Mohon tunggu...
De Kalimana
De Kalimana Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Menggapai Shalat Khusyu' Ternyata Sederhana

10 Januari 2017   22:56 Diperbarui: 7 Maret 2017   12:00 93076
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Shalat merupakan aktivitas hati (jiwa), bukan aktivitas pikiran.

Shalat hakikinya merupakan komunikasi batin antara hamba dengan Tuhannya. Apabila hubungan batin (khusyu’) tidak terbangun maka shalat yang dilakukan tidaklah sempurna bahkan sia-sia karena komunikasi batin dengan Tuhan tidak terjalin.

Membangun khusyu’ dengan cara konsentrasi, menatap satu titik di tempat sujud, memahami arti bacaan, menghadirkan Allah didalam hati, dan sebagainya ternyata tidaklah mudah, atau sulit bahkan teramat sulit. Menatap titik ditempat sujud memang membantu agar pandangan mata tidak kemana-mana, akan tetapi tidak membantu mencegah pikiran untuk tidak kemana-mana.

Demikian pula dengan konsentrasi, mempraktekkan konsentrasi dalam shalat seperti mengarahkan anak panah dari busur menuju sasaran bidik rupanya juga kurang logis. Karena shalat itu sesungguhnya adalah aktivitas hati (jiwa), bukan aktivitas pikiran. Padahal konsentrasi adalah aktivitas pikiran. Ali bin Abi Thalib menjelaskan, “Khusyu tempatnya ada di hati. Ia adalah perasaan di dalam jiwa yang nampak dari anggota badan dalam bentuk ketenangan dan ketawadhukan. Khusyu merupakan buah dari kokohnya keyakinan di dalam hati terhadap pertemuan dengan Allah.”

Khusyu’ adalah kesadaran

Dalam QS Albaqaroh 45-46 disebutkan, bahwa orang yang khusyu itu adalah orang yang senantiasa yakin akan pertemuannya dengan Allah dan mereka akan kembali kepada-Nya. Keyakinan (akan pertemuannya dengan Allah) adalah sebuah “kesadaran” dengan sepenuh hati yang ada didalam jiwa.

Secara sederhana khusyu’ adalah sebuah “kesadaran”. Sehingga shalat yang khusyu’ adalah shalat yang dilakukan dengan penuh kesadaran bahwa setiap sikap dan gerakan merupakan komunikasi batin dengan Allah SWT.

Empat hal untuk mencapai khusyu’

Khusu’ adalah aktivitas hati yang dapat dibangun dengan 3 hal, yang kesemuanya berkaitan dengan kesadaran batin atau jiwa, yaitu: sadar, pasrah, dan nyambung. Karena khusu’ harus berlangsung sepanjang aktivitas shalat, maka kesadaran batin itu harus dipertahankan dan dibangun kembali di setiap sikap dalam rukun shalat, baik berdiri, duduk, ruku’ dan sujud. Aktivitas ini disebut tuma’ninah. Sehingga tuma’ninah sebenarnya merupakan aktivitas untuk membangun kembali kesadaran batin dengan 3 hal itu.

Dengan demikian maka untuk mencapai khusyu’ sepanjang shalat dapat dilakukan dengan empat hal, yaitu Sadar, Pasrah, Nyambung, dan Tuma’ninah.

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun