Kutacane. (Kompasiana.com) -Â Senin 2 November 2020 tadi pagi sekira pukul 10 : 20 wib PC Pmii Aceh Tenggara dan PCNU Agara silahturahim bersama Kapolres Agara.
Diskusi ini dilakukan terkait perihal merajalelanya narkoba di Aceh Tenggara dan sekaligus minta ada tindakan urgent dari aparat hukum untuk memberikan pengawalan ketat terhadap Ulama yang hendak berceramah, dalam diskusi ini Aktivis PMII dan tokoh NU Aceh Tenggara tidak mau terulang kembali penusukan terhadap Ulama oleh OTK yang sempat terjadi beberapa hari silam.
Kemudian  para Aktivis PMII dan tokoh NU bertanya kepada bpk Kapolres terkait bagaimana cara membasmi Narkoba di Aceh Tenggara ini, apa langkah yang perlu kita ambil, beliau mengatakan untuk membasmi Narkoba di Aceh Tenggara kita bersatu berkerjasama baik antar lembaga dan seluruh masyarakat Aceh Tenggara, jangan ada karena sipolan dan sipolin ada hubungan saudara atau keluarga, tugas aparat hukum cuma menangkap pelakunya setelah diperiksa nanti kasusnya lanjut kepada kejaksaan ujar beliau.
Aktivis PMII dan tokoh NU yang melakukan silahturahim terus bertanya lagi kepada bapak Kapolres, maaf pak apa tidak ada penanganan terkait narkoba yang lebih urjent ? Ujar salah satu pihak yang audiensi, beliau mengatakan kita dari pihak kepolisian sudah pernah menyurati pemerintah daerah terkait penanganan narkoba namun belum ada tindakan ujar beliau.
Lantas Para Aktivis PMII dan tokoh NU sempat bertanya kembali kepada bapak Kapolres tentang berupa apreasiasi 1 Miliar yang akan diberikan bapak Bupati kepada kepolisian, apakah pihak kepolisian sudah menerima itu pak ?, jawaban beliau belum ada, kita bertanya lagi lalu kemana dananya pak ?, dananya sudah dipakai untuk penanganan Covid 19 kata mereka/pemerintah tandas beliau.
Bagi masyarakat Aceh Tenggara berikan masukan anda yang bersifat membangun, perihal diatas merupakan hasil diskusi kita dengan Kapolres, dan inisiatif dari kami PC PMII Aceh Tenggara, dua hari yang lalu ingin membentuk Gerakan Rakyat Aceh Tenggara Membasmi Narkoba di Agara Metuah. (ditulis oleh Muhammad Safi'i)
