Berbagai alternatif telah kami lakukan untuk membangunkan para santri bersamaan. Bahkan mesin penyemprot padi (entah apa itu namanya) sudah pernah dicoba, namun nihil, justru kami yang malah kewalahan. Biasalah, santri gak pernah nyemprot di sawah, jadi pegel nih pinggal.
Terkadang, musyawarah pun dilakukan untuk membuat inovasi baru cara membangunkan santri, lagi-lagi pas subuh. Padahal pengurus selalu wanti-wanti malamnya supaya menyegerakan tidur. Salah satunya dengan mematikan seluruh lampu di asrama-asrama. Namun apa daya, pasti ada saja celah agar mereka tetap terkena terang cahaya, alias tetap terjaga. Maklumlah anak remaja, pinginnya begadang terus.
Meski kenyataannya demikian, kami sebagai pengurus tidak akan henti-hentinya untuk membangunkan para santri. Walaupun faktanya seperti itu, kami  tidak akan berhenti berinovasi, entah itu nanti cara seperti apa, ditunggu. Sebenarnya intinya satu dari semua permasalahan ini, apa susahnya sih bangun kang?