Mohon tunggu...
Kang Marakara
Kang Marakara Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pengangguran Terselubung

Belajar dan mengamalkan.hinalah aku,bila itu membuatmu bahagia.aku tidak hidup dari puja-pujimu

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Menjadi "Pencuri" di Kompasiana

15 April 2019   10:14 Diperbarui: 15 April 2019   10:23 55
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Screenshot pribadi/kompasiana

Menulis itu memang menyenangkan.apalagi menulis di kompasiana derajat senangnya sungguh berlipat ganda.kita bisa menumpahkan segala kegundahan dan keresahan dengan jaminan pasti di tayangkan.selama tulisan itu tidak melanggar aturan.

Bagi saya pribadi yang hanya lulusan sekolah dasar,bergaul dengan penulis penulis lain di kompasiana yang rata rata berpendidikan tinggi,rasanya seperti pungguk yang di angkut pesawat ruang angkasa sampai kebulan.sungguh anugerah yang tak terhingga.

Karena menyadari keterbatasan diri yang hanya jebolan sekolah dasar,dengan pengetahuan yang jauh dari pas pasan,maka selama di kompasiana saya berubah menjadi seorang "pencuri".

Bukan mencuri cinta dari penulis wanita,atau mencuri rekening admin kompasiana yang mulai kebanjiran iklan,tapi saya mulai belajar menjadi "pencuri"ilmu dari para penulis kompasiana lainya.

Dan hasil curianya adalah artikel yang saya unggah dan di bagikan untuk semua pembaca.walaupun sebahagian besar artikel yang saya tulis adalah sampah,tapi itulah hasil dari olah batin dan pikiran yang bersumber dari hasil pencurian.

Saya hanya teringat pesan mbah saya yang sering di ulang ulang bila memberi wejangan kepada saya ketika kecil dulu,"lee,nek omahmu kelebon maling,sawangono atimu.nek bondho dunyo sing di gowo,iku ora dadi opo.tapi yen elmu sing di gondhol maling,yakino awakmu bakal tambah muliyo."(nak,bila rumahmu di masuki pencuri,pandanglah hatimu.bila harta dunia yang di curi,itu bukan masalah.tapi bila ilmu yang di curi,yakinlah dirimu pasti tambah mulia).

Jadi bila teman teman penulis sekarang levelnya semakin hari semakin menanjak tinggi,mungkin salah satunya karena ilmunya setiap hari saya curi.jadi mohon di ikhlaskan dan di sumbangkan untuk kang marakara.

mengapa saya menulis artikel sampah ini?

saya hanya ingin mengetuk hati dan kesadaran siapa saja yang mungkin membaca artikel ini,betapa di luar sana banyak orang orang berpendidikan tinggi,para sarjana,pakar pakar ilmu dan akademisi,yang masih ragu untuk memulai menulis  karya karya bermutunya,ayo kita mulai menulis memperkaya literasi bangsa.

Jangan sampai nanti malah orang orang seperti saya yang tidak punya bekal pengetahuan dan keahlian yang banyak mengisi dunia literasi dengan tulisan tulisan sampahnya.memulai memang berat,butuh tekat bahkan"nekat" untuk memulai menulis.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun