Mohon tunggu...
Sembiring
Sembiring Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Lingkungan Hidup

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

KKN FPB UKSW - Pengembangan Alat Penanganan Hama Kutu Kebul pada Tanaman Cabai

7 Desember 2022   19:36 Diperbarui: 15 Desember 2022   11:40 465
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Desa Sumberejo yang terletak di Kecamatan Ngablak, Kabupaten Magelang ini menjadi tempat dijalankannya kegiatan KKN Fakultas Pertanian dan Bisnis UKSW tahun 2022. KKN ini diselenggarakan pada tanggal 31 Oktober – 30 November 2022. Dalam kegiatan KKN ini dilakukan secara berkelompok, dimana setiap kelompok beranggotakan 4-5 orang mahasiswa FPB yang terdiri dari program studi Agroteknologi dan Agribisnis.

Dalam kegiatan KKN ini kelompok kami beranggotakan 4 orang mahasiswa FPB yaitu Etimanta Pratama Sembiring, Helba Jahari Perangin-Angin, Novianus Ferdi, Monika Mei Cynthia dan dibantu oleh Dosen Pembimbing yaitu Bapak Andree Wijaya Setiawan, S.P., M.P dan juga Ibu Damara Dinda Nirmala Zebua, S.P., MP dan tidak terlepas juga bantuan dari Pendamping desa yaitu Bapak Muhyudi. Kegiatan kali ini kelompok kami membawa tema KKN yaitu Desa Teknologi “Pemberdayaan Masyarakat Desa Untuk Penanganan Hama dan Penyakit”.

Letak desa yang strategis di kaki pegunungan Merbabu menyebabkan Desa Sumberejo memiliki kondisi iklim yang cocok untuk budidaya pertanian. Selain iklim, luas lahan pertanian yang luas juga menjadikan Desa Sumberejo banyak menggantungkan hidupnya dengan bertani. Luas wilayah 209 hektar (ha) dengan kekayaan alam yang paling menonjol dan berpotensi untuk dikembangkan adalah tingkat kesuburan lahan pertanian sayur pada dataran tinggi dan pemandangan alam sekitar untuk pengembangan agrowisata yang kekhasannya tidak dimiliki desa lainnya.

Selama satu bulan kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Desa Sumberejo upaya kami dalam pemberdayaan masyarakat desa Sumberejo mengenai penanganan hama dan penyakit, langkah pertama yang kami lakukan yaitu survei dan obvervasi guna membantu kami dalam menentukan program kerja yang akan kami lakukan selama kegiatan KKN tersebut. 

Selama proses survei dan observasi kami melihat tanaman yang rentan terserang hama dan penyakit yaitu tanaman cabai dimana hama yang paling sering ditemukan adalah kutu kebul, sehingga kami memiliki ide program kerja yaitu “Pengembangan Alat Penanganan Hama Kutu Kebul Pada Tanaman Cabai” guna mewujudkan pertanian desa Sumberejo yang ramah lingkungan.

Selain itu, selama satu bulan kegiatan KKN kelompok kami juga sering membantu petani dalam melakukan pekerjaan di lahan, antara lain melakukan sanitasi seperti mencangkul lahan, menanam, membersihkan gulma, melakukan penyemprotan pestisida, penyiraman, dan juga memanen tanaman (cabai, selada, kol, dan pakcoy). 

Kami juga membantu dalam kegiatan posyandu yang ada di Desa Sumberejo. Dengan membantu petani kami juga bisa mengetahui lebih dalam terkait kendala yang mereka hadapi dengan demikian sedikit banyaknya kami bisa memberi masukan kepada mereka.

Dokpri
Dokpri

Dokpri
Dokpri

Sesuai dengan program kerja yang kami rencanakan yaitu “Pengembangan Alat Penanganan Hama Kutu Kebul Pada Tanaman Cabai” yang dimana nantinya kami akan memperkenalkan sekaligus menyerahkan alat yang kami buat untuk menangani masalah hama kutu kebul tersebut. Dimana alat yang sudah kami buat yaitu perangkap lampu kuning atau “Yellow Light Trap”.

Penggunaan lampu kuning ini disesuaikan dengan hama yang dijadikan target. Sesuai dengan pustaka yang kami dapatkan menunjukkan bahwa hama kutu kebul sangat tertarik pada cahaya berwarna kuning, sehingga itu yang mendasari kami menggunakan lampu berwarna kuning sebagai pemikat hama kutu kebul.

Yellow Light Trap
Yellow Light Trap

Pada pembuatan alat ini kami dibantu oleh salah satu teman kami Yono Okki Saputro. Dimana pembuatan alat ini ditujukan kepada Masyarakat Desa khususnya petani cabai sebagai pengguna nantinya. Pembuatan alat ini juga dimaksudkan agar membantu masyarakat Desa Sumberejo dalam menangani masalah hama kutu kebul yang menyerang tanaman cabai petani Desa Sumberejo.

Sebelum melakukan kegiatan penyerahan dan sosialisasi tentang alat yang kami buat, terlebih dahulu kami uji coba alat tersebut di salah satu lahan petani cabai di Desa Sumberejo. Percobaan ini kami lakukan pada lahan tanaman cabai dengan luas sekitar 500m2, Yellow Light Trap dipasang dan diletakkan pada tengah lahan.

Percobaan dilakukan pada pukul 19.00 – 06.00 WIB, terlihat bahwa lampu bisa menyala terang dan mampu menarik berbagai hama yaitu, lalat buah, thrips, dan kutu kebul. Hama tersebut terperangkap pada jaring dan menempel pada corong. Pemilik lahan mengatakan bahwa jika alat ini di perbanyak dan lebih tepat peletakannya, mungkin akan semakin efektif dan efisien dalam penanganan hama, mengingat hama adalah penyebab kegagalan panen yang sangat jelas terlihat.

Uji Coba Yellow Light Trap
Uji Coba Yellow Light Trap
Uji Coba Yellow Light Trap
Uji Coba Yellow Light Trap

Setelah 3 kali melakukan percobaan, maka pada hari Sabtu, 26 November 2022, kami melakukan sosialisasi terkait penanganan hama dan penyakit, serta memperkenalkan alat Yellow Light Trap kepada warga. Sosialisasi dilakukan dalam forum warga, yaitu LPP sehingga banyak warga yang menghadiri. 

Ketika sosialisasi tersebut, kami membagikan modul bagi warga yang datang agar mereka memiliki pedoman atau gambaran ketika menghadapi atau melihat situasi lahan yang ada pada modul. Modul yang kami berikan berisi gambar dan gejala hama dan penyakit yang menyerang tanaman cabai, serta cara penanganan secara biologi, kimiawi, mekanis, dan kultur teknis. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun