Mohon tunggu...
kana faizatun nisa
kana faizatun nisa Mohon Tunggu... Mahasiswa - KULIAH

MAHASISWI UIN KHAS JEMBER

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Keragaman Adat dan Kebudayaan di Banyuwangi

22 April 2021   13:32 Diperbarui: 22 April 2021   13:36 551
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Di Indonesia ini, ada banyak beraneka ragam suku bangsa dan bahasa, di setiap daerah pasti memiliki suatu budaya tersendiri. Disini, kita akan membahas tentang salah satu budaya dari sebuah daerah, yakni Banyuwangi. Kabupaten Banyuwangi adalah sebuah kabupatan yang berada di Provinsi Jawa Timur, Indonesia. Ibu kotanya adalah Kabupaten Banyuwangi. Kabupaten ini terletak di ujung paling timur pulau Jawa, di kawasan Tapal Kuda, yang berbatasan dengan Kabupaten Situbondo di utara, Selat Bali di timur, Samudra Hindia di selatan serta Kabupaten Jembar dan Kabupaten Bondowoso di barat.

Banyuwangi, sejak jaman dahulu menjadi tempat bertemu dan berinteraksinya beraneka suku bangsa, budaya, dan agama. Karena, Banyuwangi memiliki beberapa keberagaman etnis besar yang hidup dengan mengedepankan sikap toleransi antar suku, agama dan budaya di Banyuwangi. selain mengukuhkan nilai keagamaan, terdapat nilai budaya dan adat yang tetap dilestarikan oleh masyarakat Banyuwangi. Berikut ini adalah beberapa adat dan kebudayaan yang ada di Banyuwangi :

1. Nyadran

Nyadran merupakan salah satu tradisi masyarakat Banyuwangi dalam rangka menyambut datangnya bulan suci Ramadhan. Nyadran biasanya dilaksanakan pada setiap hari ke-10 bulan Rajab atau saat datangnya bulan Sya'ban. Kegiatan nyadran diawali dengan ziarah kubur, biasanya peziarah membawa bunga, terutama bunga telasih. Seusai berdoa, masyarakat menggelar kenduri atau makan bersama di sepanjang jalan yang telah digelari tikar dan daun pisang. Makanan yang dibawa harus berupa makanan tradisional, seperti ayam ingkung, sambal goreng ati, urap sayur dengan lauk rempah, prekedel, tempe dan tahu bacem, dan lain sebagainya. Acara makan bersama di pemakaman diselenggarakan sebagai wujud rasa syukur kepada Tuhan. Meski jenisnya merupakan budaya, Nyadran juga dipahami sebagai bentuk hubungan antara leluhur dengan sesama manusia dan dengan Tuhan.

Tradisi ini bisa dikatakan sudah turun temurun diselenggarakan di daerah Banyuwangi. Sebagian masyarakat percaya, bahwa mendoakan sanak keluarga ataupun leluhur baik dilakukan untuk ketenangan arwah orang yang telah meninggal. Selain itu, dengan berziarah, umat Muslim diingatkan kembali tentang akhir kehidupan dan keseimbangan hidup di dunia untuk mencari bekal berkah di akhirat nantinya. Acara makan bersama bisa menjadi salah satu ajang silaturahmi menjelang Ramadan yang mencuri perhatian. Kebersamaan warga menjadi momen yang dinanti-nantikan. Hingga saat ini, momen Nyadran juga menjadi salah satu kegiatan wisata rohani dan tradisi unik yang ada di daerah Banyuwangi.

2. Sya'banan

Dalam rangka memperingati malam Nisfu Sya'ban, warga Banyuwangi menggelar pengajian di Masjid. Acara tersebut dimulai pada waktu sholat Maghrib (kurang lebih pukul 17.30 WIB) hingga setelah sholat Isya'. Sebelum memasuki inti acara, seluruh warga yang telah memadati masjid melaksanakan sholat Maghrib berjamaah terlebih dahulu. Setelah selesai sholat Maghrib, acara dibuka dengan sambutan dari Kyai atau Ketua Takmir Masjid.

Dalam sambutan tersebuat, biasanya Kyai atau Ketua Takmir Masjid tersebut mengajak kepada seluruh jamaah yang hadir di Masjid untuk merenungkan kembali apa makna dari malam Nisfu Sya'ban. Sebab, pada malam itulah seluruh amalan manusia selama setahun (berdasarkan kalender Hijriyah) disetorkan oleh malaikat kepada Allah SWT sebelum dimulainya pembukuan catatan amalan manusia yang baru.

Setelah sambutan selesai, acara dilanjutkan dengan pembacaan Surat Yaasin sebanyak tiga kali dan dilanjutkan dengan pembacaan doa. Acara ditutup dengan sholat Isya' berjamaah, kemudian para jamaah bersalaman sambil berjalan pulang kerumah masing-masing.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun