Mohon tunggu...
Umarulfaruq Abubakar
Umarulfaruq Abubakar Mohon Tunggu... Guru - Mahasiswa Universitas Islam Indonesia - Yogyakarta

Saya menulis bukan karena saya pandai menulis, melainkan karena ada yang ingin saya sampaikan. Saya ingin memberi kepada bangsa ini dan berbagi dengan anak-anak negeri walau hanya dalam sebentuk tulisan. Hitung-hitung juga sebagai deposito amal untuk nanti setelah mati. Salam kenal buat semua. Kenalkan (sambil mengulurkan tangan): saya Umarulfaruq Abubakar, asal Modelomo-Boalemo-Gorontalo.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Kebijakan Sultan Abdul Hamid II dan Presiden Erdogan yang Menyakitkan

9 November 2015   12:43 Diperbarui: 9 November 2015   13:01 5491
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="erdogan dan sultan abdul hamid II (http://www.turkpress.co/)"][/caption]

Setelah kemenangan AKP pada pemilu tanggal 1 November, umumnya reaksi surat kabar Barat sangat buruk dan tidak menerima kemenangan ini, walaupun kemenangan diperoleh dengan pesta demkorasi yang legal. Tuduhan mereka adalah: AKP bisa menang karena adalah politik teror dan ancaman yang dilakukan kepada rakyat Turki.

Apa yang terjadi pada Erdogan saat ini, tidak jauh berbeda dengan apa yang terjadi saat wakil dari Ikhwanul Muslimin, Muhammad Mursi naik menjadi presiden. Persis yang terjadi pula saat Ismail Haniyyah dari Hamas akhirnya terpilih menjadi Perdana Menteri.

Tidak ada demokrasi murni dalam pandangan Barat. Isu demokrasi yang dibawa Amerika saat mereka menduduki Irak hanyalah menyisakan perang saudara. Yang ada adalah perjuangan kepentingan. Maka As Sisi, si penjahat demokrasi Mesir, begitu dielu-elukan sebab dia siap menjadi budak Israel untuk menghentikan perjuangan rakyat Palestina, walaupun As Sisi sendiri memiliki sejarah kelas membantai ribuan orang dan melakukan kudeta terhadap presiden yang sah. Itulah makna demokrasi: yaitu ketundukan kepada kepentingan barat. 

Sesungguhnya apa yang dilakukan oleh Barat pada saat ini, tidak jauh dari apa yang mereka lakukan dulu kepada Sultan Abdul Hamid II. Dalam analisanya di www.turkpress.co, Dr. Musthafa As-Sutaiti, pakar Sejarah Turki Utsmani, menjelaskan bahwa banyak kebijakan Erdogan saat ini yang mirip dengan kebijakan Sultan Abdul Hamid dua pada saat ini. Kebijakan-kebijakan yang pastinya membuat AS dan sekutunya meradang sebab ia menguntungkan umat Islam.

Sultan Abdul Hamid II dan Penguatan Ruh Keislaman

Tahun 1876, kemunduran Daulah Utsmaniyah sudah tampak jelas dalam bidang ekonomi, sosial, dan politik. Adanya konspirasi untuk menghancurkan Daulah Utsmaniyah mulai bergulir. Tahun 1878 pemimpin pemimpin eropa mengadakan Konferensi Berlin yang isinya membagi-bagi kawasan Daulah Utsmaniyah kepada negara Prancis. Inggris, dan Italia.

Ketika Sultan Abdul Hamid II mengetahui bahaya yang mengancam ini, ia segera menyerukan persatuan umat dan berusah memperkuat ruh keislaman diantara umat. Ia mengutus para ulama ke berbagai negeri untuk menyampaikan misi ini, dan ternyata mendapat sambutan yang luar biasa baik dari negara arab maupun non arab.

Sultan Abdul Hamid II dan Proyek Yang Prestisius

Sultan Abdul Hamid II pada masanya berhasil menuntaskan banyak proyek yang prestisius, bila dilihat dari kemungkinan sumberdaya yang ada pada saat itu. Diantaranya adalah rel kereta api yang membentang dari Damaskus sampai ke Madinah sepanjang 1320 KM.

Tujuan dari proyek ini adalah mengikat antara satu kawasan dengan kawasan lainnya, memudahkan transportasi antara daerah, sehingga dapat memberikan bantuan dengan segera bila ada kawasan yang memerlukan bantuan, dan juga mempermudah pelaksanaan ibadah haji. Keberadaan rel kereta dapat menyingkat perjalanan haji yang berbulan bulan lamanya menjadi lima hari saja.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun