Mohon tunggu...
Kamaruddin
Kamaruddin Mohon Tunggu... Jurnalis - Mengingat bersama dengan cara menulis
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

.

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Pilihan

Menikmati Segelas Kopi Khop di Pesisir Barat Sumatera

12 Agustus 2021   22:44 Diperbarui: 15 Agustus 2021   10:43 670
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kopi Khop di Warung Kopi Punti (Dokumentasi Pribadi)

Banda Aceh - Menyusuri jalan bebatuan, hembusan angin pantai mulai mencekam, pertanda perjalanan menuju 'Warung Kopi Punti' sudah hampir tiba. Benar saja, pada jarak 300 meter, pandangan sudah mampu menjangkau uniknya 'Warung Kopi Punti' yang mampu berdiri kokoh di pesisir pantai Suak Ribe, Kecamatan Johan Pahlawan,  Kabupaten Aceh Barat, Provinsi Aceh.

Warung kopi yang juga terletak di pesisir Samudera Hindia menyajikan minuman khas Meulaboh, Aceh Barat yakni kopi khop, kopi khop dari olahan kopi tubruk ini disajikan pada gelas yang ditempatkan dalam keadaan terbalik di sebuah piring kecil dan diminum dengan cara menyeruput atau menyedot cairan kopi yang ada di piring kecil sampai menyisakan ampas kopi yang ada di dalam gelas terbalik tersebut dengan menggunakan sedotan plastik. Dalam bahasa Indonesia, kopi khop memiliki arti kopi terkelungkup atau terbalik.

Namun, yang menarik dari Warung Kopi Punti ialah Arsitektur bangunannya yang memiliki ciri khas tersendiri. Sangat unik, mereka yang datang kesana tidak duduk seperti kebanyakan warung kopi yang ada di Aceh. Pelayan akan mempersilahkan pelanggan duduk di gazebo lingkaran yang terbuat dari material bambu dan kayu, dengan ketinggian kurang lebih 1 meter. Terkesan lebih hidup, Warung Kopi Punti mampu memberikan nuansa lebih tradisional. Orang-orang di sekitaran menyebutnya dengan sebutan pondok rumbia atau jambo rumbia.

Gazebo lingkaran di Warung Kopi Punti (Istimewa)
Gazebo lingkaran di Warung Kopi Punti (Istimewa)
Tidak lupa, pelayan juga mempersilahkan kami berempat, Masyudi, Penulis, Novira dan Wildansyah, duduk di gazebo lingkaran itu, kami duduk di gazebo lingkar nomor 4. Menaiki tangga yang hanya berjumlah 5 anak tangga bukanlah hal yang sulit, saya melakukannya dua kali melangkah, supaya cepat berada diatas. Sesampai diatas, pelayan memberikan selebaran brosur yang berisi menu minuman dan makanan, kami bertiga memesan kopi khop dan satu porsi kentang goreng. Kecuali, Wildanysah, yang sedang melaksanakan puasa sunnah 1 Muharram.

Benar-benar terbalik, meski ini yang kedua kalinya saya menyeruput kopi khop, tapi masih sangat menarik dan penuh tantangan. Saat menyeruput, membutuhkan skill, bukan sekedar minum seperti kopi biasa. Bahkan Novira yang merupakan seorang Indigenous alias penduduk asli Meulaboh, masih kesusahan menyuruput si pahit dari tanah gayo itu.

Novira saat sedang menyeruput kopi khop (Dokpri)
Novira saat sedang menyeruput kopi khop (Dokpri)
Bubuk hasil tubrukkan kopi menggumpal di dasar. Namun karena ini kopi khop alias tebalik, bubuk hasil tubrukkan mengumpul di dinding-dinding atas gelas, dengan tambahan susu kental manis membuat cita rasa kopi khop kali ini seolah menyempurnakan indahnya gulungan ombak di pantai Suak Ribe. Harganya pun cukup terjangkau, pergelas di hargai Rp10 ribu.

Hari itu hujan bersifat Childish alias labil, hanya berhenti beberapa menit, kemudian mengguyur Kota yang terkenal dengan Bumoe Teuku Umar itu berjam-jam. Betapa mencekam cuaca hari itu, akibat ulah angin dan hujan yang seolah sedang berkolaborasi.

Hujan (Dokpri)
Hujan (Dokpri)
Kopi khop berhasil membuat kami larut dalam obrolan, obrolan yang tak ada arah yang tentu, sesekali mengobrol tentang kekerasan terhadap anak dan perempuan di Aceh yang angkanya masih cukup tinggi, tentunya dalam hal ini butuh perhatian khsusus dari penegak hukum, beberapa kali juga membahas tentang gizi anak yang sangat perlu asupan makanan seimbang seperti sayur, nasi, tahu tempe dan buah-buahan.

Kemudian, sebagai penghibur agar obrolan tak terlalu kaku, kami juga membahas tentang pelajaran dari dua ekor monyet yang mengikuti petunjukkan yang diceritakan dalam buku, Seteguk Kopi Menjelang Khotbah Jumat. Kisahnya cukup menarik, dapat dipetik beberapa pelajaran berharga.

"Padahal aku asli disini, tapi masih susah minum kopi khop ini. Jadi, wajar kalau kalian juga mengalami kesulitan saat menyeruput. Tapi inilah keunikan dan ciri khas dari kopi khop, ada sensasinya tersendiri," kata Novira, saat melihat saya dan Masyudi beberapa kali mengalami kesulitan saat menyeruput kopi khop.

Kepada penulis, Minggu, Agustus 2021, Novira menceritakan rata-rata gaya warung kopi khop di Meulaboh ialah ada gazebo lingkaran. Tidak ada filosofi khusus dari gazebo lingkar itu. Menurut Novira, gazebo lingkar memudahkan interaksi antar sesama apabila sedang mengobrol. "Disini emang rata-rata warung kopi khop itu, model-model gini, udah jadi ciri khas lah," tutur Novira.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun