Mohon tunggu...
Muhammad Khoirul Wafa
Muhammad Khoirul Wafa Mohon Tunggu... Penulis - Santri, Penulis lepas

Santri dari Ma'had Aly Lirboyo lulus 2020 M. Berusaha menulis untuk mengubah diri menjadi lebih baik. Instagram @Rogerwafaa Twitter @rogerwafaa

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Catatan tentang Meditasi Menuju Hening di Tengah Banjir Informasi

24 April 2020   05:29 Diperbarui: 24 April 2020   14:13 200
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sebuah kesimpulan mencengangkan kemarin saya baca di salah satu blog medium. Menurut data yang dihimpun dari National Science Foundation, rata-rata manusia bisa menghasilkan antara dua belas ribu hingga enam puluh ribu pikiran setiap harinya.

Bahkan jika dihitung-hitung, delapan puluh persennya saja bisa berupa pikiran negatif. Frasa negatif tersebut dapat mencakup hal yang berbau kecemasan, kekhawatiran, dan lain sebagainya. Dan bisa jadi, dari ribuan pikiran itu, hampir semua ide yang lewat adalah pikiran sama yang terus-menerus berulang.

Hal kecil yang terus menerus muncul secara kontinyu. Akhirnya dari sekedar selintas benak, jadi keinginan. Lama kelamaan menjadi hasrat. Akhirnya berujung kemauan kuat. Dan dibuktikan dengan sebuah tindakan. Yang berujung pada sebuah akibat.

"According to the National Science Foundation, an average person has about 12,000 to 60,000 thoughts per day. Of those, 80% are negative and 95% are repetitive thoughts." Itu kalimat yang dapat saya kutip.

Memang sih, gak semua pikiran negatif adalah buruk. Waspada dan curiga, kadang juga baik. Sebab di zaman sekarang ini, saat membaca berita dari sumber yang kredibel sekalipun, sebaiknya jangan langsung percaya isinya. Kadang masih dibutuhkan perasaan ragu-ragu. Untuk mengetahui ada fakta apa dibalik itu yang sesungguhnya.

Mengingat teori diatas, saya jadi menemukan kembali, beberapa bait nadhaman yang ada di kitab Kifayatul Awam. Kenyataannya mungkin akan jauh lebih rumit dari yang saya kira.

Dan konsep dalam kitab klasik seperti lebih kompleks. Ada banyak istilah yang pengertiannya juga berbeda. Ada yang namanya shadr, qalb, fuad, dan lubb.

Membuktikan kalimat hati manusia itu sedalam lautan.

Dalam istilah sehari-hari yang kita kenal juga ada bahasa otak, akal, pikiran, hati, hati kecil, benak, atau bahkan sanubari.

Dan rasanya kurang bijak membenturkan data riset dan keterangan tadi itu menjadi satu pemahaman utuh.

Sudah cukup, tak perlu diperpanjang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun