Matahari belum mau menampakkan dirinya
Dibalik awan yang masih gelap menyelimuti kita
Mulai melangkahkan kaki mereka
Sepasang anak manusia berjalan beriringan
Terkadang saling mendahului
Merapat dan berjalan dikanan kiri
Jauhnya jarak menuju tempat kerja
Menjadi tak terasa
Semangat membelenggu kalbu
Seringkali mencari jalan yang terbaik dalam kegelapan pagi
"Jangan sampai terantuk batu bu"
Ucapnya sambil menggandeng tangan istri tercinta
Di pagi yang dingin itu
Diantara lelap tetangga serta anak tercinta
Semangat membelenggu kalbu
Umur yang tak lagi muda
Rambut yang sudah memutih semua
Tak surut langkah kakinya
Semangat membelenggu kalbu
" Tugasmu hanya belajar nak"
Tegasnya waktu itu
Seakan beban dipundak bukan merupakan beban baginya
Separuh perjalanan sudah dilaluinya
Hanya baju untuk menyeka keringat di dahi
Wajah sumringahnya kembali terpancar
Tatkala tujuan sudah mulai kelihatan didepan mata
Kembali mengatur nafasnya
Anak pertamanya seorang bujang
Anak kedua gadis kesayangannya
Anak ketiga bujang jua
Jangan tinggalkan waktu untuk belajar
Gapailah cita setinggi langit di angkasa
Semangat dia
Sampailah mereka di tempat kerja
Mencoba merajut asa yang dicita
Anak-anak lebih makmur sejahtera