Mohon tunggu...
Amalia Kairani Mardiana
Amalia Kairani Mardiana Mohon Tunggu... Mahasiswa - Menulis menemukan makna dan menipiskan luka

Anak muda yang hobinya santai tapi maunya memberikan dampak untuk sesama. Suka hewan berbulu kecuali Anjing dan Burung. Maunya sih produktif tanpa dibatasi, tapi apalah daya setiap manusia diberikan kebebasan yang terbatas. Dalam artian, bebas dalam lingkup yang sewajarnya saja. Masih jadi Mahasiswi di Universitas Negeri Jakarta, Prodi Ilmu Komunikasi. Lebih jauh tentang saya, ada di @kairanidiana

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

2 Jam dari 8 Bulan Part 1: Pertemuan Singkat yang Penuh Makna

21 November 2020   07:22 Diperbarui: 21 November 2020   07:25 88
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Suasana SMKN 50 JAKARTA Saat Agenda TOEIC 2020 (Dok. pribadi)

Ada banyak cerita di minggu kemarin yang menggemuruh untuk diceritakan.Untuk itu, saya tuangkan disini sebagai implementasinya. Berawal dari pengumuman di grup whatsapp, yang intinya adalah mengumumkan jadwal tes toeic lanjutan atau biasa disebut TOEIC final. Perlu diketahui, tes final ini tidak diikuti oleh seluruh siswa di sekolah, melainkan disaring melalui nilai dari latihan/uji coba tes sebelumnya. Jadi sudah tentu yang berhasil masuk sampai tahap ini sudah tidak diragukan lagi kemampuannya, pikir saya kala itu.

Kembali lagi ke pengumuman yang ada di whatsapp group, Karena anggapan saya yang sudah pesimis duluan, jadi saya tidak berniat untuk membuka dan membaca kiriman file dari panitia tes tersebut. Rencananya saya untuk menangguhkan esok atau  bahkan tidak sama sekali membukanya. Alasannya simpel, karena pastinya saya akan merasa paling bodoh melihat teman-teman saya  lolos tes dan mendapatkan sertifikat, sedangkan saya sendiri?...
Masih dalam tahap proses pembelajaran yang dapat dikatakan "terlambat" meskipun belum sangat terlambat.

Namun entah kenapa tiba-tiba rasa penasaran ini muncul, jadi saya memutuskan untuk mencoba menghela napas dan mulai membaca pengumuman tersebut. Hal pertama yang saya lihat tentu saja adalah  daftar nama, nomor, beserta waktu pelaksanaannya. Saya mencoba membaca cepat dari sesi dua ruang empat sampai ruang satu sesi satu. Alhasil, ternyata nama saya tertera di ruang satu sesi satu.  Rasanya kala itu di hati antara percaya dan tidak percaya, rasa bingung bercampur dengan rasa senang dan bahagia karena saya baru saja mendapatkan hal yang berada di luar ekspetasi sebelumnya.

Untuk itu dengan persiapan yang minim, sebisa mungkin saya memanfaatkan waktu untuk latihan soal. Tak terasa tibalah hari yang kami tunggu-tunggu yaitu hari jumat.

Kala itu hari Jumat yang cerah,  kami diingatkan kembali dalam whatsapp group oleh panitia untuk mempersiapkan diri untuk mengikuti tes dan mengingatkan agar selalu mematuhi protokol kesehatan dimanapun dan kapanpun.

Sebagai pengetahuan, informasi diatas saya dapatkan sekitar di jam 05.30 pagi, dan hal itu yang membuat saya dari jam 06.00 sudah siap untuk berangkat menuju sekolah. Padahal, tes dimulai pukul 07.00 pagi. Alhasil sesampainya di sekolah, suasananya masih sepi dan belum banyak orang yang lalu lalang. Setelah kurang lebih satu jam setengah menunggu, saya mendapatkan informasi yang intinya menegaskan bahwa semua siswa yang sudah hadir diharapkan untuk segera memasuki ruang tes yang sudah disediakan. Sampai disitu saya naik ke lantai tiga dan mencoba mencari kertas bertuliskan ruang satu.

*__*
Sebelum tes dimulai, panitia meminta kami untuk melakukan uji coba terlebih dahulu. Pada tahap ini, saya agak sedikit panik karena saat mencoba memasukkan data diri tiba-tiba tidak bisa berlanjut ke tahap pengisian data lainnya, padahal saat uji coba program berjalan dengan baik. Untungnya segera diatasi, jadi saya tak perlu menunggu terlalu lama.
Berhubung pelaksanaan tes nya di hari jumat, siswa laki-laki berusaha untuk mempercepat

*__*
Setelah tes selesai, saya dan teman sekelas saya mencoba membahas soal tersebut dengan menanyakan beberapa pertanyaan  satu sama lainnya. "gmna tadi tes nya mal, soalnya susah ga?..." tanya salah satu teman saya. Mereka hanya bisa menjawab "Kuping gue pengeng lama-lama nih listening ga kelar- kelar soalnya, kirain 150 eh 200".

Setelah mengikuti tes rasanya seisi fikiran habis terkuras, rasa lapar dan dahaga pun menyelimuti. Tapi tak apa, rasanya dua jam itu menjadi salah satu pengalaman yang tak terduga sekaligus tak terlupakan bagi saya. Apapun hasilnya nanti ,harus yakin  bahwa itulah yang terbaik dan harus diterima dengan lapang dada.

Okeh, mungkin segitu dulu yang bisa disampaikan. Maaf karena tidak bisa cerita panjang-panjang, semoga saja ini menjadi salah satu pembuka yang manis dari tagline dua jam per delapan bulan.

Semoga minggu depan kita bertemu lagi dalam tulisan-tulisan berikutnya.

Jakarta, 21 November 2020

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun