Mohon tunggu...
KANAYA NAJLA
KANAYA NAJLA Mohon Tunggu... Arsitek - saya sehat.

hobi saya hidup sehat.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Aku Kehilangan Percaya

30 September 2022   20:57 Diperbarui: 30 September 2022   21:03 108
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Fiksiana. Sumber ilustrasi: PEXELS/Dzenina Lukac

Di suatu pagi yang lumayan cerah, suara peralatan memasak yang bersahutan sahutan di dapur membuat seorang anak perempuan yang kerap disapa Hio mulai membuka mata perlahan dari tidur nyenyaknya. Matanya masih berusaha menyusaikan diri dengan cahaya matahari yang mulai menyapa melalui celah celah kecil di jendela.

Setelah terduduk sebentar, Hio berjalan gontai menuju kamar mandi sambil memperhatikan suasana rumahnya. Neneknya yang baru saja sembuh dari penyakit di kakinya ternyata sudah kelihatan berjemur kembali di halaman rumah, sementara suara bising alat memasak tadi ternyata ibu yang sedang sibuk berkutat di dapur untuk menyiapkan sarapan untuk seluruh penghuni rumah.

Setelah Hio mencuci wajahnya sampai jadi benar-benar segar, langkah kakinya kemudian menuntunnya pergi ke dapur untuk membantu ibu melakukan apapun semampunya agar pekerjaan ibu terasa lebih mudah. Setidaknya begitu pikir Hio. Namun, sesampainya di dapur Hio malah hanya diam saja karena ibu belum meminta bantuan atau memberinya perintah. Sebelum Hio hendak beranjak kembali ke kamar, suara lembut Ibu buatnya berhenti seketika sambil menoleh ke arah Ibu.

"Anak perempuan itu semakin bagus kalau bangun lebih pagi lagi. Sudah sana tolong sapu rumah ya, Hio."

Hio kira ia akan dimarahi karena tidak melakukan apa apa, ternyata dugaannya salah. Walau hubungan komunikasi antara ibu dan Hio tidak sedekat itu, Hio juga pernah sesekali berharap ibu mau memarahinya karena melakukan kesalahan yang menunjukkan kalau Ibu benar-benar peduli padanya. Sebaliknya, kalau Hio melakukan kesalahan, Ibu biasanya hanya memberinya nasihat nasihat baik bahkan terkadang hanya diam saja tanpa terdengar nada marah di setiap kalimatnya.

Sapu sudah dipegang Hio di tangan kanannya. Dengan cekatan, ia mulai membesihkan tiap sudut ruangan yang ada. Setelah selesai dengan kegiatan menyapunya, Hio kembali ke kamar tidurnya, membuka ponselnya untuk melihat berbagai rentetan pesan yang masuk.

Kemudian sebuah suara tak asing terdengar di telinga Hio "Lihat anak perempuanmu itu. Masih pagi sudah membuka gadget. Bukannya membantu ibunya yang sibuk." Nenek berkata tiba-tiba buat Hio merasa tidak nyaman. Di pagi hari yang cerah seharusnya diisi dengan penuh senyum. Namun karna satu kalimat itu, rasanya hari Hio hari ini tidak akan berjalan lancar.

Hio pura pura tak mendengar apa yang ia dengar barusan. Jarinya tetap menelusuri berita yang ada di ponselnya. Dalam hati tetap merasa was-was karena rasanya ia akan disindir terus menerus. Detik itu Hio tak sadar waktu habis berlalu sampai satu jam ia hanya bolak balik membuka aplikasi pesan di ponselnya.

Ketika ia tersadar waktu sudah berlalu, ternyata ibunya sedang pergi untuk membeli sesuatu. Suasana rumah sangat tenang dan sepi karna hanya ada Nenek dan Adik.

"Hio, tolong ambilkan air panas di dapur lalu masukkan ke ember di kamar mandi." Sedari pagi tadi,  Hio sudah mulai malas menanggapi perkataan Nenek. Jadi ketika Nenek meminta bantuan, Hio hanya bermalas malasan sambil menggumam kesal namun tetap berjalan ke dapur untuk mengambil air panas tersebut lalu memasukkannya ke dalam ember. Sepanjang ia berjalan dari dapur ke kamar mandi, Suara Nenek yang menasihati Hio tentang kegiatan yang ia lakukan sedari tadi terdengar semakin membuat Hio semakin naik pitam.

Semuanya tiba tiba menjadi runyam ditambah suara bentakan terdengar dari dalam rumah ketika Hio tak sengaja tersandung sehingga menimbulkan suara panci jatuh ke lantai. Untung saja air panas yang ia bawa sudah ia tumpahkan ke dalam ember.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun