormatan. Ia tak butuh hormatmu, ia tak butuh pengakuanmu.
Lelaki tua di antara bayangan senja dan sejuta nostalgia, tempat bercermin kita-kita yang terlalu sombong tanpa prestasi apa-apa. Kita yang gampang merasa pahlawan, kita yang sering tinggi hati tanpa pernah memiliki sumbangsih bagi kehidupan. Kita yang gampang menghakimi orang tanpa menelisik kebenaran.
Lelaki tua itu mungkin akan pergi, sementara kita sibuk mencaci-maki diri sendiri.
#####
Baganbatu, januari 2023