Mohon tunggu...
Kang Marakara
Kang Marakara Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pengangguran Terselubung

Belajar dan mengamalkan.hinalah aku,bila itu membuatmu bahagia.aku tidak hidup dari puja-pujimu

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Fenomena Golput Tiap Pemilu

30 Januari 2019   15:45 Diperbarui: 30 Januari 2019   16:20 352
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Grafik kenaikan angka golput di tiap pemilu.sumber:ki agoos auliansyah.detikcom

Setiap menjelang pemilu.entah itu pilpres atau pileg,istilah golput kembali menjadi tren pembahasan di masyarakat.golput atau golongan putih adalah sekumpulan orang yang tidak mau menggunakan hak pilihnya dalam pemilu.

Tentu banyak paktor dan alasan yang membuat seseorang sampai pada kesimpulan bahwa golput merupakan pilihan terakhir dalam pandangan politiknya.bisa faktor ideologi,kepentingan,bahkan sampai faktor ekonomi.dan karena menggunakan hak pilih adalah hak bukan kewajiban,maka banyak orang tidak merasah bersalah bila golput dalam pemilu.

Istilah golput di indonesia pertama kali muncul pada tahun 1971.menjelang pemilu 1971 para mahasiswa dan pemuda sudah mencium adanya banyak rekayasa dari penguasa saat itu untuk mencampuri urusan pemilu,dengan tujuan untuk memenangkan parpol baru yang di dukung penguasa.

Para pemuda dan mahasiswa kemudian membuat gerakan untuk menolak berpartisipasi dalam pemilu.dengan cara tetap datang ke bilik suara tapi tidak mencoblos tanda gambar di kertas suara.walaupun gerakan ini tidak terlalu berhasil,tapi mampu menjadi pemicu gerakan golput di kemudian hari.

Alasan orang memilih golput pada awal awal kemunculanya,murni semata mata karena alasan ideologis.karena merasa pemerintah hendak melakukan banyak rekayasa dalam pemilu.tapi saat ini banyak alasan dan faktor yang membuat seseorang memutuskan golput.

Seiring berjaanya waktu, orang orang yang memutuskan untuk golput ternyata mengalami peningkatan dari pemilu ke pemilu.dan tentu saja dengan segudang alasan dan faktor penyebabnya.dari diagram di atas kita dapat melihat peningkatan angkah golput mengalami peningkatan yang signifikan.

Pada tahun 1999 dengan tingkat partisipasi masyarakat sekitar 92,6% pemilih yang memilih golput sekitar 7,3%.kemudian angkanya naik lagi pada pemilu 2004 dengan angka golput 21,8% pada pilpres putaran pertama.dan 23,4% pada pilpres putaran kedua,dengan tingkat partisipasi masyarakat 78,2% dan  76,6%.

Pada pilpres 2009 golput mencapai angka 28,3% dengan tingkat partisipasi publik 71,7%.sedangkan pada pemilu 2014 angka golput lagi lagi mengalami kenaikan hingga angka 30,42% dengan partisipasi publik 69,58%.

Melihat grafik golput yang cenderung mengalami peningkatan dari tahun ke tahun,hendaknya ini menjadi perhatian bersama.tidak hanya pemerintah dan masyarakat saja tapi yang lebih utama adalah elit elit partai peserta pemilu.karena alasan terbesar seseorang memilih golput dalam pemilu karena merasa pemilu tidak memberi dampak perubahan yang signifikan bagi hidup mereka.

Mereka merasa pemilu hanya ajang bagi para elit untuk berkuasa,yang cenderung lupa akan nasip rakyatnya begitu mereka naik ketampuk kekuasaan.maka golputnya pemilih bisa juga diartikan sebagai protes atas ketidak adilan para penguasa.tentu menimpakan semua kesalahan hanya kepada mereka yang memilih golput bukan sikap yang bijaksana,karena seharusnya para elit penguasalah yang harus membuktikan janji janjinya kepada rakyat.agar rakyat kembali percaya.salam

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun