Mohon tunggu...
Kahfi
Kahfi Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penikmat wacana sosial, politik, agama, pendidikan, dan budaya

Manusia bebas yang terus belajar dalam kondisi apapun, Jangan biarkan budaya menjiplak ditengah ekonomi yang retak.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Taliban Afghanistan, Butuh Simbol Pemersatu Rakyat

24 Agustus 2021   19:22 Diperbarui: 24 Agustus 2021   19:33 638
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://www.gatra.com/

Sehingga, masyarakat global pun tak perlu turut campur dalam merumuskan ideologi bangsa dan semboyan yang akan menyatukan perbedaan cara pandang masyarakat Afghanistan dalam menjalani aktifitas sosial. 

Karena, persaturan dan kesatuan yang terjalin oleh pemimpin Afghanistan dan kelompok Taliban akan menandai era baru Afghanistan dimasa mendatang. 

Sebagai negara maju nan melimpah sumber daya alam tentunya Afghanistan dapat mengelola negara tersebut tanpa keterlibatan negara lain yang hanya untuk mengeruk kekayaan hasil bumi yang dimilikinya.

Hubungan bilateral yang terjalin dengan negara lain, itu adalah hubungan kerjasama yang saling menguntungkan bukan untuk melakukan penjajahan atau penindasan demi mendapatkan keuntungan sebagaimana pernah dialami Indonesia sebelum merdeka. 

Banyak hasil bumi yang dirampas oleh negara jajahan, khususnya Belanda yang sampai kapanpun tidak akan pernah lupa dalam ingatan anak bangsa mempelajari sejarah tentang Indonesia.

Pada akhirnya, kita menantikan perwujudan undang-undang dan ideologi negara Afghanistan yang diterapkan dalam masyarakat guna mewujudkan negara yang menjalin persatuan dan kesatuan tanpa meninggalkan penindasan terhadap suku, budaya, dan etnis lain yang terdapat dalam negara  Afghanistan. 

Kemudian, kiranya negara lain tak turut serta dalam memberikan propaganda yang membuat terciptanya persatuan dan kesatuan antara pemerintah Afghanistan dan kelompok taliban itu tidak terjadi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun