Mohon tunggu...
Ahmad Kafin azka
Ahmad Kafin azka Mohon Tunggu... Human Resources - Mahasiswa dan Santri

mahasiswa dan santri

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Jangan Mogok Nulis! Jadilah Penulis yang Produktif

8 Agustus 2021   23:40 Diperbarui: 9 Agustus 2021   16:04 337
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
JawaPos.comSering Kehabisan Ide untuk Menulis? Coba Lakukan 7 Langkah ini

Mungkin ketika membaca judul diatas, saya bisa menebak sesuatu yang terlintas difikiran kalian adalah perkataan "jangankan mogok, nulis aja belum pernah", atau "ini nih, sama dengan apa yang aku alami" atau bahkan "nulis kok mogok. kan tinggal tulis aja" dan tentunya fikiran yang terakhir mengatakan "halahh yo bahh" yang terakhir adalah orang yang apatis terhadap menulis, ia bisa jadi tidak bisa menulis dan tidak pernah berkeinginan untuk bisa menulis (jangan dicontoh ya !).

Disini sudah tentu yang dimaksud bukan menulis yang seperti anak SD dengan cara menyalin tulisan dari buku ke buku lain ya, tapi sudah jelas yang dimaksud disini adalah menulis yang bersifat mengarang atau menulis tulisan ilmiah (dengan referensi).

Semua orang pasti punya kesibukan dan rasa malas yang tiba-tiba berkunjung ke dalam diri seseorang tersebut. Jadi wajarlah jika semua tujuan yang tiba-tiba tersendat dan tidak bisa kembali lagi berproses seperti apa yang diharapkan. Contohnya saja menulis. Atau sibuk kalau dalam istilah kita yaitu"isytigol".

Tapi, bagi sebagian orang terkadang mogok menulis sendiri tidak begitu menjadi halangan atau hambatan ketika seseorang tersebut ingin meneruskan hobi menulis ini lagi, karena itu saya mengklarifikasikan seorang penulis itu menjadi dua macam.

Pertama, yaitu penulis yang bisa menulis karena kecerdasannya. Ini merupakan orang yang baru saya sebut diparagraf sebelumnya. Bagi tipe orang seperti ini, menulis adalah hal yang mudah, dengan pengetahuan yang mini, ia tetap bisa menuangkannya menjadi tulisan yang dikemas rapi layaknya orang yang telah lama berkecimpung di dunia tulis menulis.

Namun tipe pertama ini, ia amat mudah menyepelekan kaidah-kaidah yang ada dalam dunia kepenulisan. Seperti cara penempatan huruf kapital yang benar, tanda baca yang benar dan lain sebagainya. (mungkin itu saja kelemahannya)

Kedua, yaitu penulis yang bisa menulis karena ketekunannya. Untuk tipe yang kedua ini, mungkin bisa dikatakan mereka adalah orang dengan IQ rendah (contohnya saya, tapi nggak tekun wkwkwk). Tetapi dengan ketekunannya dalam berlatih menulis, bisa dikatakan frekuensi ketekunannya diatas rata-rata.

Sehingga ketika ia mogok menulis, efeknya amat terasa disaat ia mau berjibaku pada dunia menulis lagi. Dan ia pun dituntut untuk kembali menjadi insan yang produktif dan kembali lagi menggali kiat-kiat menulis yang baik dan benar.

Dan setelah membaca dari pembagian tipe-tipe penulis di atas, cobalah intropeksi pada diri masing-masing. Termasuk kategori manakah dikau ?

Jika bukan dari salah satu keduanya, kemungkinan besar kalian belum bisa menulis ! jika dari diri kalian terdapatkan potensi menulis, pasti kalian adalah orang dalam kategori yang berkata "jangankan mogok, menulis aja nggak pernah"diparagraf pertama tadi.

Karena ungkapan tersebut mengartikan bahwa dalam diri seseorang itu terdapat rasa penasaran. Tentunya penasaran pada dunia kepenulisan, hal ini bisa dipastikan semisal dengan diadakannya sebuah seminar kepenulisan yang murah atau gratis dan ia tertarik untuk ikut itu.

Namun sayangnya, disekitar kita saat ini, amat sedikit sekali sebuah seminar atau pelatihan kepenulisan diadakan, sehingga ketika kita hendak mencetak kader-kader penulis itu sangat sulit. Terlebih oleh atasan, dunia kepenulisan tidak begitu diperhatikan. Sehingga jika kita memaksakan, butuh tenaga dan fikiran ekstra untuk merealisasikan hal tersebut.

Apalagi saat ini kita merupakan orang yang sedang terjebak pada kondisi disekitar orang-orang yang tidak suka menulis. Bagaimana tidak ? penulis sekelas Tere Liye berkunjung dan siap memberi kiat-kiat menulis saja orang-orang tersebut tidak tertarik. Sudah seyogyanya orang-orang tersebut (kalian juga sih) membaca tulisan ini sampai habis hehe.

Kembali lagi, mogok nulis itu tidak enak, meski pernah menjadi orang yang produktif dalam menulis tetap saja tidak enak. Sulit sekali rasanya untuk mengulangi kembali. Maka dari itu saya mulai sadar, menulis adalah hal yang harus tetap menjadi hobi dan terus ditekuni karena saya yakin saya cocok dengan hobi ini.

Selama mogok menulis, saya selalu mengingat-ingat apa motivasi saya untuk kembali menulis. Meski dalam beberapa bulan kemaren sempat mogok, akhirnya saya teringat kata-kata bapak Ngainun Na'im dalam bukunya The Power Of Writing "tulislah apa yang kamu rasakan" dan segeralah ingatan itu menjadi sebuah ide untuk kembali menulis, dan jadilah artikel ini, meski tidak begitu baik.

"Yang saya rasakan adalah apa yang saya alami saat ini, maka saya tuliskan itu" maksudnya, tidak ada alasan untuk tidak menulis, apapun yang sedang kita alami, rasakan, itu tuliskanlah. Contoh saja artikel ini, saya menuliskannya karena saya sudah lama tidak menulis, sehingga saya tuliskan saja apa yang selama ini saya rasakan saat mogok nulis.

Pada intinya, tujuan dari dituliskannya artikel ini, adalah supaya kalian tidak terjebak pada kondisi mogok seperti yang saya alami. Bisa jadi selamanya kalian tidak mau lagi ingin bisa menulis. Jika kalian merasa cerdas, baru saya persilahkan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun