Mohon tunggu...
Kartika E.H.
Kartika E.H. Mohon Tunggu... Wiraswasta - 2020 Best in Citizen Journalism

... penikmat budaya nusantara, buku cerita, kopi nashittel (panas pahit kentel) serta kuliner berkuah kaldu ... ingin sekali keliling Indonesia! Email : kaekaha.4277@yahoo.co.id

Selanjutnya

Tutup

Segar Pilihan

Merdeka dari Belenggu Aquaphobia

15 April 2021   12:04 Diperbarui: 15 April 2021   12:15 1178
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Memandang Lautan | @kaekaha

Kecelakaan Bus Pemicu Trauma

Kecelakaan maut antara dua bus penuh penumpang, layaknnya adu banteng di tengah hutan di salah satu daerah di Jawa Timur tahun 1982 silam ternyata begitu membekas dalam alam bawah sadar saya. 

Saat tersadar, saat itu saya merasa berada di kedalaman air keruh berwarna cokelat kemerah-merahan dan tidak bisa melihat apapun. Ditengah kesadaran yang masih belum sempurna, saya merasa ada tangan yang merengkuh tubuh saya dan membawa saya naik ke permukaan. 

Sesampai di pemukaan air, saya baru bisa melihat pemilik tangan kokoh yang berkenan mengangkat tubuh mungil saya yang saat itu belum genap menjadi balita sampai permukaan. Sayang, wajah yang dibagian pelipis kirinya tampak sobek itu sama sekali tidak saya kenali, karena seluruh mukanya tertutup warna merah darah segar.

Baca Juga :  Terus Berikhtiar, Pasar Wadai Ramadan-pun Move On ke Layanan Online

Sampai saat ini, saya masih ingat dengan nada berat suaranya yang berusaha menenangkan saya, saat membawa tubuh saya menuju ke tepian sungai dengan cara berenang . 

"Tenang ya dik, Insha Allah kita selamat!" ucapannya saat itu.

Sayangnya, sejak sosok itu menyerahkan saya kepada seseorang di tepi sungai yang seluruh tubuhnya juga terbalut darah segar berwarna merah, saya tidak pernah lagi melihat, bertemu apalagi mengenali sosok yang telah menyelamatkan saya dari dasar sungai. Saya ingat, setelah menyerahkan saya kepada seseorang di pinggir sungai sosok itu pamit untuk kembali lagi ke dalam air untuk menyelamatkan korban yang lain dan saya dibawa oleh masyarakat yang kebetulan lewat ke Puskesmas terdekat.

Wajah Kota 1000 Sungai | @kaekaha
Wajah Kota 1000 Sungai | @kaekaha

Efek Trauma

Alhamdulillah, dalam kecelakaan maut yang menewaskan lebih dari separuh penumpang bus itu, saya, adik, ibu dan bapak semua selamat, kecuali saya yang hanya mengalami luka lecet di punggung kaki sebelah kanan, ibu, bapak dan adik saya semuanya mengalami patah tulang pada tangan dan kaki serta beberapa luka memar di bagian tubuh lainnya.

Hanya saja, tanpa saya sangka-sangka kecelakaan maut yang akhirnya juga menenggelamkan dua bus sampai tidak terlihat bangkainya di kedalamn salah satu sungai terbesar di Jawa Timur itu berbuntut sangat panjang dan membekas begitu dalam di alam bawah sadar saya. Akibatnya, tanpa saya sadari saya menjadi takut dengan air alias aquaphobia.

Saya takut melihat apalagi harus turun ke dalam genangan/kantong air atau akumulasi air, seperti kolam renang, sungai, rawa dalam, danau dan laut. Setiap berada di dekat tempat-tempat yang berair seperti itu, saya merasa seperti ada yang memanggil dan menarik-narik saya untuk turun dan masuk kedalam air.

Baca Juga :  Meluruskan Kekeliruan Massal "Umat Muslim"

Akibatnya, sampai saat ini saya selalu memilih untuk tidak dekat-dekat dengan tempat atau obyek destinasi baerbasis air. Ironis memang, apalagi jika melihat saat ini saya tinggal di Kota 1000 Sungai, Banjarmasin. Kota yang hampir setiap jengkal wilayahnya adalah air. 

Selain itu, ada satu hal lagi yang membuat saya kadang-kadang menyesali status kejiwaan saya yang mengidap aquaphobia, yaitu hilangnya potensi mendapatkan pahala sunnah. Karena takut air, maka saya juga takut untuk belajar berenang. Padahal, seperti yang di sampaikan oleh Rasulullah, berenang, berkuda dan memanah merupakan olahraga yang dianjurkan alias disunnahkan dalam Islam. 

Sayangnya lagi, gara-gara saya yang takut air, akhirnya dalam keluarga saya sama sekali tidak ada minat pada beragam olahraga air dan ini artinya, sama saja dengan membuang potensi pahala besar dari sunahnya Rasulullah bagi anak-anak saya, bahkan bisa jadi sampai pada anak cucu mereka juga kelak, khususnya dari olahraga berenang.

Waterboom Dekat Rumah | @kaekaha
Waterboom Dekat Rumah | @kaekaha

Ramadan Kembali Belatih di Air

Alhamdulillah, sejak pandemi covid-19 yang mewajibkan anak-anak lebih banyak beraktifitas dirumah, akhirnya malah mendapatkan wawasan mereka pada "kubangan air", setelah kakak sulung mereka atau anak pertama saya yang mondok dan menghafal quran di salah satu pesantren di Kabupaten sebelah pulang ke rumah.

Si kakak mengaku sudah bisa berenang, setelah mendapatkan pelajaran wajib berenang dan memanah  di pondok. Bahkan si kakak mengatakan kalau olahraga berenang dan bisa berenang itu asyik banget!

Berangkat dari cerita si kakak, akhirnya anak-anak minta "main air" di waterboom yang lokasinya tidak jauh dari rumah. Berangkat dari niat saya untuk mengenalkan anak-anak dengan "kubangan air", agar mereka kelak juga  tidak seperti saya, takut air. Meskipun dengan sedikit terpaksa, akhirnya saya memang harus buang jauh-jauh ego sekaligus kesalahan fatal saya memelihara aquaphobia dan membawa anak-anak main di kubangan air, eh kolam air maksudnya!

Baca Juga :  "Belungka Batu" Bertebaran di Pinggir Jalan, Pertanda Ramadan Sebentar Lagi!                                    

Bersyukurnya, melihat anak-anak yang bersuka ria bermain air, muncul juga niatan saya merasakan asyiknya bermain air bersama mereka, sekaligus berusaha menerapi diri dari aquaphobia.

Alhamdulillah, setelah beberapa kali menerapi diri dengan bimbingan si sulung yang ternyata memang sudah lihai berenang, sedikit demi sedikit ketakutan saya pada air berangsur-angsur berkurang juga, walaupun belum hilang sepenuhnya tapi "pandangan" saya kepada "kubangan air" sudah sangat jauh berbeda. 

Sekarang, dengan dibimbing si sulung yang sudah libur Ramadan, saya berharap bisa lebih intensif lagi menerapi diri untuk merdeka dari aquaphobia, sekaligus bisa belajar dan mengasah skill berenang lebih baik lagi demi menggapai pahala sunnah yang melimpah. Insha Allah.

Semoga Bermanfaat!

Salam dari Kota 1000 Sungai, Banjarmasin nan Bungas!

Kompasianer Banua Kalimantan Selatan | KOMBATAN
Kompasianer Banua Kalimantan Selatan | KOMBATAN

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Segar Selengkapnya
Lihat Segar Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun