Pada suatu ketika, Fatimah az-Zahra, putri Rasulullah menderita sakit dan sedang tidak berselera untuk mengasup makanan. Demi melihat sang istri yang terlihat lemah dan kurang bersemangat, Ali bin Abi Thalib sang suami merasa prihatin dan berusaha menghibur sang istri.
"Dalam keadaan seperti ini, mungkin adinda menginginkan sesuatu?" Tanya Ali dengan lembut dan penuh kasih sayang.
"Dinda ingin mengasup buah delima kanda!" Jawab Fatimah dengan suara yang masih lemah.
Mendengar permintaan istri terkasih, Ali langsung bergegas mengambil wudhu dan setelahnya bermunajat kepada Allah SWT dengan shalat 2 rakaat dilanjut dengan berdoa penuh kekhusyuan.
Ali langsung menyampaikan permintaan istrinya kepada Allah SWT yang Maha Kaya dan Maha berkuasa atas segala sesuatu. Ali sadar tidak bisa berbuat apa-apa tanpa pertolongan dan ijin Allah SWT. Saat ini Ali sama sekali tidak mempunyai sepeser uangpun untuk membeli sebiji buah delimapun.
Baca Juga : Kisah Penjual Susu, Pewaris Kesalehan Khalifah Umar bin Abdul Aziz
Dengan keyakinan akan pertolongan Allah SWT, Ali bin Abi Tahlib tetap berikhtiar dengan tetap beangkat ke pasar untuk mebelikan buah delima buat istrinya. Bersyukurnya, di tengah jalan Ali bertemu dengan beberapa sahabbat yang berkenan untuk memberikan pinjaman uang untuk membeli buah delima, tidak tanggung-tanggung para sahabat mau meinjamkan uang berapapun yang disebutkan oleh Ali.
Tapi, Ali tetap saja hanya berkenan untuk meminjam sejumlah 1 dirham saja atau cukup untuk membeli sebutir buah delima yang diinginkan oleh sang istri, Fatimah az-Zahra.
Setelah mendapatkan buah delima merah segar, Ali langsung bergegas pulang. Ditengah perjalanan Ali melihat seorang lelaki tua tengah tergeletak di pinggir jalan, tampak lemah dan tidak berdaya, sangat memprihatinkan!
"Apa yang terjadi denganmu hai pak tua?" Tanya Ali lembut kepada kakek tua yang hanya bisa menggerakkan dan membuka separuh matanya saja.
"Hai anak muda, aku telah lima hari terbaring lemah disini, aku kelaparan dan tidak punya sesuap makananpun. Bisakah kau memberiki sebiji buah delima?" Dengan terbata-bata, si bapak tua menjelaskan keadaan dan permintaanya.
Mendengar penjelasan dan permintaan si bapak tua, seketika muncul dilema dalam dirinya. Saat ini Ali memang memegang sebuah buah delima merah segar, tapi itu merupakan permintaan istrinya di rumah yang juga dalam keadaan sakit, lemah tak berdaya.
Jika satu-satunya buah delima ini kuberikan kepada orang tua ini, bagaimana dengan istriku yang juga membutuhkannya!? Tapi kalau bapak tua ini tidak juga kuberi buah delima, berarti aku abai kepadanya dan juga pada besarnya pahala dari Allah SWT. Batin Ali kembali saling bertempur, saling mendapatkan alibi terbaik.
Baca Juga : Kisah Qadi Abu Bakar Berjodoh dengan Pewaris Berlian Temuannya
Alhamdulillah, akhirnya Allah memberi petunjuk. Muncul gagasan Ali untuk membelah duah delima itu menjadi dua bagian. Belahan pertama langsung diberikan kepada si bapak tua, sedangkan belahan berikutnya kembali dimasukkannya ke dalam kantong dan dibawa pulang untuk istrinya.
Masha Allah, sesampai dirumah Ali justeru mendapati istrinya Fatimah az-Zahra sudah kembali terlihat segar bugar dan telah beraktifitas seperti biasa. Bahkan, Fatimah az-Zahra sendiri yang menyambut kedatangan sang suami sepulang dari pasar dengan keceriaan seperti biasanya..
"Kenapa Kanda terlihat murung?" Tanya Fatimah ketika mendapati wajah sang suami justeru terlihat murung sesampai dirumah. Mendengar pertanyaan Fatimah, Ali langsung menjelaskan semua kejadian yang terjadi selama perjalanannya membeli buah delima kepada sang istri.
"Kanda, kalau begitu alangkah lebih baik lagi kalau buah delima itu diberikan saja kepada bapak tua itu lagi! Karena atas ijin Allah SWT, sesaat setelah kanda pergi tadi tubuhku kembali sehat dan segar bugar seperti biasanya." Kata Fatimah dengan penuh kasih sayang.
Mendengar penjelasan dan permintaan istrinya, wajah Ali langsung berbinar-binar penuh cahaya dan hendak langsung mengantarkan separuh buah delima yang dipegangnya kepada si bapak tua di pinggir jalan tadi. Tapi tiba-tiba datang seseorang yang mengetuk pintu dan setelah dibuka, ternyata sahabat Salman Al Farisi yang datang atas perintah Rasulullah untuk mengantarkan buah delima merah untuk sang puteri, Fatimah az-Zahra.
Seketika, Salman al-Farisi langsung memberikan sebungkus kantong berisi sembilan buah delima merah itu kepada Ali dan berkata “Ini ada buah delima dari Rasulullah untuk Fatimah.”
Baca Juga : Kisah Mubarak, Gagal Memilih Anggur Manis yang Berbuah Bidadari
“Kalau benar ini dari Rasulullah SAW, pasti jumlahnya sepuluh. Bukan sembilan, hai sahabatku Salman!” Jawab Ali sambil tersenyum kepada Salman.
Mendengar pernyataan Ali, sontak Salman al-Farisi terkaget-kaget dibuatnya.
“Bagaimana engkau tahu wahai Ali, Rasulullah mengirimkan 10 buah delima?” Tanya sahabat Salman yang ternyata memang sengaja menguji keyakinan Ali. Ternyata Salman memang sengaja menyembunyikan satu buah delima merah dibalik bajunya.
“Barangsiapa membawa amal yang baik, maka baginya (pahala) sepuluh kali lipat amalnya; dan barangsiapa yang membawa perbuatan jahat maka dia tidak diberi pembalasan melainkan seimbang dengan kejahatannya, sedang mereka sedikitpun tidak dianiaya (dirugikan). (QS. Al An'am : 160)
Itu jawabnya, kata Ali kepada sahabat Salman dengan senyuman penuh arti. Sedangkan Salman yang akhirnya melihat dengan mata kepala sendiri kejaiban bersedekah sekaligus benarnya janji Allah SWT, semakin kuat keimanannya dan dengan tersipu mengeluarkan sebuah delima merah lagi dari balik bajunya.
Semoga Bermanfaat!
Salam dari Kota 1000 Sungai, Banjarmasin nan Bungas!