Mohon tunggu...
Kartika E.H.
Kartika E.H. Mohon Tunggu... Wiraswasta - 2020 Best in Citizen Journalism

... penikmat budaya nusantara, buku cerita, kopi nashittel (panas pahit kentel) serta kuliner berkuah kaldu ... ingin sekali keliling Indonesia! Email : kaekaha.4277@yahoo.co.id

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Testimoni Faktual Pelanggan Si-Listrik Pintar PLN

16 April 2016   19:37 Diperbarui: 4 April 2017   17:16 2526
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Kartu Pelanggan Listrik Pintar (Foto : Koleksi Pribadi)"][Kartu Pelanggan Listrik Pintar (Foto : Koleksi Pribadi)]

Hampir 3 tahun sudah saya menjadi pelanggan si Listrik pintar PLN. Jujur, awalnya saya masih merasa ragu bahkan sama sekali tidak tertarik dengan konsep teknologi si Listrik Pintar yang saat itu sedang gencar-gencarnya di sosialisasikan di Banjarmasin dan Kalimantan Selatan, karenanya tidak ada sedikitpun niatan dan keinginan saya untuk mencari tahu informasi tentang Listrik Pintar PLN, apalagi untuk bermigrasi menjadi pelanggannya.

Walaupun akhirnya saya bersentuhan juga dengan Si Listrik Pintar, semuanya berawal dari sebuah kebetulan alias tanpa saya sengaja plus sedikit paksaan halus dari PLN. Begini ceritanya,  kebetulan mulai awal 2013 jaringan listrik di rumah yang menyatu dengan toko kelontong yang saya kelola sering mati atau jeglek meternya. Setelah saya cek, ternyata daya listrik terpasang di rumah saya memang sudah tidak memadai lagi untuk memenuhi kebutuhan konsumsi listrik keluarga kami. Kebetulan di bulan Agustus berikutnya, bertepatan dengan ulang tahun PLN ada program tambah daya gratis yang saat itu gencar di promosikan oleh PLN Banjarmasin.

Tanpa menunggu lama, dengan melengkapi persyaratan yang diperlukan seperti KTP, rek pembayaran terakhir dan materai akhirnya saya mengajukan permohonan kenaikan daya listrik untuk rumah saya. Saat mengisi formulir pengajuan, disinilah saya baru bersentuhan dengan istilah listrik prabayar atau Listrik Pintar. Pada kolom isian pilihan alat meter listrik terdapat dua optional yaitu meter reguler (pascabayar) dan meter baru digital (prabayar), karena tidak ada niatan untuk bermigrasi menjadi pelanggan pasca bayar/listrik pintar, maka saya conteng pilihan pada meter reguler/pascabayar setelah selesai dan saya kembalikan kepada petugasnya, betapa kagetnya saya ketika diberitahu bahwa opsi pilihan saya untuk meter reguler/pascabayar sudah tidak tersedia lagi dengan alasan mesin meterannya sudah tidak ada stoknya lagi. Artinya, mau tidak mau saya harus memilih mesin meter baru/prabayar. Sebenarnya saya sempat protes untuk masalah ini. Tapi, karena menurut penjelasan dari petugas yang melayani saya saat itu, kebijakan ini dari pusat dan berlaku nasional! Ya sudah, akhirnya saya menyerah.... Inilah yang saya sebut sebagai paksaan halus dari PLN. Karena akhirnya otomatis termigrasi ke listrik prabayar, maka saya dikenai biaya paket awal pulsa listrik yang nantinya tertanam secara otomatis di meter prabayar baru dengan besaran nominal bervariasi dan untuk yang ini Kita bisa memilih sesuai budget. Paket awal pulsa listrik ini nantinya bisa kita gunakan di awal pemakaian setelah meter prabayar dipasang menggantikan meter reguler yang lama. Jadi kita tidak perlu bingung lagi mencari atau membeli pulsa listrik setelah meter prabayar terpasang.

Setelah menunggu sekitar 2 (dua) minggu, akhirnya meter listrik lama saya diganti juga dengan meter pulsa listrik digital dengan daya baru sesuai permohonan saya dan tanpa menunggu lama listrik langsung menyala dengan menggunakan pulsa paket awal yang sudah terisi di meter listrik. Setelah memasang meter listriknya, petugas pemasang memberikan penjelasan singkat mengenai teknik operasional meter prabayar, biasanya tentang teknik atau cara mengisi pulsa dan cara membaca sisa pulsa pada layar monitor  yang sudah dikonversi dalam satuan kwh, termasuk cara setting alarm penanda batas minimal pulsa (dalam satuan kwh) sebagai tanda untuk pengisian ulang pulsa listrik. Sayang ketika saya meminta brosur kata petugas pemasang stoknya sedang kosong.

 [caption caption="Profil keunggulan Listrik Pintar (gambar : bp.blogspot.com)"]

[Profil keunggulan Listrik Pintar (gambar : bp.blogspot.com)]

 

Memang harus diakui, khusus untuk lompatan teknologi dari inovasi ”listrik pintar” yang digulirkan PLN sejak 5 tahunan yang lalu, tidak hanya memberikan wacana manfaat lebih saja kepada pelanggan, tapi memang memberikan manfaat dan kemudahan dalam arti sebenarnya seperti klaim PLN dalam berbagai bentuk alat promosi dan sosialisasi yang banyak bertebaran di mana-mana. Walaupun memang masih ada beberapa item yang memerlukan perbaikan dan penyempurnaan, saya yang awalnya sempat meragukan program listrik prabayar PLN dengan label "Listrik Pintar" ini, sekarang setelah hampir 3 (tiga tahun) menjadi pelanggan benar-benar merasakan banyak manfaat dan kemudahan dari si listrik pintar. Berikut rincian manfaat dan kemudahan yang saya dapatkan setelah merasakan sendiri menjadi pelanggan listrik pintar PLN, 

1. Tidak ada biaya beban bulanan/abonemen

Pada saat masih menggunakan listrik program reguler (pascabayar), saya dikenai biaya abonemen atau biaya tetap berlangganan yang tetap diperhitungkan oleh PLN apapun kondisi dan berapapun pemakaian listrik kami. Intinya, dipakai atau tidak pasokan listrik dari jaringan PLN, bagus atau jelek layanan PLN biaya abonemen ini tetap ditagih oleh PLN dengan besaran yang tetap. Sekarang, sejak menjadi pelanggan listrik pintar, kita tidak ada elemen biaya abonemen. Jadi berapapun uang yang kita belanjakan untuk beli pulsa listrik semuanya akan dikonversi menjadi Kwh setelah dikurangi PPJ 5% dan biaya adm pembelian pulsa token listrik sebesar Rp.2500-3000,- (tergantung bank penyedia)

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun